Friday, September 6, 2024

Hazard Identification (Identifikasi Bahaya)


Elemen pertama dari proses manajemen risiko K3 dimulai dengan
identifikasi bahaya. Identifikasi bahaya adalah tahap untuk mengidentifikasi
semua kemungkinan bahaya atau risiko yang mungkin terjadi di lingkungan
kegiatan dan bagaimana dampak atau keparahan yang terjadi. Identifikasi bahaya
merupakan landasan dari program pencegahan kecelakaan atau pengendalian
risiko
a. Manfaat identifikasi bahaya antara lain:
1) Mengurangi peluang kecelakaan
Dengan mengidentifikasi bahaya maka berbagai sumber bahaya dapat
diketahui dan kemudian dihilangkan, sumber bahaya yaitu kondisi tidak aman
dan perilaku tidak aman yang ada di tempat kerja.
2) Memberikan pemahaman bagi semua pihak (pekerja, manajemen dan
pihak terkait lainnya) mengenai potensi bahaya dari aktivitas perusahaan
sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan.
3) Sebagai landasan dan masukan untuk menentukan strategi pencegahan dan
pengamanan yang tepat dan efektif.
4) Memberikan informasi yang terdokumentasi mengenai sumber bahaya
dalam perusahaan kepada semua pihak khususnya pemangku
kepentingan
b. Cara dalam melakukan identifikasi bahaya adalah sebagai berikut:
1) Inspeksi keselamatan kerja (melakukan survei keselamatan umum di
tempat kerja)
2) Mengadakan patroli keselamatan kerja (mengidentifikasi bahaya di
sepanjang rute patroli yang ditetapkan terlebih dahulu)
3) Mengambil sampling keselamatan kerja
4) Mengaudit keselamatan kerja (membuat hitungan jumlah bahaya berbeda
yang ditemukan sebagai pembanding dengan audit yang serupa pada
waktu sebelumnya dan yang akan datang)
5) Melakukan survei kondisi lingkungan
6) Membuat laporan kecelakaan
7) Melaporkan kondisi yang hampir menimbulkan kecelakaan atau nyaris
celaka
8) Meminta masukan dari para pekerja
c. Teknik Identifikasi Bahaya
Klasifikasi teknik identifikasi bahaya meliputi:
1) Metode pasif
Bahaya dapat dikenal dengan mudah jika dialami sendiri secara
langsung,cara ini bersifat primitif dan terlambat karena kecelakaan
setelah terjadi, baru dikenal dan diambil langkah pencegahannya. Teknik
atau metode ini sangat rawan, karena tidak semua bahaya dapat
menunjukkan eksistensinya, sehinggadapat terlihat dengan mudah.
2) Metode semiproaktif
Teknik ini disebut juga belajar dari pengalaman orang lain,
karena tidakperlu dialami sendiri. Teknik in lebih baik, tidak perlu
mengalami sendiri setelahitu baru mengetahui adanya bahaya. Namun
teknik ini kurang efektif karena:
a) Tidak semua bahaya telah diketahui atau pernah menimbulkan
dampakkejadian kecelakaan.
b) Tidak semua kejadian dilaporkan atau diinformasikan kepada pihak
lainuntuk diambil sebagai pelajaran.
c) Kecelakaan kerja telah terjadi yang berarti tetap menimbulkan
kerugian, walaupun menimpa pihak lain

No comments:

Post a Comment