Tuesday, July 2, 2024

Jenis Lingkungan Kerja

 


Sedarmayanti (2016:21), “menyatakan bahwa secara garis besar,
jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu lingkungan kerja fisik
dan lingkungan kerja non fisik”.
1) Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah “semua keadaan berbentuk fisik
yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung
(Sedarmayanti, 2016:23)”. Menurut Komarudin (2017:76),
“lingkungan kerja fisik adalah keseluruhan atau setiap aspek dari
gejala fisik dan social-kultural yang mengelilingi atau
mempengaruhi individu”. Menurut Nitisemito (2016:184)
“lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara,
ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut bahwa lingkungan kerja fisik
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat kerja karyawan
lebih banyak berfokus pada benda-benda dan situasi sekitar tempat
kerja sehingga dapat mempengaruhi karyawan dalam
melaksanakan tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu
organisasi sangat penting, dalam hal ini diperlukan adanya
pengaturan maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja fisik
dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi.
Faktor-faktor lingkungan kerja fisik adalah sebagai berikut:
a) Udara
Di dalam ruangan kerja karyawan dibutuhkan udara yang
cukup, dimana dengan adanya pertukaran udara yang cukup,
akan menyebabkan kesegaran fisik dari karyawan tersebut.
Suhu udara yang terlalu panas akan menurunkan semangat
kerja karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.
b) Suara bising
Suara yang bunyi bisa sangat menganggu para karyawan
dalam bekerja. Suara bising tersebut dapat merusak konsentrasi
kerja karyawan sehingga kinerja karyawan bisa menjadi tidak
optimal. Oleh karena itu setiap organisasi harus selalu berusaha
untuk menghilangkan suara bising tersebut atau paling tidak
menekannya untuk memperkecil suara bising tersebut.
c) Ruang Gerak
Suatu organisasi sebaiknya karyawan yang bekerja
mendapat tempat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
atau tugas. Karyawan tidak mungkin dapat bekerja dengan
tenang dan maksimal jika tempat yang tersedia tidak dapat
memberikan kenyamanan. Dengan demikian ruang gerak untuk
tempat karyawan bekerja seharusnya direncanakan terlebih
dahulu agar para karyawan tidak terganggu di dalam
melaksanakan pekerjaan disamping itu juga perusahaan harus
dapat menghindari dari pemborosan.
d) Keamanan
Rasa aman bagi karyawan sangat berpengaruh terhadap
semangat kerja dan kinerja karyawan. Di sini yang dimaksud
dengan keamanan yaitu keamanan yang dapat dimasukkan ke
dalam lingkungan kerja fisik. Jika di tempat kerja tidak aman
karyawan tersebut akan menjadi gelisah, tidak bisa
berkonsentrasi dengan pekerjaannya serta semangat kerja
karyawan tersebut akan mengalami penurunan.
e) Kebersihan
Lingkungan kerja yang bersih akan menciptakan keadaan
disekitarnya menjadi sehat. Oleh karena itu setiap organisasi
hendaknya selalu menjaga kebersihan lingkungan kerja.
Dengan adanya lingkungan yang bersih karyawan akan merasa
senang sehingga kinerja karyawan akan meningkat”.
f) Pewarnaan
Masalah warna dapat berpengaruh terhadap karyawan di
dalam melaksanakan pekerjaan, akan tetapi banyak perusahaan
yang kurang memperhatikan masalah warna. Dengan demikian
pengaturan hendaknya memberi manfaat, sehingga dapat
meningkatkan semangat kerja karyawan.
g) Penerangan
Penerangan dalam ruang kerja karyawan memegang
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan semangat
karyawan sehingga mereka akan dapat menunjukkan hasil kerja
yang baik, yang berarti bahwa penerangan tempat kerja yang
cukup sangat membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan
operasional organisasi.
2) Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah “semua keadaan yang terjadi
yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan antara
atasan dengan bawahan maupun hubungan sesama rekan kerja
(Sedarmayanti, 2016:25). Lingkungan non fisik ini juga merupakan
kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Lingkungan
kerja non fisik ini tidak kalah pentingnya dengan lingkungan kerja
fisik. Semangat kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan kerja non fisik, misalnya hubungan dengan sesama
karyawan dan dengan pemimpinnya.
Menurut Nitisemito (2016:187), “Perusahaan hendaknya dapat
mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat
atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama
di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana
kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri. Ada 5
aspek lingkungan kerja non fisik yang bisa mempengaruhi perilaku
karyawan, yaitu:
a) Struktur kerja, yaitu sejauh mana bahwa pekerjaan yang
diberikan kepadanya memiliki struktur kerja.
b) Tanggung jawab kerja, yaitu sejauh mana pekerja merasakan
bahwa pekerjaan mengerti tanggung jawab mereka.
c) Perhatian dan dukungan pemimpin, yaitu sejauh mana
karyawan merasakan bahwa pimpinan sering memberikan
pengarahan, keyakinan, perhatian serta menghargai mereka.
d) Kerja sama antar kelompok, yaitu sejauh mana karyawan
merasakan ada kerjasama yang baik diantara kelompok kerja
yang ada.
e) Kelancaran komunikasi, yaitu sejauh mana karyawan
merasakan adanya komunikasi yang baik, terbuka, dan lancar,
baik antara teman sekerja ataupun dengan pimpinan.

No comments:

Post a Comment