Tuesday, June 18, 2024

Perilaku Pembelian Konsumen

 


Menurut Kotler dan Keller (2009: 166) Perilaku konsumen adalah studi
tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,
menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Menurut Pindyck dan Rubinfeld (2007: 72) Teori perilaku konsumen
adalah deskripsi tentang bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan antara
barang dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimalkan kesejahteraan
konsumen tersebut. Schiffman dan Kanuk (2008) mendefinisikan perilaku
konsumen (consumenbehavior) sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk
yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan hidup. Perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi (Kotler dan Keller,
2009).

  1. Faktor Budaya
    Menurut Kotler dan Keller (2009: 166), Budaya (culture) adalah
    determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Kelas budaya, subbudaya,
    dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.
    a. Sub budaya (subculture)
    Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya (subculture) yang
    lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih
    spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama,
    kelompok ras, dan wilayah geografis.
    b. Kelas Sosial
    Menurut Kotler dan Keller (2009: 168), kelas sosial didefinisikan
    sebagai sebuah stratifikasi sosial atau divisi yang relatif homogen dan
    bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki dan
    mempunyai anggota yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.
  2. Faktor Sosial
    Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga,
    serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian.
    a. Kelompok Referensi
    Kelompok referensi (reference group) seseorang adalah semua
    kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak
    langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.
    b. Keluarga
    Menurut Kotler dan Keller (2009: 171), Keluarga adalah organisasi
    pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota
    keluarga merepresentasikan kelompok referensi utama yang paling
    berpengaruh.
    c. Peran dan Status
    Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok, keluarga, klub, dan
    organisasi. Kelompok sering menjadi sumber informasi penting dan
    membantu mendefinisikan norma perilaku. Posisi seseorang dalam tiap
    kelompok di mana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status. Peran
    (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap
    peran menyandang status.
  3. Faktor Pribadi
    Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor
    pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan dan
    keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai.
    a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
    Selera dalam makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering
    berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidupkeluarga
    dan jumlah, usia, serta jenis kelamin orang dalam rumah tangga pada satu
    waktu tertentu.
    b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi
    Pekerja kerah biru akan membeli baju kerja, sepatu kerja, dan kotak
    makan. Presiden perusahaan akan membeli jas, perjalanan udara, dan
    keanggotaan country club. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok
    pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa
    mereka.
    c. Kepribadian dan Konsep Diri
    Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi
    perilaku pembeliannya. Yang dimaksudkan dengan kepribadian (personality),
    adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang
    relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk
    perilaku pembelian). Kepribadian juga dapat menjadi variabel yang berguna
    dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Idenya bahwa merek juga
    mempunyai kepribadian, dan konsumen mungkin memilih merek yang
    kepribadiannya sesuai dengan mereka. Kepribadian merek (brand
    personality) dapat didefinisikan sebagai bauran tertentu dari sifat manusia
    yang dapat dikaitkan pada merek tertentu.
    d. Gaya Hidup dan Nilai
    Orang-orang dari subbudaya dan kelas sosial yang sama mungkin
    mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Menurut Kotler dan Keller (2009:
    175), Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin
    dalam kegiatan, minat, dan pendapat

No comments:

Post a Comment