Penelitian terhadap brand loyalty juga dikemukakan oleh (Sahin et al., 2011) yang
menyatakan bahwa komitmen pelanggan untuk menjadi pelanggan yang memiliki kesetiaan akan
suatu merek atau layanan yang dapat dibeli pada waktu tertentu secara konsisten walaupun
memiliki pengaruh situasional yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pelanggan
dari suatu persepsi akan merek. Loyalitas pada suatu merek merupakan suatu dorongan bagi
pelanggan dalam melakukan pembelian pada suatu merek secara terus menerus bagi masa depan
yang akan dating tanpa pengaruh dari keberadaan suatu kondisi serta tindakan pemasaran dari
suatu merek lain yang memungkinkan pelanggan atau konsumen untuk beralih pada suatu merek
tertentu (Aljarah and Ibrahim., 2020). Brand loyalty sangat penting dalam memperoleh pangsa
pasar yang dominan bagiu suatu bisnis sehingga aspek loyalitas merek merupakan faktor
terpenting untuk memperoleh keberhasilan strategi pemasaraan perusahaan (Lee et al., 2016).
Brand loyalty juga dapat menyebabkan pelanggan atau konsumen untuk lebih sedikit
dalam mengumpulkan informasi dan mengindahkan dalam melakukan evaluasi terhadap merek
saat pelanggan sedang melakukan pembelian pada suatu merek (Zarantonello and Schmitt,
2010). Brand loyalty menunjukkan sikap dengan prioritas, penegasan serta tujuan pembelian
konsumen terhadap brand tersebut (Altaf et al., 2017). Dalam penelitian selanjutnya yang
dikemukakan oleh (Mathew and Thomas, 2018) menjelaskan bahwa konsep loyalitas ini
mencakup perbandingan konsumen terhadap brand dan fitur-fitur yang tersedia sehingga
menimbulkan perpektif serta persepsi yang kuat dari suatu merek. Brand loyalty menjadi salah
satu indikator yang penting untuk mengukur apakah strategi pemasaran dari suatu produk
berhasil atau gagal (Naggar and Bendary, 2017). Brand loyalty membuat konsumen melakukan
pengulangan pembelian secara rutin dan menolak beralih ke brand lain, karena seorang individu
dianggap memiliki brand loyalty ketika ia membeli brand itu berulang kali (Nysveen and Pedersen, 2014). Brand loyalty juga memiliki dampak yang membuat para konsumen
senang,bangga dan gembira yang akan mendorong terjadinya pembelian lebih banyak dan lebih
sensitive terhadap harga (Khan and Fatma, 2017).
Brand loyalty dapat diukur melalui indikator konsumen yang menganggap dirinya setia
kepada salah satu merek yang kemudian brand ini akan menjadi pilihan pertama konsumen (Ong
et al., 2015). Selain itu indikator lainya yang dapat mengukur berupa konsumen jarang beralih
dari brand ini hanya untuk mecoba sesuatu atau brand yang baru (Sahin et al., 2011). Menurut
penelitian selanjutnya yang dikemukakan oleh (Mishra et al., 2016) brand loyalty juga dapat
mereduksi biaya komunikasi pemasaran karena promosi penjualan dan iklan tidak dibutuhkan
lagi.hal ini karena brand loyalty dapat mengurangi biaya komunikasi pemasaran melalui promosi
penjualan serta beriklan yang kurang diperlukan dengan pelanggan setia disbanding dengan
konsumen loyalty rendah karena pelanggan tersebut hanya memiliki aspek keputusan membeli
sehingga unsur loyalitas mempunyai peranan penting untuk sebuah starategi pemasaran yang
sukses (Lee et al., 2016). Selain itu unsur brand loyalty juga dapat diukur berupa konsumen
jarang beralih dari suatu merek hanya sekedar merasakan pengalaman pertama mengenakan
merek baru lainya (Walteret al., 2013). Brand loyalty dapat juga menjadi suatu fitur yang
bersedia sehingga menghasilkan preferensi yang kuat tentang suatu brand (Iglesias et al., 2011).
No comments:
Post a Comment