Monday, July 15, 2024

Komitmen Afektif

 Komitmen afektif merupakan salah satu kategori komitmen, yang mana

komitmen ini merupakan ikatan secara emosional yang melekat pada seorang
karyawan untuk mengidentifikasikan dan melibatkan dirinya dengan organisasi (Allen
dan Meyer, 1990). Affective commitment berkaitan dengan hubungan emosional
anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi dan keterlibatan
anggota dengan kegiatan di organisasi (Umam, 2012: 259).
Seperti yang dikatakan oleh Allen dan Meyer bahwa yang merupakan komitmen
afektif itu mengarah pada “The employee’s emotional attachment to, identification
with, and invovement in the organization”. Dari pengertian diatas komitmen berkaitan
langsung dengan keterikatan emosional karyawan, identifikasi karyawan dan
keterlibatan karyawan pada organisasi (Allen dan Meyer, 1990).
a. Emosional
Komitmen afektif menyatakan bahwa organisasi akan membuat karyawan
memiliki keyakinan yang kuat untuk mengikuti segala nilai-nilai organisasi dan
berusaha untuk mewujudkan tujuan organisasi sebagai prioritas utama.
b. Identifikasi
Komitmen afektif muncul karena kebutuhan dan memandang bahwa
komitmen terjadi karena adanya ketergantungan terhadap aktivitas-aktivitas yang
telah dilakukan dalam organisasi pada masa lalu dan hal ini tidak dapat
ditinggalkan karena akan merugikan.
c. Keterlibatan karyawan pada organisasi
Karyawan yang memiliki komitmen afektif yang kuat akan terus bekerja
dalam organisasi karena mereka memang ingin (want to) melakukan hal tersebut.
Kecenderungan komitmen yang tinggi pada seorang karyawan, yakni memiliki
keinginan untuk dapat tetap bertahan dalam organisasi, keinginan untuk mencapai
tujuan organisasi, meningkatnya keterlibatan karyawan dalam aktivitas organisasi
dan sapat menunjukkan rasa saling memiliki terhadap perusahaannya (Rhoades,
Eisenbeger dan Armeli, 2001). Karyawan yang telah bekerja cukup lama dalam
organisasi yang selalu konsisten dalam ekspektasi yang diharapkan serta pemuasan
kebutuhan dasarnya akan cenderung untuk membentuk ikatan afektif yang lebih
kuat terhadap organisasi daripada karyawan yang memiliki pengalaman lebih
sedikit atau kurang terpuaskan kebutuhannya (Allen, Meyer dan Smith) dalam
(Han et. al, 2012)

No comments:

Post a Comment