Friday, August 30, 2024

Model the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

 

Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

merupakan model teori yang dikembangkan oleh (Venkatesh et al., 2003) dengan

mengintegrasikan delapan teori model penerimaan teknologi (technology

acceptance), yaitu Theory of Reasoned Action (TRA) (Ajzen & Fishbein, 1980),

Technology Acceptance Model (TAM) (Davis et al., 1989), Motivational Model

(MM) (Davis et al., 1992), Theory of Planned Behavior (TPB) (Ajzen, 1985,

1989), A Model Combining The Technology Acceptance Model and The Theory of

Planned Behavior (C-TAM-TPB) (Chau and Hu, 2002), The Model of PC

Utilization (MPCU) (Thompson et al., 1991), The Innovation Diffusion Theory

(IDT) (Rogers, 1995), dan The Social Cognitive Theoary (SCT) (Bandura, 1989).

Tujuan utama penelitian menggunakan UTAUT adalah membantu organisasi

untuk memahami bagaimana penggunaan bereaksi terhadap pengenalan teknologi

baru (Wang dalam Handayani & Sudiana (2015). UTAUT terbukti lebih berhasil

dibandingkan kedelapan model teori yang lain dalam menjelaskan hingga 70

persen varian pengguna. Malik (2016), model UTAUT adalah model yang baru

dimana model ini dikembangkan karena adanya keterbatasan pada model TAM

yang kurang komprehensif dalam mempertimbangkan beberapa aspek yang

berpengaruh pada prilaku penerimaan pengguna terhadap penerapan teknologi.

Venkatesh, et al.(2003) kemudian menemukan empat konstruk utama yang

berperan penting dalam menentukan behavioral intention dan use behavior yaitu

performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating

conditions. Disamping itu terdapat empat variabel moderator yaitu gender, age,

voluntariness of use, dan experience yang diposisikan untuk memoderasi dampak

dari empat konstruk utama pada behavioral intention dan use behavior.

Gambar 2.1 Kerangka Model UTAUT (Venkatesh et al., 2003a)

Sampai saat ini model UTAUT semakin banyak digunakan untuk

penelitian dan telah di validasi secara empiris pada empat organisasi berbeda dari

industri yang berbeda juga (Venkatesh et al., 2003a).

Konstruk model UTAUT yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga:

1. Performance Expectancy

Performance expectancy merupakan konstruk UTAUT yang ditujukan

untuk mengukur tingkat kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan

suatu sistem dapat membantu seseorang tersebut dalam mencapai kinerja

pekerjaannya (Vekantesh et al., 2003). Peformance expectancy adalah variabel

yang dapat disebut sebagai kemampuan untuk memperoleh manfaat yang

signifikan setelah menggunakan sebuah sistem (Adenan, 2015).

Menurut Boeree dalam Gayatri Sukmaningtyas (2010) mengartikan

ekspektasi sebagai sebuah kesenangan yang tidak konstan, yang muncul dari

gagasan mengenai sesuatu di masa depan atau masa lalu tentang masalah yang

kadang kita khawatirkan (ketika kita mendeteksi kemungkinan kesenangan dalam

sebuah situasi tidak tentu yang berlawanan, maka kita merasakan harapan)

(Sukmaningtyas, 2010). Menurut Miner, kinerja adalah bagaimana seseorang

diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah

dibebankan kepadanya. Setiap harapan mengenai bagaimana seseorang harus

berperilaku dalam melaksanakan tugas, berarti menunjukkan suatu peran dalam

oorganisasi. Suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun privat dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan harus melaui sarana dalam bentuk organisasi

yang digerakan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam

upaya mencapai tujuan lembaga atau organisasi yang bersangkutan (Astuti Y. ,

2013).

Ekspektasi kinerja diartikan sebagai seberapa tinggikah seseorang/individu

mempercayai atau meyakini bahwa memfungsikan suatu inovasi teknologi akan

dapat menolongnya untuk mendapatkan berbagai profit pada karir dan pekerjaan.

Kinerja individu diharapkan selaras dengan kinerja organisasi. Ekspektasi kinerja

berpengaruh terhadap niat penggunaan sistem informasi. Dapat dikatakan bahwa

ekspektasi kinerja merupakan derajat seseorang mempercayai dan meyakini

bahwa dengan melakukan dan menggunakan suatu perubahan dalam bekerja

memanfaatkan teknologi informasi berbantuan komputer dapat membantu

kinerjanya pada suatu bidang pekerjaan tertentu (Krismadinata, Arnovia, Syahril,

& Yahfizham, 2018). Kepercayaan digunakan karena merupakan kunci penting

untuk membangun loyalitas pelanggan dan mempertahankan kontinuitas dalam

hubungan pembeli dan penjual (Anderson dan Weitz 1989).

Performance expectancy merupakan representasi dari lima konstruk yang

diperoleh dari beberapa model sebelumnya antara lain perceived usefulness

(technology acceptance model), ekstrinsic motivation (motivational model), job-fit

(model of personal computer utilization), relative advantage (innovation diffusion

theory) and expectancy to the achievement (social cognitive theory) (Adenan,

2015). 

No comments:

Post a Comment