Sunday, July 7, 2024

Proses Tindakan Disiplin

 


MenurutMarwansyah (2010) sebuah tindakan disiplin harus
memenuhi syarat berikut ini:
a. Segera
Tindakan disiplin harus diberlakukan segera sesudah terjadinya
pelanggaran. Selain itu, penting dicatat bahwa orang didisiplinkan
bukan karena kepribadian mereka tetapi karena apa yang mereka
lakukan (perilaku).
b. Dengan Peringatan
Karyawan harus mendapatkan peringatan yang memadai. Setiap
karyawan harus mengetahui secara jelas konsekuensi dari perilaku
kerja yang diharapkan.
c. Konsisten
Agar dipersepsikan sebagai sesuatu yang adil, tindakan disiplin mesti
diberlakukan secara konsisten jika ditemukan situasi pelanggaran yang
sama.
d. Tidak bersifat Pribadi (impersonal)
Manajer tidak boleh membeda-bedakan bawahannya dalam penerapan
tindakan disiplin. Siapapun yang melanggar aturan, harus ditindak

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Pegawai

 Menurut Singodimedjo (2000) dalam Edy Sutrisno (2012) faktor

yang mempengaruhi disiplin pegawai adalah:
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi
Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia
merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payah
yang telah dikontribusikan bagi perusahaan.bila mereka mendapatkan
kompensasi yang memadahi, mereka akan dapat bekerja dengan tenang
dan berusaha berkerja dengan sebaik mungkin. Begitupun sebaliknya.
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
Keteladanan pimpinan sangat penting karena dalam lingkungan kerja,
semua karyawan akan memperhatikan bagaimana pimpinan dapat
menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan
dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan
disiplin yang sudah ditetapkan.
c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana, bila tidak ada aturan
tertulis, bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan
pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakkan bila peraturan
yang dibuat hanya berdasarka intruksi lisan yang dapat diubah ubah
sesuai dengan situasi.
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tidakan
Bila ada seseorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada
keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan
pelanggaran yang dibuatnya. Sehingga bila adanya tindakan terhadap
pelanggaran disiplin, maka semua karyawan akan terlindungi dan
dalam hatinya berjanji tidak akan melakukan pelanggaran.
e. Ada tidaknya pengawasan dari pimpinan
sudah menjadi tabiat manusia bahwa mereka selalu ingin bebas, tanpa
terikat atau diikat oleh aturan apapun. Namun dengan adanya
pengawasan dari pemimpin, maka sedikit banyak para karyawan akan
terbiasa melaksanakan disiplin kerja.
f. Tidak adanya perhatian kepada karyawan
seorang karyawan tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi
yang tinggi, tetapi mereka juga membutuhkan perhatian yang besar
dari pimpinannya sendiri. Keluhan dan kesulitan mereka ingin
didengar, dan dicarikan jalan keluarnya, dan sebagainya.
g. Diciptakan kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Kebiasaan-kebiasaan positif itu antara lain adalah saling menghormati,
melontarkan pujian pada waktu yang tepat, sering mengikutsertakan
karyawan dalam pertemuan, dan sebagainya. 

Jenis-jenis Disiplin

 


Marwansyah (2010) membagi jenis disiplin kedalam dua kategori
yaitu:
a. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah tindakan yang diambil untuk mendorong
karyawan agar mengikuti standar dan aturan sehingga pelanggaran bisa
dicegah. Tujuan pokok disiplin preventif adalah mendorong
terbentuknya disiplin-diri, dan departemen SDM memainkan peran
penting. Upaya pencegahan dilakukan dengan mengembangkan
program-program untuk mengontrol ketidakhadiran dan keluh kesah,
mengkomunikasikan standar-standar kepada karyawan dan mendorong
karyawan untuk mengikutinya, dan mendorong peran serta karyawan
dalam penetapan standar.
b. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah tindakan yang dilakukan sesudah terjadinya
pelanggaran. Tindakan ini bertujuan agar tidak terjadi pelanggaran lebih
jauh dan untuk menjamin bahwa di masa mendatang para karyawan
akan mengikuti standar dan aturan organisasi. Tindakan korektif atau
disciplinary action biasanya berbentuk hukuman, seperti peringatan atau
skorsing tanpa gaji

Pengertian Disiplin Kerja

 


Menurut Edy Sutrisno (2009) mengatakan disiplin adalah sikap
kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-
norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin karyawan yang baik
akan mempercepat tujuan perusahaan, begitupun sebaliknya.
Menurut Siagan(2014) dalam Diah Indriani (2015)menyatakan
bahwa disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong
para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan. Menurut
Sutrisno(2009) dalam Diah Indriani (2015) Disiplin kerja adalah sikap,
tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan organisasi baik
tertulis maupuntidak tertulis.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis mengambil
kesimpulan bahwa disiplin kerja adalah sikap seorang pegawai untuk
mematuhi peraturan yang berlaku dalam perusahaan dengan sukarela yang
digunakan sebagai alat penggerak untuk meningkatkan kinerjanya

Fungsi Budaya Organisasi

 


Fungsi budaya organisasi menunjukan peranan atau kegunaan dari
budaya organisasi. Fungsi budaya organisasi menurut Wibowo (2010)
adalah sebagai berikut
a. Memberi anggota identitas organisasional, menjadikan perusahaan
diakui sebagai perusahaan yang inofatif dengan mengembangkan
produk baru. Identitas organisasi menunjukan cirri khas yang
membedakan dengan organisasi lain yang mempunyai sifat khas yang
berbeda.
b. Memfasilitasi komitmen kolektif, perusahaan mampu membuat
pekerjaannya bangga menjadi bagian daripadanya. Anggota organisasi
memiliki komitmen bersama tentang norma-norma dalam organisasi
yang harus diikuti dan tujuan bersama yang harus dicapai.
c. Meningkatkan stabilitas system social sehingga mencerminkan bahwa
lingkungan kerja dirasakan positif dan diperkuat, konflik dan
perubahan dapat dikelola secara efektif. Dengan kesepakatan bersama
tentang budaya organisasi yang harus dijalani mampu membuat
lingkungan dan interaksi social berjalan dengan stabil tanpa gejolak.
d. Membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari atas
lingkungannya. Budaya organisasi dapat menjadi alat untuk membuat
orang berpiukiran sehat dan masuk akal

Karakteristik Budaya Organisasi

 


Menurut Stephen P. Robbins (2003) dalam Wibowo (2010)
mengemukakan adanya tujuh karakteristik budaya organisasi, antara lain:
a. Innovation and risk taking (inovasi dan pengambilan resiko), suatu
tingkatan dimana pekerja didorong untuk menjadi inovatif dan
mengambil resiko
b. Attention to detail (perhatian dalam hal detail), dimana pekerja
diharapkan menunjukan ketepatan, analisis, dan perhatian pada hal
detail.
c. Outcome orientation (orientasi pada manfaat), dimana manajemen
memfokus pada hasil atau manfaat daripada sekedar pada teknik dan
proses yang dipergunakan untuk mendapat manfaat tersebut.
d. People orientation (orientasi pada orang) dimana keputusan
manajemen mempertimbangkan pengaruh manfaatnya pada orang
dalam oraganisasi.
e. Team orientation (orientasi pada tim), dimana aktivitas kerja
diorganisasi berdasar tim daripada individual.
f. Aggressiveness (agresivitas), dimana orang cenderung lebih agresif
dan kompetititf daripada easy going.
g. Stability (stabilitas), dimana aktivitas organisasional menekankan pada
menjaga status quo sebagai lawan dari pengembangan.

Tipe Budaya Organisasi

 


Menurut Robbins (2001) dalam Wibowo (2010) tipe budaya
organisasi dikelompokan sebagai berikut:
a. Networked Culture
Organisasi memandang anggota sebagai keluarga dan teman.Budaya
ini memiliki tingkat sosiabilitas atau kesenangan bergaul yang tinggi.
Cenderung berbicara bisnis secara bebas, kebiasaan informal, dan
menggunakan banyak waktu untuk bersosialisasi
b. Mercenary Culture
Budaya ini memiliki tingkat sosiabilitas rendah dan tingkat solidaritas
tinggi, focus dalam menarik bersama untuk membuat pekerjaan
dilakukan. Komunikasi cenderung cepat, langsung dan dikendalikan
dengan cara yang tidak ada yang tidak mungkin.
c. Fragmented Culture
Organisasi yang dibuat dari para individual.Budaya ini ditandai oleh
solidaritas dan sosiabilitas yang rendah.Sedikit melakukan kontak
dalam bekerja dan mereka tidak saling mengenal.
d. Communal Culture
Organisasi ini menilai baik persahabatan dan kinerja.Budaya ini
memiliki solidaritas dan sosiabilitas yang tinggi. Mereka sangat
bersahabat satu sama lain dan bergaul dengan baik, baik secara pribadi
maupun professional