Pada dasarnya dalam kepuasan kerja terlihat adanya perbedaan
individual, sesuai dengan persepsi individu tersebut terhadap
pekerjaannya. Persepsi individu terhadap pekerjaan dan hasil-hasilnya
maupun faktor-faktor terkait di sekitar pekerjaannya mempengaruhi
perasaan atau sikap individu tersebut terhadap pekerjaannya. Menurut
Kreitner dan Kinicki (2014:169), kepuasan kerja adalah sebuah
tanggapan afektif atau emosional terhadap berbagai segi pekerjaan
seseorang. Definisi ini secara tidak langsung menyatakan bahwa
kepuasan kerja bukanlah sebuah konsep kesatuan. Namun seseorang
bisa merasa cukup puas dengan salah satu aspek pekerjaannya dan
merasa kurang puas dengan satu atau beberapa aspek lainnya. Kepuasan
kerja merupakan perasaan positif tentang suatu pekerjaan yang
merupakan hasil evaluasi dari beberapa karakteristik. Perasaan positif
maupun negatif yang dialami karyawan menyebabkan seseorang dapat
mengalami kepuasan mau ke tidak puasaan Robbins (2017:101)
Menurut Hellriegel dan Slocum (2011:88), kepuasan kerja
mencerminkan sejauh mana individu menemukan kepuasan dalam
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja rendah dapat mengakibatkan absensi,
keterlambatan, dan kesehatan mental. Menurut Robbins dan Judge
(2013:79), kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan positif
terhadap pekerjaan mereka yang dihasilkan dari evaluasi karakteristik.
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memegang
perasaan positif terhadap pekerjaan mereka, sementara orang yang tidak
puas memegang perasaan negatif terhadap pekerjaan mereka.
Menurut Hasibuan (2012) menyatakan kepuasan kerja adalah
sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya.
Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor dari kinerja seorang
karyawan. Kemudian menurut Herberg (2017:122) mengemukan
bahwa kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif yang merupakan
hasil dari suatu evaluasi atas hasil yang di peroleh dengan hasil yang
diharapakan
No comments:
Post a Comment