Thursday, July 4, 2024

Bentuk sanksi dari tindakan indisipliner

 


Ada beberapa bentuk tindakan sanksi yang diterima oleh seorang
karyawan akibat tindakan indisipliner yang dilakukannya (Fahmi, 2016:66), yaitu:

  1. Teguran lisan
  2. Teguran tertulis
    Isi teguran tersebut teraplikasi dalam berbagai macam bentuk, secara umum
    sebagai berikut:
  3. Penurunan jabatan
  4. Pemindahan posisi
  5. Pemutusan hubungan kerja (PHK)
  6. Termasuk pengaduan terhadap pihak berwajib.
    Pelaksanaan sanksi terhadap pelanggaran disiplin dengan memberikan
    peringatan, harus segera, konsisten dan impersonal menurut Mangkunegara (2016:
    121) yaitu, sebagai berikut:
  7. Pemberian peringatan: Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan
    surat peringatan pertama, kedua, ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah
    agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang telah
    dilakukannya. Disamping itu pula surat peringatan tersebut dapat dijadikan
    bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian pegawai.
  8. Pemberian sanksi harus segera: Pegawai yang melanggar disiplin harus segera
    diberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku.
    Tujuannya, agar pegawai yang bersangkutan memahami sanksi pelanggaran
    yang berlaku di perusahaan. Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah
    disiplin yang ada. Disamping itu, memberi peluang pelanggar-pelanggar untuk
    mengabaikan disiplin perusahaan.
  9. Pemberian sanksi harus konsisten: Pemberian sanksi kepada pegawai yang
    tidak disiplin harus konsisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan
    menghargai peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
    Ketidakkonsistenan pemberian sanksi dapat mengakibatkan pegawai
    merasakan adanya diskriminasi pegawai, ringannya sanksi, dan pengabaian
    sanksi.
  10. Pemberian sanksi harus impersonal: Pemberian sanksi pelanggaran disiplin
    harus tidak membeda-bedakan pegawai, tua muda, pria/wanita, tetap
    diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar
    pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang berlaku
    di perusahaan

Macam-macam Disiplin Kerja

 


Disiplin kerja menurut Mangkunegara (2016:129) ada 2 macam. yaitu:

  1. Disiplin Preventif
    Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai mengikuti
    dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh
    perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai disiplin diri.
    Dengan cara preventif pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-
    peraturan perusahaan. Pimpinan perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam
    membangun ilim organisasi dengan disiplin preventif. Begitu pula pegawa
    harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta peraturan-
    peraturan yang ada dalam organisasi.
  2. Disiplin Korektif
    Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam
    menyatukan perusahaan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan
    sesuai dengan pedomn yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif,
    pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan
    peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki
    pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan
    pelajaran.

Definisi Disiplin Kerja

 


Menurut Rivai (2019:333) Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu
sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang
berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya
dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya, apabila ia melanggar tugas
dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, terutama digunakan
untuk memotivasi pegawai agar mendisiplinkan diri dalam melaksanakan
pekerjaan baik secara perorangan maupun secara kelompok. Disamping itu,
disiplin juga bermanfaat untuk mendidik pegawai dalam mematuhi dan
menyenangi peraturan, prosedur, serta kebijakan yang ada sehingga menghasilkan
kinerja yang baik. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif Manajemen SDM yang
terpenting karena semakin baik disiplin pegawai maka semakin tinggi prestasi
kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi
organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.

Ciri-ciri Orang Kreatif

 


Menurut Suryana (2016: 72) terdapat 8 ciri-ciri orang kreatif yaitu:

  1. Tertantang terhadap kondisi dan situasi yang sudah ada.
  2. Selalu ingin tahu segala hal.
  3. Memiliki motivasi atau dorongan dari dalam diri yang tinggi .
  4. Memiliki visi yang jelas kedepan.
  5. Dapat menghibur orang lain.
  6. Berani mengambil resiko
  7. Suka berpetualang.
  8. Memiliki selera humor.
    Dari kedelapan ciri-ciri diatas maka tercipta indikator menurut Suryana (2016:73)
    yaitu:
    a. Tidak merasa puas atas prestasi yang telah dicapai, dan selalu ingin membuat
    perubahan, perbaikan dan pengembangan.
    b. Selalu ingin tahu dan selalu mengeksplore lingkungan agar dapat menemukan
    kemungkinan-kemungkinan baru.
    c. Memiliki respon yang cepat terhadap keutuhan dari dalam, selalu proaktif, dan
    menghargai setiap usaha.
    d. Memiliki pandangan jauh kedepan dan memiliki imajinasi yang tinggi.
    e. Memunculkan ide-ide yang belum pernah terpikirkan sebelumnya, dan
    memandang sesuatu yang tidak mungkin terjadi mungkin.
    f. Berani mencoba sesuatu yang baru dan bersedia menanggung kegagalan.
    g. Selalu mencoba untuk mengubah lingkungan dan melakukan petualangan
    untuk mendapatkan inspirasi.
    h. Memiliki ketertarikan terhadap hal yang mengagumkan.

Hambatan Krativitas

 


Menurut Scarborought & Cornwall (2016: 109) bahwa terdapat 9 kategori
“mental locks” yang membatasi kreativitas individu ialah:

  1. Hanya berfokus pada selalu “berpikir logis”.
  2. Selalu berusaha mencari jawaban yang “tepat”.
  3. Mengikuti peraturan secara membabi buta.
  4. Selalu berpikir simpel dan praktis.
  5. Memandang sebuah permainan adalah hal yang tidak berguna.
  6. Selalu ingin menjadi ahli dalam bidangnya atau spesialis.
  7. Selalu ingin menghindari ambigu atau bermakna ganda.
  8. Takut terlihat tidak mempunyai wawasan atau bodoh.
  9. Memiliki keyakinan bahwa “saya tidak kreatif” adalah langkah yang
    membunuh kreativitas

Cara Melatih Pemikiran Kreatif

 


Seorang wirausaha harus dapat melatih cara berpikir mereka dengan cara
berbeda (think out of the box) ini ada sebelas hal yang patut diperhatikan dalam
menerapkan cara berpikir menurut Scarborought & Cornwall (2016: 106-107):

  1. Selalu berpikir : “adakah cara lain yang lebih baik?”.
  2. Menentang kebiasaan, rutinitas dan tradisi.
  3. Reflektif, sering berpikir “keluar dari jendela” dan penuh penghayatan saat
    berpikir.
  4. Pemikiran secara produktif. Semakin banyak ide yang terkumpul semakin
    banyak pola kemungkinan untuk memperoleh ide-ide kreatif.
  5. Bermain “mental games”, mencoba melihat berbagai kemungkinan dengan
    berbagai perspektif.
  6. Selalu sadar akan sebuah permasalahan tidak hanya memilih satu solusi.
  7. Menganggap bahwa kesalahan sebagai “pill stop” jalan menuju sukses.
  8. Memiliki anggapan bahwa masalah sebagai batu loncatan untuk
    menghasilkan gagasan atau ide-ide baru.
  9. Memahami sebuah kegagalan sebagai bagian dari proses kreatif yang alami.
  10. Mempunyai kecakapan “ helikopter” yaitu mampu atau keterampilan untuk
    “naik” melihat rutinitas harian dari perspektif yang lebih luas kemudian
    “turun” untuk berfokus pada area yang membutuhkan perubahan.
  11. Menghubungkan ide yang tidak berhubungan dengan masalah untuk
    memperoleh solusi inovatif

Definisi Kreativitas

 


Kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau
menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dengan sebelumnya. Kreativitas
merupakan kemampuan interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada, dengan
demikian perubahan di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat
menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Salah satu konsep yang amat
penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan antara kreativitas dan
aktualisasi diri. Menurut psikolog humanistik, Abraham Maslow dan Carl Rogers
menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengaktualisasikan dirinya apabila
seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia
mampu menjadi, mengaktualisasikan, atau mewujudkan potensinya.
Menurut Suryana (2016: 76) Kreativitas merupakan Tindakan yang
menghasilkan sesuatu dan merupakan kegiatan yang mendatangkan hasil yang
sifatnya mencakup baru (new), berguna (useful) dan dapat dimengerti
(understable).
Menurut Semiawan dalam Faisal Abdullah (2015:121) mengemukakan
bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau
dalam permesinan, atau dalam metode-metode baru. Sedangkan menurut
Amirullah dan Budiyono (2014:21) menjelaskan bahwa “Skill atau keterampilan
adalah suatu kemampuan untuk menerjemahkan pengetahuan ke dalam praktik
sehingga tercapai tujuan yang diinginkan”