Thursday, June 13, 2019
Pengertian Statistika Deskriptif (skripsi dan tesis)
Statistika deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan metode atau cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data. Statistik deskriptif mengacu pada bagaimana menata atau mengorganisasi data, menyajikan, dan menganalisis data. Menata, menyajikan, dan menganalisis data dapat dilakukan misalnya dengan menentukan nilai rata-rata hitung dan persen / proposisi. Cara lain untuk menggambarkan data adalah dengan membuat tabel, distribusi frekuensi, dan diagram atau grafik (Sugiyono, 2006).
Dampak Percepatan (skripsi dan tesis)
Dampak paling nyata dengan adanya percepatan adalah kenaikan
biaya langsung (direct costs) (Clough et al. 2000; Gould & Joyce 1994). Biaya
langsung ini berhubungan dengan biaya bahan bangunan, biaya operasi
peralatan, biaya pekerja dan biaya subkontraktor (Ashworth 2002; Gould &
Joyce 1994). Sementara biaya tidak langsung (indirect cost) cenderung
menurun akibat berkurangnya waktu proyek (Clough et al. 2000). Biaya tidak
langsung ini berhubungan dengan biaya pengeluaran kantor (home office
overhead) dan biaya pengeluaran umum proyek (project overhead).
Biaya pengeluaran kantor kantor kontraktor digunakan untuk
menfasilitasi proyek konstruksi, yang termasuk didalamnya seperti biaya
kantor pusat, kantor cabang, workshop, gudang umum untuk bahan bangunan
dan peralatan konstruksi, biaya legal dan admistrasi keuangan, pemasaran,
biaya kualifikasi perusahaan, biaya sehubungan dengan pelelangan.
Sementara, biaya tidak langsung di lokasi proyek dapat berupa biaya
keamanan (e.g. pemagaran proyek, satuan pengamanan), tanda/
keterangan/ petunjuk, pembangunan barak, kantor direksi, gaji dan benefit
staf proyek yang mewakili kontraktor termasuk manajer lapangan atau biaya
supervisi (Ashworth 2002; Gould & Joyce 1994).
Biaya tidak langsung kategori kedua ini yang akan turun bila waktu
proyek diperpendek. Tetapi terbatas pada biaya supervisi atau biaya
variabel (variable cost) seperti gaji pengawas maupun logisti (e.g..
makanan). Sedangkan biaya tetap (fixed cost) seperti biaya pembuatan
barak pekerja dan bagar pengamanan misalnya bersifat tetap (Ashworth 2002; Clough et al. 2000; Gould & Joyce 1994).
Selanjutnya, dengan ada percepatan waktu proyek, manajemen atau
pengelolaan lapangan menjadi lebih sulit dan kompleks. Hal tersebut
diakibatkan jumlah peralatan dan tenaga kerja akan bertambah tetapi
ruang kerja tetap sama. Waktu kerja perlu diperpanjang (i.e. kerja lembur),
hal ini dapat mengakibatkan tekanan pada manajemer lapangan dan
tenaga kerja menjadi bertambah yang berujung pada sensitaf kerja utamanya
berkaitan dengan suasana keselamatan kerja akan berkurang. Situasi kerja
penuh tekanan dapat dengan mudah terjadi kecelakaan yang dapat
berakibat fatal atau kematian (Suraji et al. 2001).
Akibat bertambahnya pekerja dan peralatan, aliran kerja dilapangan
dapat terhambat yang berakhir dengan produktifitas yang menurun Hanna et al. (2005); Moselhi et al. (2004); dan Thomas (2000). Tanpa perhitungan yang matang sehubungan percepatan waktu pelaksanaan proyek konstruksi akan mengakibatkan biaya langsung akan membengkak diluar kendali (Gould &
Joyce 1994; Hanna et al. 2005). Gould & Joyce (1994) merinci dampak
percepatan jadwal pelaksanaan konstruksi sebagai berikut:
pengawasan lebih sulit
efesiensi operasi berkurang
meningkatkan biaya operasi
pembayaran bahan lebih awal
biaya transportasi lebih meningkat
penanganan bahan mebutuhkan
biaya tambah (handling cost)
Alasan Percepatan Proyek (skripsi dan tesis)
Menurut (Gould & Joyce 1994), jadwal proyek dipercepat, karena
alasan kontrak. Alasan ini dapat disebabkan oleh suatu aktifitas atau item
pekerjaan perlu diselesaikan pada waktu tertentu atau dipercepat.
Misalnya untuk menghindari cuaca yang didasarkan atas berita ramalan
cuaca yang tidak biasa terjadi, salah satu item pekerjaan tidak mungkin
dilaksanakan (e.g. pekerjaan pemancangan fondasi tiang beton dermaga). Dengan alasan waktu secara keseluruhan tidak dapat ditunda, maka item pekerjaan pemancangan yang merupakan item kritis perlu dipercepat dengan konsekuensi biaya ditanggu oleh pemilik proyek.
Alasan kedua, berdasarkan analisis ekonomi, beberapa item pekerjaan bila dipercepat dan jatuh pada periode tertentu dalam satu tahun akan memberikan keuntungan secara finansial. Contohnya adalah pada
periode tertentu alat berat susah didapat/disewa, misalnya pada awal
pelakasanaan proyek alat berat banyak digunakan baik untuk pekerjaaan
bangunan gedung (untuk pembersihan, penggalian lubang fondasi) yang jarang menggunakan alat berat, maupun pekerjaan infrastruktur yang membutuhkan alat berat. Untuk menghindari item pekerjaan tertentu
yang mana pekerjaan tersebut memerlukan alat berat yang sulit
didapat, kalaupun ada sewanya mahal. Tetapi sebagai akibatnya, item
pekerjaan lain perlu dipercepat agar supaya jadwal proyek keseluruhan tidak
terlambat. Contoh lainnya adalah waktu hari besar seperti lebaran atau
akhir tahun dan natal, produktifitas pekerja akan menurun atau jumlahnya berkurang. Untuk menghindari periode tersebut, kadang percepatan pekerjaan akan lebih menguntungkan secara ekonomis.
Alasan ketiga, kadang estimasi biaya yang didasarkan pada periode
tertentu dalam tahun sebelumnya untuk item pekerjaan tertentu lebih rendah
dibandingkan dengan biayanya pada periode tertentu pada tahun berjalan
pelaksanaan proyek konstruksi. Dengan alasan penghematan demi menghindari periode tertentu tahun berjalan yang biayanya lebih mahal, manajer proyek kadang perlu memutuskan untuk mempercepat proyek konstruksi. Contoh paling mudah adalah bila terjadi perubahan kebijakan pemerintah dibidang energi, harga biaya transportasi akan meningkat yang berujung peningkatan biaya bahan bangunan. Untuk menghindari kerugian
item pekerjaan yang berpengaruh langsung, percepatan waktu proyek
dapat mengurangi kerugian yang lebih besar.
Sementara menurut (Clough et al. 2000), alasan mempercepat waktu
proyek dikarenakan oleh:
keinginan penggunaan jasa untuk
mempercepat durasi total pelaksanaan proyek dengan usulan
tambahan biaya;
untuk menghindari cuaca yang sangat jelek;
untuk membebaskan pekerja untuk proyek yang lain;
untuk membebaskan peralatan untuk proyek lainnya;
untuk mendapatkan bonus dari pengguna jasa atas penyelesaian
pekerjaan lebih awal dari rencana/kontrak; atau
untuk pengaturan keuangan yang jatuh tempo dalam periode
tertentu pada tahun fiskal berjalan.
Istilah dan Defenisi Percepatan (skripsi dan tesis)
Beberapa istilah percepatan proyek dalam bahasa Inggeris adalah project time acceleration yang berarti percepatan waktu proyek dan project compression yang berarti pemadatan jadwal proyek (Clough et al. 2000; Gould & Joyce 1994). Kedua istilah tersebut dapat diartikan langsung dan
mudah dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia. Sedangkan istilah
lainnya dalam bahasa Inggeris adalah least cost expediting dan time cost
trade off (Clough et al. 2000). Istilah yang pertama menyangkut kata dasar
expidite yang artinya accomplish (business) quickly (Pearsall 1999).
Lengkapnya least cost expediting berarti proyek diselesaikan secepatnya dengan ongkos yang paling sedikit. Namun juga istilah expediting di dunia industri konstruksi di Amerika berarti juga dukungan waktu yang cukup untuk
operasi pelaksanaan konstruksi (Clough et al. 2000).
Selanjutnya istilah time cost trade off dapat diartikan secara bebas bahwa perubahan waktu dalam hal ini percepatan waktu proyek akan
memberi dampak pada biaya pelakanaan proyek baik kenaikan
maupun penurunan biaya. Tapi umumnya proyek yang sudah kritis dari
segi jadwal dan mempunyai banyak aktivitas kerja akan memberikan
dampak kenaikan biaya yang signifikan bila dipercepat. Hal tersebut sebagai
imbalan (trade off) perubahan waktu (time). Juga ada istilah lain yaitu
crashing yang artinyanya juga memperpendek waktu proyek secara
total akibat adanya satu atau beberapa aktifitas yang diperpendek
(Gould & Joyce 1994). Jadi percepatan proyek dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan jadwal proyek dengan cara memperpendek satu atau lebih aktivitas baik yang berurutan maupun tidak berurutan yang akibatnya
memperpendek total waktu pelaksanaan proyek sebagaimana
yang telah ditetapkan sebelumnya melalui perjanjian antara pihak
pengguna jasa dengan penyedia jasa konstruksi (i.e. kontraktor)
Uji Rang-Tanda (skripsi dan tesis)
Uji Rang-Tanda dicetuskan oleh Frank Wilcoxon pada tahun 1945 dan saat ini disebut sebagai uji rang-tanda Wilcoxon. Uji ini memanfaatkan baik tanda maupun besarnya selisih. Uji rang-tanda Wilcoxon digunakan untuk kasus dua sampel yang dependen bila skala ukur memungkinkan kita menentukan besar selisih yang terjadi, jadi bukan sekedar hasil pengamatan yang berbeda saja. Uji rang-tanda Wilcoxon cocok digunakan bila kita dapat mengetahui besarnya selisih antara pasangan-pasangan harga pengamatan X1 dan Y1 berikut arah selisih yang bersangkutan. Apabila kita dapat menentukan besarnya setiap selisih, maka kita dapat menetapkan peringkat untuk masing-masing selisih itu. Melalui penyusunan peringkat selisih – selisih inilah uji Wilcoxon memanfaatkan informasi tambahan yang tersedia.
Uji Tanda (skripsi dan tesis)
Uji tanda digunakan untuk menguji hipotesis mengenai median populasi. Dalam banyak kasus prosedur nonparametrik, rataan digantikan oleh median sebagai parameter lokasi yang relevan untuk diuji.
Uji tanda juga mempunyai asumsi dimana asumsinya adalah distribusinya bersifat binomial. Binomial artinya mempunyai dua nilai. Nilai ini dilambangkan dengan tanda, yaitu positif dan negatif. Ini mengapa ia disebut uji tanda.
Uji tanda banyak digunakan karena uji ini paling mudah untuk dilakukan pengujiannya dan tidak memakan waktu yang lama. Pengerjaan pengujian ini terbilang cukup mudah. Apabila setiap nilai pengamatan memiliki nilai lebih besar dari nilai rataannya maka diganti dengan tanda (+). Sedangkan, apabila setiap nilai pengamatan memiliki nilai kurang dari nilai rataannya maka diganti dengan tanda (-). Dan, apabila nilai pengamatannya sama dengan nilai rataannya maka nilai pengamatan tersebut harus dibuang.
Pengujian uji tanda yang pertama dilakukan adalah menentukan hipotesis nolnya beserta dengan hipotesis tandingannya. Tentukan pula taraf nyatanya beserta nilai proporsi peubah binomial X-nya. Kemudian melakukan penghitungan Z hitung (apabila jumlah sampel lebih dari 30) dengan nilai n merupakan jumlah data pengamatan setelah dibandingkan dengan nilai rataannya dan nilai x adalah jumlah data pengamatan dengan tanda (+). Dengan begitu nilai Z akan didapat dan nilai P (proporsi)nya dapat ditentukan. Keputusan H0 akan ditolak apabila nilai P yang didapat lebih kecil atau sama dengan nilai taraf nyatanya.
Uji Tanda (Sign Test) (skripsi dan tesis)
Di dalam menggunakan t test, populasi dari mana sampel diambil harus
didistribusikan normal. Untuk pengujian perbedaan mean dari dua populasi
didasarkan pada anggapan bahwa variance populasinya harus identik/sama. Dalam banyak hal bila salah satu atau dua anggapan tersebut tidak dapat diketahui, maka t test tidak dapat dipergunakan. Dalam hal demikian dapatlah dipergunakan uji nonparametrik yang umum dikenal sebagai uji tanda (sign test). Uji tanda didasarkan atas tanda-tanda, positif atau negatif, dari perbedaan antara pasangan pengamatan. Budan didasarkan pada besernya perbedaan. Uji tanda dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efek dari suatu treatment tertentu. Efek dari variabel eksperimen atau treatment tidak dapat diukur melainkan hanya dapat diberi tanda positif atau negatif saja. Sebagai contoh misalnya: apakah penerangan akan kebersihan dan kesehatan ada manfaatnya untuk menyadarkan penduduk dalam hal kebersihan dan kesehatan. Untuk itu perlu diamati sebelum dan sesudah beberapa
minggu diadakan penerangan. Efek penerangan kesadaran penduduk tidak dapat diukur, tetapi hanya dapat diberi tanda positif atau negatif saja.
Apabila (X-Y) menunjukkan beda dari kedua variabel random dan m
menunjukan median dari beda ini, maka uji tanda dapat dipergunakan untuk menguji hipotesa nilil m = 0 dengan hepotesa alternatif m ≠ 0. Bila benar
haruslah probabilitas untuk memperoleh suatu beda yang bertanda positif sama dengan probabilitas untuk memperoleh beda tanda yang bertanda negatif yaitu masing-masing sebesar 0,5. Uji tanda bertitik-tolak pada kenyataan ini, karena apabila benar, dapatlah diharapkan bahwa beda yang bertanda positif kira-kira sama dengan banyaknya beda yang bertanda negatif dari n buah beda yang diamati. Dengan demikian dapatlah hipotesa nihil dinyatakan dengan P = 0,5, di mana P menunjukan probabilitas untuk memperoleh beda yang bertanda positif. Hipotesa alternatif dinyatakan dengan P ≠ 0,5 bila dipergunakan pengujian dua arah, atau P 0,5 bila dipergunakan pengujian satu arah.
Subscribe to:
Comments (Atom)