Alloza (2008) mendefinisikan Brand Experience sebagai persepsi konsumen
pada saat berinteraksi dengan suatu merek, baik dalam citra merek yang diproyeksikan
dalam iklan atau tingkat kualitas tentang pelayanan yang diterima oleh konsumen.
Menurut Brakus et al., (2009) Brand Experience dapat didefinisikan sebagai interaksi
konsumen dengan merek tersebut, termasuk dimensinya yaitu sensory, affectives,
behavioral dan intellectual. Westhuizen (2018) mengatakan bahwa Brand Experience
tidak hanya tentang warna, perasaan dan pikiran yang mengarah terhadap merek,
melainkan kombinasi dari semua dimensi dengan kata lain merupakan total dari Brand
Experience. Menurut Morgan-Thomas dan Veloutsou (2013) mendifinisikan Brand
Experience sebagai respon personal konsumen saat berinteraksi dengan merek.
Schembri (2009) Brand Experience penting dalam memahami hubungan produk
dengan konsumen.
Brodie et al., (2009) mengatakan bahwa Brand Experience adalah tentang
menyampaikan kesanggupan merek dalam menyediakan tindakan yang konsisten pada
konsumen. Dapat dikatakan bahwa, Brand Experience berperan penting terhadap
pengaruh perusahaan pada konsumen dengan memberikan pemahaman atas nilai
proposisi yang lebih baik terhadap penawaran dari suatu perusahaan (Beckman et al.,
2013). Menurut Jung dan So (2012) menghubungkan dimensi-dimensi Brand Experience akan meningkatkan minat konsumen kepada suatu merek dan dapat
menumbuhkan sikap konsumen saat memilih merek.
Menurut Schmit (2009) dasar dalam terciptanya Brand Experience adalah
sebagai berikut:
1. Sense (Sensory Experience), kualitas produk atau layanan harus mampu
menciptakan sensasi dan pengalaman yang berkesan sehingga dapat
memberikan efek atau pengaruh kepada loyalitas konsumen.
2. Feeling, sebuah konsep yang bertujuan untuk membentuk konsumen yang setia
dengan menciptakan emosional positif pada diri konsumen dan memberikan
suatu perasaan yang positif terhadap produk atau layanan.
3. Think, pemecahan masalah dengan melibatkan konsumen untuk berpikir
kreatif tentang suatu merek.
4. Act, sebuah cara untuk membentuk persepsi konsumen terhadap suatu produk
dan jasa dalam membentuk pengalaman konsumen yang berkesan.
5. Relate, sebuah cara untuk menciptakan sebuah komunitas pada konsumen
terhadap suatu merek dan akan terciptanya komunikasi dan interaksi antara
merek dengan konsumen.
Menurut Westhuizen (2018) menilai Brand Experience dapat diukur dengan
empat dimensi, yaitu:
1. Dimensi sensorik, adalah tanggapan panca indra terhadap suatu merek,
tanggapan secara sensorik terhadap suatu merek dan mengenai ketertarikan
panca indra terhadap suatu merek. 2. Dimensi aktif, adalah perasaan sentimen pada suatu, merek pengalaman
keseluruhan dengan merek mengenai merek yang memiliki kekuatan perasaan
emosional.
3. Dimensi perilaku, adalah kontak fisik dengan suatu merek, pengalaman secara
keseluruhan dengan suatu merek dan orientasi merek pada suatu tindakan.
4. Dimensi intelektual, adalah cara berpikir pada suatu merek, pengaruh merek
pada cara berpikir dan rasa ingin tahu pada berbagai hal melalui suatu merek
No comments:
Post a Comment