Wednesday, October 18, 2023

Uncertainty

 


Hofstede & Hofstede (2005) mendefinisikan Uncertainty sebagai rasa
terancam konsumen oleh situasi yang ambigu atau tidak diketahui. Wagner &
Hollenbeck (1995) menyatakan bahwa Uncertainty perasaan nyaman konsumen
dengan situasi ambigu yang tidak memiliki jaminan dalam memprediksi peristiwa
dimasa depan.
Ketidakpastian yang diluar batas dapat menyebabkan kecemasan yang tidak
dapat ditoleransi. Inti dari ketidakpastian adalah suatu pengalaman atau perasaan
subjektif, perasaan ini ditunjukan melalui stes, rasa gelisah dan kebutuhan akan
sesuatu untuk dapat menentukan kepastian, seperti kebutuhan peraturan tertulis dan
tidak tertulis. Perasaaan ketidakpastian tidak hanya bersifat personal, tetapi juga
terbagi dengan anggota lainnya. Perasaan ini diwarisi dan dapat dipelajari melalui
kelompok dasar dalam suatu budaya, seperti masyarakat, sekolah dam Negara
(Hofstede, 1997). Budaya uncertainty yang rendah dapat menerima ketidakpastian
dalam hidup secara lebih mudah, sehingga mereka umumnya mempunyai keinginan
yang kuat untuk mengambil resiko. Konsumen memiliki kontrol terhadap konflik dan
kompetisi. Menurut (Mueller dan Thomas, 2000) menganggap bahwa sesuatu yang
berbeda di lingkungan bukanlah sesuatu yang mengancam oleh karena itu konsumen
mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perilaku kreatif dan baru. Sedangkan
budaya dengan uncertainty yang tinggi biasanya menghindari adanya konflik dan
kompetisi sehingga konsumen dapat terpaku pada pola perilaku tertentu.

No comments:

Post a Comment