Menurut Tandelilin (2010:372), Return On Assets
menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba.
Menurut Hermiyetti (2016:30) ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Rasio
ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat
diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin
tinggi laba yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula ROA. Hal ini
berarti bahwa perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aset
untuk menghasilkan keuntungan. ROA dihitung berdasarkan
perbandingan laba setelah pajak dan total aktiva. ROA ini mengukur
kemampuan aktiva perusahaan dalam memperoleh laba dari operasi
perusahaan.
Kinerja keuangan dapat diukur dengan menganalisa dan
mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dari
kinerja keuangan di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar
untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja perusahaan di masa
depan dan hal-hal yang langsung menarik perhatian pemakai seperti
pembayaran dividen, upah, pergerakan harga, sekuritas dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh
tempo (Ikatan Akutansi Indonesia, 2002:4).
Tingkat kinerja keuangan dalam suatu perusahaan dapat dilihat
dengan seberapa efisien perusahaan dapat mengelola asetnya dengan
baik karena dengan begitu perusahaan akan mendapatkan
keuntungan. Kinerja keuangan diukur menggunakan Return On
Asset. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas
manajemen dalam mengelola investasinya. Nilai dari return on asset
menunjukkan seluruh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan akan
menghasilkan laba bersih sekian persen. Semakin besar nilai
rasionya, maka semakin besar dana yang dapat dikembalikan dari
total asset perusahaan menjadi laba. Artinya, semakin besar laba
bersih yang diperoleh perusahaan semakin baik kinerja perusahaan
tersebut. Pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan ROA
digunakan oleh (Naufal, 2020:4).
Menurut Brigham dan Houston (2001), pengembalian atas total
aktiva (ROA) dihitung dengan cara membandingkan laba bersih
yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan total aktiva.
Dirumuskan sebagai berikut, (Tandelilin, 2010:372):
Semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan
yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian investasi
semakin besar. Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan
dari seluruh aktiva (atau pendanaan) yang diberikan pada perusahaan
(Wild, Subramanyam, & Halsey, 2005:65).
No comments:
Post a Comment