Berdasarkan perspektif ekologi
kebudayaan yang disebutkan oleh Awang (2004), kehutanan sosial merupakan suatu
pola interaksi antara petani, teknologi,dan lahan/hutan. Melalui pandangan
tersebut dapat dipahami bahwa keputusan petani dalam pengelolaan lahannya
sangat tergantung pada keadaan lahan dan input teknologi yang kemudian
mempengaruhi keputusan petani berdasarkan status sosialnya. Dalam penelitian
ini, pemikiran teoritis tersebut diterjemahkan dalam kerangka empirik yang
sesuai dengan keadaan di lapangan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan petani mengikuti program kerjasama hutan rakyat.
Pada umumnya faktor-faktor yang
berpengaruh tersebut menurut
Suharjito (2012) adalah:
1.
Kejelasan hak penguasaan atas lahan.
Petani bersedia membudidayakan pohon apabila ada kepastian atas hak penguasaan
lahan. Kepastian penguasaan lahan diperlukan oleh petani untuk menjamin
investasinya, jaminan memperoleh manfaat dari pohon-pohon tersebut. Biasanya
petani melaksanakan budidaya pohon-pohon pada lahan milik individual dan tidak
bersedia melaksanakannya pada lahan komunal atau lahan
negara karena lahan milik memberikan jaminan lebih pasti untuk memperoleh
manfaat dari pada lahan komunal atau lahan negara;
2.
Luas lahan yang dikuasai. Rumahtangga
miskin yang menguasai lahan sempit lebih cenderung menggunakan lahannya untuk
tanaman pangan, tanaman jangka pendek, atau tanaman subsisten dari pada tanaman
pohon-pohon. Rumahtangga yang memiliki lahan sempit cenderung memilih jenis
tanaman yang lebih intensif;
3.
Ketersediaan tenaga kerja. Rumahtangga
yang kekurangan tenaga kerja pada musim-musim tertentu karena kegiatan migrasi cenderung
membudidayakan pohon-pohon karena budidaya pohon-pohon membutuhkan masukan
tenaga kerja yang rendah dan memberikan pendapatan yang relatif tinggi;
4.
Ketersediaan dan akses pada pasar
produk kayu mendorong budidaya pohon-pohon;
5.
Tingkat kekayaan. Jumlah rumahtangga
miskin yang menanam pohon-pohon lebih sedikit dari pada rumahtangga kaya,
demikian pula jumlah pohon yang ditanam oleh rumatangga miskin lebih sedikit
dari pada jumlah pohon rumahtangga kaya.
Sedangkan menurut Dewi et al. (2011), faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan petani dalam bermitra dapat dimodelkan sebagai berikut:
keterangan :
Y = Dummy
keputusan petani 1, jika petani memilih kemitraan 0, jika petani memilih tidak
bermitra atau non mitra
X1 = Usia petani (Tahun)
X2 = Luas lahan (Ha)
D1-D3 = Dummy tingkat
pendidikan petani
D1
= 1, jika tingkat pendidikan petani adalah PT 0, jika lainnya
D2
= 1, jika tingkat pendidikan petani adalah SMA 0, jika lainnya
D3
= 1, jika tingkat pendidikan petani adalah SMP 0, jika lainnya
X3 = Pengalaman berusahatani (Tahun)
D4 = Dummy
persepsi petani tentang kemitraan 1, jika persepsi petani adalah baik 0, jika
lainnya
D5 = Dummy
pengaruh petani lain 1, jika dipengaruhi oleh petani lain 0, jika tidak
dipengaruhi oleh petani lain
X4 = Jumlah anggota keluarga (Orang)
β0 - β9 = Koefisien regresi
e
= Kesalahan