Friday, October 20, 2023

Kontrak Psikologis

 


Kontrak psikologis merupakan serangkaian ekspektasi yang dimiliki oleh
pihak individu atau dalam hal ini adalah karyawan mengenai kontribusi apa yang
akan diberikan untuk perusahaan dan apa yang akan diberikan perusahaan kepada
individu sebagai imbalan atas jasa yang diberikan karyawan (Griffin, Phillips, &
Gully, 2016). Kontrak psikologis tidak tertulis di atas kertas dan tidak seluruh
ketentuannya didiskusikan secara eksplisit antara individu dengan perusahaan.
Rousseau (2001) mengartikan kontrak psikologis sebagai pandangan
karyawan mengenai perwujudan dan kewajiban timbal balik terhadap perusahaan
dan saling menguntungkan untuk seluruh pihak. Menurut Schein (2010) kontrak
psikologis adalah berbentuk harapan yang dimiliki masing-masing pihak, karyawan
dan perusahaan, terhadap yang lainnya dan kewajiban yang dimiliki oleh dan
kepada satu pihak dengan pihak lain. Akan tetapi, biasanya kontrak psikologis ini
sering dipahami hanya dari sisi karyawan bukan hanya dari sisi perusahaan.
Kontrak psikologis merupakan kesepakatan tidak tertulis antara seorang
karyawan dan perusahaan yang mendiskusikan apa yang diharapkan oleh masingmasing pihak yang akan diberikan dan diterima satu sama lain (Ivancevich,
Konopaske, & Matteson, 2013). Beberapa aspek yang dikatakan dengan cara
eksplisit yaitu dari hubungan ketenagakerjaan seperti gaji, sedangkan dalam hal
kesepakatan implisit berfokus pada pertukaran yang melibatkan kepuasan,
pekerjaan yang menantang, perlakuan yang adil, kesetiaan dan kesempatan untuk
menjadi kreatif, hal-hal tersebut dinyatakan secara tidak langsung namun dalam
kesepakatan tertulis.
Dalam kontrak psikologis keyakinan “timbal balik” dapat timbul dari janjijanji nyata seperti program bonus yang dibahas dalam proses rekrutmen,
interpretasi dari pola pertukaran masa lalu, proses belajar, misalnya menyaksikan
pengalaman karyawan lain, serta melalui berbagai faktor yang masing-masing
pihak dapat mengambilnya untuk diberikan, misalnya itikad baik atau keadilan.
Kontrak psikologis secara subjektif membangun sesuatu yang ada dalam pikiran
karyawan dan pikiran organisasi yang dibuat atau tidak membuat janji kepada
karyawan. Kontrak psikologis juga memuat hal-hal yang terdiri atas kewajiban
yang harus dipenuhi oleh organisasi dan juga oleh karyawan, berdasarkan janji yang
telah dibuat.
Faktor-faktor seperti promosi, gaji, dan pengembangan karir merupakan
beberapa hal yang menjadi harapan karyawan terhadap perusahaan. Di sisi lain,
faktor-faktor seperti keinginan untuk bekerja, kesetiaan, dan keterlibatan kerja dari
karyawan merupakan hal-hal yang diharapkan oleh perusahaan sehingga terdapat
hubungan timbal balik antara karyawan dan perusahaan tersebut jika hal-hal
tersebut dapat terpenuhi. Apabila karyawan melakukan pekerjaan dengan baik dan
mendukung kemajuan perusahaan, maka akan memenuhi harapan karyawan
mengenai kesesuaian gaji dengan pekerjaan.
Berdasarkan pendapat Conway dan Briner (2005) karyawan tidak
sepenuhnya memahami maksud (janji) dari perusahaan dan tidak sepenuhnya
perusahaan memahami maksud (janji) dari karyawan sehingga penafsiran terhadap
kontrak psikologis tergantung pada individu itu sendiri.Selain itu, kontrak
psikologis merupakan hubungan pertukaran yang timbal balik dan terus menerus
sehingga interpretasi karyawan tentang kontrak psikologis dapat mengalami
perubahan seiring dengan berjalannya waktu

No comments:

Post a Comment