Menurut Keller dan Swaminathan (2019 : 46) brand dapat menilai
asosiasi kepercayaan dengan satu atau lebih dari tiga dimensi utama — kekuatan,
kesukaan, dan keunikan — yang menjadi sumber ekuitas brand. Terdapat tiga
dimensi brand image menurut Keller dan Swaminathan (2019 : 46-47) sebagai
berikut :
- Favorability of brand association (Keunggulan asosiasi merek)
Pemasar menciptakan brand association yang menguntungkan dengan
meyakinkan konsumen bahwa brand tersebut memiliki atribut dan
manfaat yang relevan sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen, sehingga konsumen menciptakan penilaian brand
yang positif secara keseluruhan. Konsumen tidak akan menganggap
semua brand association sama pentingnya, juga tidak akan memandang
mereka semua dengan baik atau menilai semuanya secara setara di
berbagai situasi pembelian atau konsumsi. Brand association mungkin
bergantung pada situasi atau konteks dan bervariasi sesuai dengan apa
yang ingin dicapai dan diinginkan oleh konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian. Dengan konsumen menyukai suatu brand, maka
tingkat kepercayaan konsumen terhadap brand tersebut juga akan
semakin tinggi. Keunggulan dari brand association dapat dilihat dari
dua kategori yaitu:
a. Desirability of the brand
Yakni seberapa penting atau seberapa bernilainya citra suatu brand
yang terbentuk di benak konsumen. Hal ini berguna untuk
mengetahui tingkat kebutuhan konsumen sesuai yang dijelaskan
dengan menggunakan teori Maslow’s hierarchy, yaitu;
physiological needs, social needs dan self – actualization.
b. Deliverability of the brand
Yakni keunggulan yang dimiliki suatu produk untuk memenuhi
kebutuhan konsumen pada periode waktu jangka panjang. - Strength of brand association (Kekuatan asosiasi merek)
Semakin dalam seseorang berpikir tentang informasi produk dan
menghubungkannya dengan pengetahuan brand yang ada, semakin kuat
brand association yang dihasilkan. Secara umum, pengalaman langsung
menciptakan atribut brand dan asosiasi manfaat yang paling kuat dan
sangat berpengaruh dalam keputusan pembelian ketika konsumen
menafsirkannya secara akurat. Di sisi lain, sumber informasi yang
dipengaruhi oleh perusahaan, seperti iklan, sering kali cenderung
membuat brand association menjadi lemah dan, dengan demikian,
mungkin paling mudah diubah. Untuk mengatasi kelemahan ini,
komunikasi pemasaran menggunakan komunikasi kreatif brand akan
memaparkan kepada konsumen secara berulang kali dari waktu ke
waktu dan memastikan bahwa banyak informasi yang masuk ke dalam
ingatan konsumen. Hal itulah yang akan terus menerus menjadi
penghubung antara produk/brand dengan konsumen. Dengan demikian
brand tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-
tengah maraknya persaingan. Dua faktor yang memperkuat asosiasi
dengan informasi apa pun adalah sebagai berikut:
a. Quality and quantity of processing
Yakni semakin dalam perhatian yang diberikan konsumen terhadap
suatu brand, maka semakin mudah dan kuat informasi yang
disampaikan untuk dipahami oleh konsumen.
b. Recall of brand association
Yakni pemberian atau penyampaian informasi yang dilakukan secara
berkala untuk memastikan informasi yang diberikan kepada
konsumen dapat dipahami dengan baik, sehingga terjadi kesesuaian
makna yang ingin disampaikan suatu brand kepada konsumen. - Uniqueness of brand association (Keunikan asosiasi merek)
Inti dari positioning sebuah brand adalah bahwa brand tersebut memiliki
keunggulan dalam jangka waktu panjang atau proposisi penjualan yang unik
sehingga memberi konsumen alasan kuat untuk membelinya. Pemasar dapat
membuat perbedaan unik ini secara eksplisit melalui perbandingan langsung
dengan pesaing, atau dapat menyorotinya secara implisit. Meskipun brand
association yang unik sangat penting untuk kesuksesan brand, kecuali jika
brand merasa tidak perlu bersaing, kemungkinan besar brand tersebut akan
memiliki kesamaan asosiasi dengan brand lain. Oleh karena itu, harus
diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen
untuk memilih suatu brand tertentu. Dimensi ini penting untuk selalu
diciptakan oleh perusahaan. Jika suatu brand memiliki keunikan yang tidak
dimiliki brand lain, maka brand ini memiliki nilai tambah di mata konsumen
No comments:
Post a Comment