Sunday, June 23, 2024

Dimensi Brand Image

 


Menurut Keller dan Swaminathan (2019 : 46) brand dapat menilai
asosiasi kepercayaan dengan satu atau lebih dari tiga dimensi utama — kekuatan,
kesukaan, dan keunikan — yang menjadi sumber ekuitas brand. Terdapat tiga
dimensi brand image menurut Keller dan Swaminathan (2019 : 46-47) sebagai
berikut :

  1. Favorability of brand association (Keunggulan asosiasi merek)
    Pemasar menciptakan brand association yang menguntungkan dengan
    meyakinkan konsumen bahwa brand tersebut memiliki atribut dan
    manfaat yang relevan sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan
    keinginan konsumen, sehingga konsumen menciptakan penilaian brand
    yang positif secara keseluruhan. Konsumen tidak akan menganggap
    semua brand association sama pentingnya, juga tidak akan memandang
    mereka semua dengan baik atau menilai semuanya secara setara di
    berbagai situasi pembelian atau konsumsi. Brand association mungkin
    bergantung pada situasi atau konteks dan bervariasi sesuai dengan apa
    yang ingin dicapai dan diinginkan oleh konsumen dalam melakukan
    keputusan pembelian. Dengan konsumen menyukai suatu brand, maka
    tingkat kepercayaan konsumen terhadap brand tersebut juga akan
    semakin tinggi. Keunggulan dari brand association dapat dilihat dari
    dua kategori yaitu:
    a. Desirability of the brand
    Yakni seberapa penting atau seberapa bernilainya citra suatu brand
    yang terbentuk di benak konsumen. Hal ini berguna untuk
    mengetahui tingkat kebutuhan konsumen sesuai yang dijelaskan
    dengan menggunakan teori Maslow’s hierarchy, yaitu;
    physiological needs, social needs dan self – actualization.
    b. Deliverability of the brand
    Yakni keunggulan yang dimiliki suatu produk untuk memenuhi
    kebutuhan konsumen pada periode waktu jangka panjang.
  2. Strength of brand association (Kekuatan asosiasi merek)
    Semakin dalam seseorang berpikir tentang informasi produk dan
    menghubungkannya dengan pengetahuan brand yang ada, semakin kuat
    brand association yang dihasilkan. Secara umum, pengalaman langsung
    menciptakan atribut brand dan asosiasi manfaat yang paling kuat dan
    sangat berpengaruh dalam keputusan pembelian ketika konsumen
    menafsirkannya secara akurat. Di sisi lain, sumber informasi yang
    dipengaruhi oleh perusahaan, seperti iklan, sering kali cenderung
    membuat brand association menjadi lemah dan, dengan demikian,
    mungkin paling mudah diubah. Untuk mengatasi kelemahan ini,
    komunikasi pemasaran menggunakan komunikasi kreatif brand akan
    memaparkan kepada konsumen secara berulang kali dari waktu ke
    waktu dan memastikan bahwa banyak informasi yang masuk ke dalam
    ingatan konsumen. Hal itulah yang akan terus menerus menjadi
    penghubung antara produk/brand dengan konsumen. Dengan demikian
    brand tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-
    tengah maraknya persaingan. Dua faktor yang memperkuat asosiasi
    dengan informasi apa pun adalah sebagai berikut:
    a. Quality and quantity of processing
    Yakni semakin dalam perhatian yang diberikan konsumen terhadap
    suatu brand, maka semakin mudah dan kuat informasi yang
    disampaikan untuk dipahami oleh konsumen.
    b. Recall of brand association
    Yakni pemberian atau penyampaian informasi yang dilakukan secara
    berkala untuk memastikan informasi yang diberikan kepada
    konsumen dapat dipahami dengan baik, sehingga terjadi kesesuaian
    makna yang ingin disampaikan suatu brand kepada konsumen.
  3. Uniqueness of brand association (Keunikan asosiasi merek)
    Inti dari positioning sebuah brand adalah bahwa brand tersebut memiliki
    keunggulan dalam jangka waktu panjang atau proposisi penjualan yang unik
    sehingga memberi konsumen alasan kuat untuk membelinya. Pemasar dapat
    membuat perbedaan unik ini secara eksplisit melalui perbandingan langsung
    dengan pesaing, atau dapat menyorotinya secara implisit. Meskipun brand
    association yang unik sangat penting untuk kesuksesan brand, kecuali jika
    brand merasa tidak perlu bersaing, kemungkinan besar brand tersebut akan
    memiliki kesamaan asosiasi dengan brand lain. Oleh karena itu, harus
    diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen
    untuk memilih suatu brand tertentu. Dimensi ini penting untuk selalu
    diciptakan oleh perusahaan. Jika suatu brand memiliki keunikan yang tidak
    dimiliki brand lain, maka brand ini memiliki nilai tambah di mata konsumen

No comments:

Post a Comment