Sunday, July 7, 2024

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

 


Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat
penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi
maupun perusahaan. Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi
dibandingkan dengan sumber daya yang lain seperti teknologi dan modal, karena
manusia itu sendiri yang dapat mengendalikan faktor yang lain. Sumber daya
manusia adalah individu yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai
penggerak, pemikir, dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi.
Marwansyah (2010:3), manajemen sumber daya manusia dapat diartikan
sebagai pedayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan
melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi,
pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir,
pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan
hubungan industrial.
Kasmir (2016:6), manajemen sumber daya manusia adalah proses
pengelolaan manusia, melalui perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan,
pengembangan, pemberian kompensasi, karier, keselamatan dan kesehatan serta
menjaga hubungan industrial sampai pemutusan hubungan kerja guna mencapai
tujuan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan stakeholder

Indikator Kinerja

 


Adapun indikator dari kinerja karyawan menurut Mangkunegara (2011) adalah
sebagai berikut :
1) Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa
yang seharusnya dikerjakan.
2) Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu
harinya. Kuantitas ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu
masing-masing.
3) Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan
pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.
4) Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban
karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.
Sedangakan indikator dari kinerja karyawan menurut Sudarmanto (2015)
adalah sebagai berikut:
1) Quality, terkait dengan proses atau hasil mendekati semprna/ ideal dalam
memenuhi maksud atau tujuan.
2) Quantity, terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang dihasilkan.
3) Imeliness, terkait dengan waktu yang diperlukan dalam menyeleseaikan
aktivitas atau menghasilkan produk.
4) Cost Effectiveness, terkait dengan tingkat penggunaan sumbersumber
organisasi (orang, uang, material, teknologi) dalam mendapatkan hasil atau
pengurangan pemborosan dalam penggunaan sumber-sumber organisasi.
5) Need For Supervision, terkait dengan kemampuan individu dapat
menyelesaikan pekerjaan atau fungsi pekerjaan tanpa pengawasan dari
pimpinan.
6) Interpersonal Impact, terkait dengan kemampuan individu dalam
meningkatkan perasaan harga diri, keinginan baik, dan kerja sama diantara
sesama pekerja adan anak buah.

Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

 


Menurut Mathis (2006) faktor yang mempengaruhi karyawan dalam
bekerja, yaitu kemampuan karyawan untuk melakukan pekerjan tersebut, tingkat
usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi. Kinerja karyawan berkurang
apabila salah satu faktor ini berkurang atau tidak ada. Masalah kinerja merupakan
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepada karyawan. Kinerja meliputi kualitas output serta
kesadaran dalam bekerja. Ada tiga alasan yang berkaitan mengapa penentuan
sasaran mempengaruhi kinerja, yaitu :
1) Penentuan sasaran mempunyai dampak mengarahkan, yaitu memfokuskan
aktivitas–aktivitas kearah tertentu dari pada kearah lainnya.
2) Disebabkan oleh sasaran-sasaran yang telah diterima, maka orangorang
cenderung mengarahkan upaya secara proporsional terhadap kesulitan
sasaran.
3) Sasaran-sasaran yang sukar akan membuahkan ketekunan dibandingkan
sasaran-sasaran yang ringan

Pengertian Kinerja Karyawan

 


Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja
merupakan hasil dari pekerjaan yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melakukan tugas yang telah diberikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Kinerja adalah motivasi serta kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas,
ketersediaan keterampilan karyawan tidaklah cukup dalam melaksanakan
pekerjaan tanpa pemahanan sesuai dengan apa yang dikerjakan. Mangkunegara
(2011) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Hal ini disebabkan karyawan
dituntut untuk memberikan waktu, tenaga dan usahanya untuk memperoleh apa
yang mereka inginkan, misalnya keuntungan ekonomi, fellowship dan juga status
sosial.
Bernardin (2001) dalam Sudarmanto (2015) juga menyatakan bahwa kinerja
merupakan hasil yang diproduksi (dihasilkan) atas fungsi pekerjaan tertentu atau
aktivitas selama periode tertentu. Sedangkan Moeheriono (2012) dalam Ma’ruf
(2014) mendefinisikan kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis
suatu organisasi. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan karyawan sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka
memberi kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk kualitas pelayanan
yang disajikan. Berhasil tidaknya kinerja yang dicapai organisasi tersebut di
pengaruhi kinerja karyawan secara individual maupun kelompok. Dengan asumsi
semakin baik kinerja karyawan maka semakin baik kinerja organisasi.

Indikator Efektivitas Program

 


Menurut The Liang Gie (1981: 37) "efektivitas mengandung arti terjadinya
satu efek yang dikehendaki, jadi perbuatan menimbulkan akibat sebagaimana yang
dikehendaki orang lain. Menurut Maesaroh (2010:13), efektivitas dapat dijelaskan
bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain:
1) Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektif jika melaksanakan
tugas dan fungsinya, begitu juga suatu program akan efektif jika tugas dan
fungsinya dilaksanakan dengan baik.
2) Aspek rencana atau program, yang dimaksud jika seluruh rencana
dilaksanakan maka program akan berjalan secara efektif.
3) Aspek ketentuan, aspek ini berhubungan anatara subjjek, jika aturan
dilaksanakan maka program akan berjaan dengan efektif.
4) Aspek tujuan, suatu program dikatakan efektif jika tujuan dapat tercapai
sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
Prihartono (2012:37) menyebutkan bahwa efektivitas diartikan sebagai
tingkat keberhasilan mencapa sasaran. Sasaran diartikan sebagai keadaan atau
kondisi yang diinginkan. Sedangkan efisiensi adalah perbandingan terbaik antara
input dan output, atau sering disebut ratio input dan output. Ada beberapa
pendekatan untuk mengukur efektivitas yaitu:
1) Pendekatan sumber (System Resource Approach), Organisasi dapat
memperoleh berbagai macam sumber yang dibutuhkan dan memelihara
sistem organisasi dalam kondisi mampu dan sumber daya yang diperoleh
dari lingkungan.
2) Pendekatan proses (Process Approach). Hal ini merupakan efektivitas
organisasi sebagai efisiensi dan kondisi dari organisasi secara internal.
3) Pendekatan sasaran (Goal Approach), Pengukuran sasaran menjadi sulit
karena ada bermacam-macam sasaran, antara lain operative goal dan
sasaran resmi.
4) Pendekatan gabungan, Pendekatan kontingensi mengadakan pengukuran
efektivitas secara menyeluruh, yaitu:
a. Oleh kelompok birokrat organisasi
b. Oleh kelompok karyawan
c. Oleh kelompok saham
d. Oleh kelompok bahan dan peralatan Oleh kelompok pemilik atau
owner

Efektivitas Program

 


Efektivitas program adalah suatu penilaian atau pengukuran terhadap sejauh
mana kegiatan dalam program-program yang telah dilakukan dapat mencapai
tujuan awal dari program tersebut. Efektivitas program dapat dirumuskan sebagai
tingkat perwujudan sasaran yang menunjukan sejauh mana sasaran program yang
telah ditetapkan (Julia, 2010:26).
Makmur (2011:6) berpendapat bahwa efektivitas program merupakan
kegiatan yang pelaksanaannya menampakkan ketepatan antara harapan yang kita
inginkan dengan hasil yang dicapai, dimana ditunjukkan dengan ketepatan harapan,
implementasi, dan hasil yang dicapai. Campbell (dalam Dyah dan Arif, 2014: 97)
efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan operasional dalam
melaksanakan program-program kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pendapat lain menyebutkan Efektivitas program
merupakan suatu cara untuk mengukur sejauhmana program tersebut dapat berjalan
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian terhadap tingkat
kesesuaian program merupakan salah satu cara untuk mengukur efektivitas
program. Efektivitas program dapat diketahui dengan membandingkan tujuan
program dengan output program (Ditjen Binlantas Depnaker, 1983 dalam Satries,
2011).
Upaya evaluasi program suatu organisasi dapat dilakukan melalui konsep
efektivitas. Konsep ini merupakan salah satu faktor dalam memutuskan apakah
akan membuat perubahan besar pada bentuk organisasi dan tata kelola. Dalam
konteks ini, efektivitas adalah pencapaian tujuan organisasi melalui penggunaan
sumber daya yang tersedia secara efisien dalam hal input, proses, dan output. Dari
pendapat-pendapat di atas tentang efektifitas, dapat dikatakan bahwa jika sesuai
dengan yang diinginkan, maka efektif. Dengan kata lain, mencapai suatu masalah
adalah mencapai tujuan mengambil tindakan untuk mencapainya. Efektivitas dapat
diartikan sebagai proses pencapaian suatu tujuan tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

 


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas dalam sebuah
organisasi atau perusahaan, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a) Karakteristik Organisasi (Struktur dan Organisasi)
Penekanan ciri organisasi oleh Steers adalah terhadap struktur dan teknologi
karena kedua variabel tersebut sangat mempengaruhi efektivitas organisasi.
Perubahan yang bersifat inovatif dalam hubungan interaktif antar anggota-anggota
organisasi atau penyusunan hubungan SDM akan meningkatkan efektivitas
organisasi. Dengan tercapainya berbagai kemajuan di dalam struktur organisasi,
misalnya dengan meningkatkan spesialisasi fungsi, ukuran organisasi, sentralisasi
pengambilan keputusan dan formalisasi akan meningkatkan produktivitas
organisasi.
Tercapainya kemajuan di dalam teknologi dapat memperkenalkan cara-cara
yang lebih produktif dengan menggunakan sarana-sarana baru akan
mempengaruhi efektivitas organisasi. Pemanfaatan kedua hal tersebut secara
baik, yakni struktur dan teknologi akan mempermudah organisasi untuk
mencapai tujuannya.
b) Karakteristik Lingkungan (Ketepatan Atas Keadaan Lingkungan)
Karakteristik lingkungan ini mencapai dua aspek yang saling berhubungan yaitu
lingkungan ekstern dan lingkungan intern. Lingkungan ekstern yaitu semua
lingkungan kekuatan yang timbul diluar batasan- batasan organisasi. Lingkungan
interen pada umumnya dikenal sebagai iklim organisasi yang meliputi bermacam-
macam atribut lingkungan kerja.
c) Karakteristik Pekerjaan (Perbedaan Sifat Pekerja)
Lingkungan dalam bekerja memiliki pandangan tujuan kebutuhan dan
kemampuan yang berbeda-beda, individu ini memiliki pengaruh langsung terhadap
rasa ketertarikan pada organisasi dan potensi kerja. Tanpa rasa keterkaitan dan
prestasi, efektifitas mustahil akan tercapai.
d) Kebijakan dan Praktek Manajemen
Kebijakan dan praktek manajemen merupakan mekanisme yang meliputi
penetapan tujuan strategi, pencarian dan pemanfaatan sumber daya secara efisien,
menciptakan lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan
pengembalian keputusan serta adaptasi dan inovasi organisasi. Dalam hal ini,
manejer sangat penting untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan secara propesional
untuk mencapai tujuan.
Efektivitas program adalah suatu penilaian atau pengukuran terhadap sejauh
mana kegiatan dalam program-program yang telah dilakukan dapat mencapai
tujuan awal dari program tersebut. Efektivitas program dapat dirumuskan sebagai
tingkat perwujudan sasaran yang menunjukan sejauh mana sasaran program yang
telah ditetapkan (Julia, 2010:26).
Upaya evaluasi program suatu organisasi dapat dilakukan melalui konsep
efektivitas. Konsep ini merupakan salah satu faktor dalam memutuskan apakah
akan membuat perubahan besar pada bentuk organisasi dan tata kelola. Dalam
konteks ini, efektivitas adalah pencapaian tujuan organisasi melalui penggunaan
sumber daya yang tersedia secara efisien dalam hal input, proses, dan output. Dari
pendapat-pendapat di atas tentang efektifitas, dapat dikatakan bahwa jika sesuai
dengan yang diinginkan, maka efektif. Dengan kata lain, mencapai suatu masalah
adalah mencapai tujuan mengambil tindakan untuk mencapainya. Efektivitas dapat
diartikan sebagai proses pencapaian suatu tujuan tertentu.