Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)
merupakan model teori yang dikembangkan oleh (Venkatesh et al., 2003) dengan
mengintegrasikan delapan teori model penerimaan teknologi (technology
acceptance), yaitu Theory of Reasoned Action (TRA) (Ajzen & Fishbein, 1980),
Technology Acceptance Model (TAM) (Davis et al., 1989), Motivational Model
(MM) (Davis et al., 1992), Theory of Planned Behavior (TPB) (Ajzen, 1985,
1989), A Model Combining The Technology Acceptance Model and The Theory of
Planned Behavior (C-TAM-TPB) (Chau and Hu, 2002), The Model of PC
Utilization (MPCU) (Thompson et al., 1991), The Innovation Diffusion Theory
(IDT) (Rogers, 1995), dan The Social Cognitive Theoary (SCT) (Bandura, 1989).
Tujuan utama penelitian menggunakan UTAUT adalah membantu organisasi
untuk memahami bagaimana penggunaan bereaksi terhadap pengenalan teknologi
baru (Wang dalam Handayani & Sudiana (2015). UTAUT terbukti lebih berhasil
dibandingkan kedelapan model teori yang lain dalam menjelaskan hingga 70
persen varian pengguna. Malik (2016), model UTAUT adalah model yang baru
dimana model ini dikembangkan karena adanya keterbatasan pada model TAM
yang kurang komprehensif dalam mempertimbangkan beberapa aspek yang
berpengaruh pada prilaku penerimaan pengguna terhadap penerapan teknologi.
Venkatesh, et al.(2003) kemudian menemukan empat konstruk utama yang
berperan penting dalam menentukan behavioral intention dan use behavior yaitu
performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating
conditions. Disamping itu terdapat empat variabel moderator yaitu gender, age,
voluntariness of use, dan experience yang diposisikan untuk memoderasi dampak
dari empat konstruk utama pada behavioral intention dan use behavior.
Gambar 2.1 Kerangka Model UTAUT (Venkatesh et al., 2003a)
Sampai saat ini model UTAUT semakin banyak digunakan untuk
penelitian dan telah di validasi secara empiris pada empat organisasi berbeda dari
industri yang berbeda juga (Venkatesh et al., 2003a).
Konstruk model UTAUT yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga:
1. Performance Expectancy
Performance expectancy merupakan konstruk UTAUT yang ditujukan
untuk mengukur tingkat kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan
suatu sistem dapat membantu seseorang tersebut dalam mencapai kinerja
pekerjaannya (Vekantesh et al., 2003). Peformance expectancy adalah variabel
yang dapat disebut sebagai kemampuan untuk memperoleh manfaat yang
signifikan setelah menggunakan sebuah sistem (Adenan, 2015).
Menurut Boeree dalam Gayatri Sukmaningtyas (2010) mengartikan
ekspektasi sebagai sebuah kesenangan yang tidak konstan, yang muncul dari
gagasan mengenai sesuatu di masa depan atau masa lalu tentang masalah yang
kadang kita khawatirkan (ketika kita mendeteksi kemungkinan kesenangan dalam
sebuah situasi tidak tentu yang berlawanan, maka kita merasakan harapan)
(Sukmaningtyas, 2010). Menurut Miner, kinerja adalah bagaimana seseorang
diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah
dibebankan kepadanya. Setiap harapan mengenai bagaimana seseorang harus
berperilaku dalam melaksanakan tugas, berarti menunjukkan suatu peran dalam
oorganisasi. Suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun privat dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan harus melaui sarana dalam bentuk organisasi
yang digerakan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam
upaya mencapai tujuan lembaga atau organisasi yang bersangkutan (Astuti Y. ,
2013).
Ekspektasi kinerja diartikan sebagai seberapa tinggikah seseorang/individu
mempercayai atau meyakini bahwa memfungsikan suatu inovasi teknologi akan
dapat menolongnya untuk mendapatkan berbagai profit pada karir dan pekerjaan.
Kinerja individu diharapkan selaras dengan kinerja organisasi. Ekspektasi kinerja
berpengaruh terhadap niat penggunaan sistem informasi. Dapat dikatakan bahwa
ekspektasi kinerja merupakan derajat seseorang mempercayai dan meyakini
bahwa dengan melakukan dan menggunakan suatu perubahan dalam bekerja
memanfaatkan teknologi informasi berbantuan komputer dapat membantu
kinerjanya pada suatu bidang pekerjaan tertentu (Krismadinata, Arnovia, Syahril,
& Yahfizham, 2018). Kepercayaan digunakan karena merupakan kunci penting
untuk membangun loyalitas pelanggan dan mempertahankan kontinuitas dalam
hubungan pembeli dan penjual (Anderson dan Weitz 1989).
Performance expectancy merupakan representasi dari lima konstruk yang
diperoleh dari beberapa model sebelumnya antara lain perceived usefulness
(technology acceptance model), ekstrinsic motivation (motivational model), job-fit
(model of personal computer utilization), relative advantage (innovation diffusion
theory) and expectancy to the achievement (social cognitive theory) (Adenan,
2015).
No comments:
Post a Comment