Tuesday, June 18, 2019

Metode Pembuangan Akhir Sampah (skripsi dan tesis)

  1. Metode Open Dumping
Open dumping adalah sampah yang ada hanya ditempatkan begitu saja hingga kapasitasnya tidak lagi terpenuhi (Sejati, 2009: 26). Sistem pembuangan Open Dumping merupakan sistem pembuangan sampah yang tertua yang dikenal manusia, dimana sampah hanya dibuang/ ditimbun di suatu tempat tanpa dilakukan penutupan dengan tanah sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan, tempat berkembangnya vektor penyakit seperti lalat dan tikus, menimbulkan bau, pencemaran terhadap air permukaan maupun air tanah dan bahaya kebakaran (Anonim. 1988: 64).
Keuntungan:
  • Mudah dilaksanakan karena tidak membutuhkan metode pengerjaan yang khusus.
  • Lahan yang tersedia tidak memerlukan konstruksi khusus.
  • Biaya murah dalam operasional dan pemeliharaan.
Kerugiannya:
  • Luas lahan yang dibutuhkan cukup besar.
  • Kurang memperhatikan segi estetika terhadap lingkungan.
  • Dapat menimbulkan bau dan gangguan adanya penyebaran vektor penyakit.
  • Kurang memperhatikan segi perlindungan lingkungan karena hasil dekomposisi sampah (leachate) dapat mencemari air tanah.
  1. Open Dumping yang ditingkatkan
Sistem ini merupakan pengembangan dan perbaikan sistem Open Dumping yang diketahui sangat mengganggu lingkungan. Dalam sistem ini timbunan sampah di lokasi TPA tersebut dipadatkan dan dilakukan penutupan dengan tanah setelah TPA penuh atau periode tertentu. Proses perataan dan pemadatan sampah harus dilakukan untuk memudahkan pembongkaran sampah dari truk serta pemanfaatan TPA semaksimal mungkin. Untuk menghindari perkembangbiakan lalat sebelum sampah ditutup dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida dan sedapat mungkin lokasinya jauh dari pemukiman (Anonim. 1988: 64).
  1. Metode Controlled Landfill
Metode ini adalah menimbun sampah pada daerah tersebut sampai pada ketinggian yang dikehendaki atau bisa dengan penggalian tanah sebagai tempat pembuangan sampah, kemudian tumpukan sampah itu ditimbun dengan lapisan tanah dan dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat berat (Anonim, 1995).
Keuntungan:
  • Mudah dilaksanakan karena menggunakan metode yang sederhana.
  • Lahan yang tersedia tidak memerlukan konstruksi.
  • Murah dalam operasi dan pemeliharaan karena sistem yang digunakan tidak terlalu kompleks.
  • Tidak menimbulkan dampak negatif bagi estetika kota, sebab sampah tersebut tidak tersebar sembarangan.
  • Tidak menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan lingkungan karena gangguan bau sampah dapat dihindari dan berkurangnya vektor penyebab penyakit.
Kelemahan:
  • Memerlukan daerah yang cukup besar untuk lokasi pembuangan akhir.
  • Memerlukan anggaran biaya yang khusus untuk pembayaran tenaga operasional dan pemeliharaan alat.
  1. Metode Sanitary Landfill
Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Syarat sanitary landfill yang baik adalah sebagai berikut:
  • Tersedia tempat yang luas.
  • Tersedia tanah untuk menimbunnya.
  • Tersedia alat-alat besar.
Lokasi sanitary landfill yang lama dan sudah tidak dipakai dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman, perkantoran, dan sebagainya (Chandra, 2007: 116).

Sistem Operasional Sampah (skripsi dan tesis)

Ada dua macam sistem operasional sampah, yakni sistem mikro dan sistem makro. Sistem Mikro adalah pengumpulan sampah dari sumber sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Sistem Makro adalah pengangkutan dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan pengelolaan sampah dilakukan di TPA (Notoatmodjo, 2003: 169).
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transpor, pengolahan dan pembuangan akhir (Sejati, 2009: 24).
Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan tentang pengendalian sampah sejak dihasilkan, penyimpanan, pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan akhir dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik pelestarian lingkungan, keindahan, serta mengindahkan tanggung jawab dan sikap masyarakat (Sudarso, 1995: 20).

Klasifikasi Sampah (skripsi dan tesis)

Sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori antara lain:
  1. Sampah Berdasarkan Bentuk
Menurut Hadiwiyoto (dalam Sejati, 2009: 14), sampah berdasarkan bentuknya dapat dibedakan menjadi:
  • Sampah padat (solid) misal: daun, kertas, karton, kaleng, plastik dan logam.
  • Sampah cair, misalnya bekas air pencuci, bekas cairan yang tumpah, tetes tebu, dan limbah industri yang cair.
  • Sampah berbentuk gas, misalnya karbondioksida, amonia, H2S, dan lainnya.
  1. Sampah Berdasarkan Zat Kimia yang Terkandung
Menurut Notoatmodjo (2003: 167), sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat dibedakan menjadi:
  • Sampah anorganik, yaitu sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya: logam/ besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
  • Sampah organik, yaitu sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya: sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
  1. Sampah Berdasarkan Karakteristik
Menurut Chandra (2007: 112), sampah dapat dibedakan menjadi beberapa pengertian, antara lain:
  • Garbage, adalah terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Sampah jenis ini dapat ditemukan di tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.
  • Rubbish, terbagi menjadi 2 yaitu:
    1. Yang mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, seperti kertas, kayu, karet, daun kering, dan sebagainya.
    2. Yang tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, seperti kaca, kaleng, dan sebagainya.
  • Ashes, adalah semua sisa pembakaran dari industri.
  • Street sweeping, adalah sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.
  • Dead animal, adalah segala jenis bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya) yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.
  • House hold refuse, adalah jenis sampah campuran (misalnya, garbage, ashes, rubbish) yang berasal dari perumahan.
  • Abandoned vehicle, adalah sampah yang berasal dari bangkai kendaraan.
  • Demolision waste, adalah sampah yang berasal dari sisa pembanguman gedung, seperti tanah, batu dan kayu.
  • Sampah industri, adalah sampah yang berasal dari pertanian, perkebunan, dan industri.
  • Santage solid, sampah yang terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair.
  • Sampah khusus, adalah sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat radioaktif.

Sumber Sampah (skripsi dan tesis)

Menurut Chandra (2007: 113-114), sumber sampah dapat berasal dari:
  1. Pemukiman penduduk
Sampah disuatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah sisa tumbuhan.
  1. Tempat umum dan tempat perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.
  1. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud antara lain, tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya: rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah yang lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan tempat khusus dan sampah kering.
  1. Industri berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu, industri kimia, industri logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum, dan kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus, dan sampah berbahaya.
  1. Pertanian
Sampah yang dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

Pengertian Sampah (skripsi dan tesis)


  1. Menurut Notoatmodjo (2003: 166)
Pengertian sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.
  1. Menurut Azwar (1996: 53)
Sampah (refuse) dalam ilmu kesehatan lingkungan adalah sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup.
Berdasarkan definisi sampah diatas maka, dapat disimpulkan bahwa sampah adalah bahan-bahan hasil dari kegiatan masyarakat umum yang tidak digunakan lagi, yang pada umumnya berupa benda padat, baik yang mudah membusuk maupun yang tidak mudah membusuk, kecuali kotoran yang keluar dari tubuh manusia, yang ditinjau dari segi sosial ekonomi sudah tidak berharga, dari segi keindahan dapat mengganggu dan mengurangi nilai estetika dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian lingkungan

Regresi Non Linier (skripsi dan tesis)

Regresi non linier adalah suatu metode untuk mendapatkan model non linier yang menyatakan veriabel dependen dan independen. Apabila hubungan fungsi antara variabel bebas X dan variabel tidak bebas Y bersifat non linier, tansformasi bentuk nonlinier ke bentuk linier. Untuk mendapatkan linieritas dari hubungan non linier, dapat dilakukan transformasi pada variabel dependen atau variabel independen atau keduanya. Dalam kasus regresi non linier, yang banyak digunakan yaitu model regresi eksponensial dan regresi geometri. Regresi non linier dimaksudkan sebagai satu bentuk regresi yang melihat hubungan antara variabel predictor (X) dengan variabel respon (Y),
yang tidak bersifat linier. Kemudahan model regresi non linier tersebut karena dapat ditransformasikan ke model regresi linier

Thursday, June 13, 2019

Pengertian Statistik inferensial (skripsi dan tesis)

Statistik inferensial adalah statistik yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakterisktik atau ciri dari suatu populasi. Dengan demikian dalam statistik inferensial dilakukan suatu generalisasi (perampatan atau memperumum) dan hal yang bersifat khusus (kecil) ke hal yang lebih luas (umum). Oleh karena itu, statistik inferensial disebut juga statistik induktif atau statistik penarikan kesimpulan. Pada statistik inferensial biasanya dilakukan pengujian hipotesis dan pendugaan mengenai karakteristik (ciri) dari suatu populasi, seperti mean dan Uji t (Sugiyono, 2006).
Statistika inferensia ada dua macam, yaitu statistika parametrik dan statistika non parametrik. Suatu hipotesis statistika merupakan pernyataan tentang fungsi peluang dari suatu atau lebih peubah acak. Hipotesis dikatakan sederhana apabila pernyataan menunjukkan ciri populasi secara lengkap. Bila tidak, hipotesis dikatakan majemuk. Hipotesis yang dipelajari yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis yang merupakan konklusi apabila hipotesis nol ditolak adalah hipotesis tandingan (H1).