Monday, July 8, 2024

Lingkungan Kerja

 


Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, yang dapat
mempengaruhi seorang pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Pada dasarnya
pengertian lingkungan berkaitan dengan elemen-elemen yang ada disekitar perusahaan yang
berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Dalam konteks
lingkungan kerja maka dapat didefinisikan sebagai elemen-elemen yang ada disekitar karyawan,
yang berdampak secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja karyawan (Wibowo, 2014).
Menurut Sihaloho dan Siregar (2019) lingkungan kerja merupakan salah satu tempat yang paling
sering dilakukan oleh karyawan dalam melakukan kegiatan aktivitasnya sehari-hari. Lingkungan
kerja yang menyenangkan akan memberikan rasa nyaman kepada karyawan sehingga dapat
mempengaruhi meningkatnya kinerja karyawan.
Lingkungan kerja merupakan lingkungan fisik tempat karyawan bekerja yang
mempengaruhi kinerja, keamanan dan mutu kehidupan kerja mereka. Lingkungan kerja diartikan
sebagai suatu kondisi yang berkaitan dengan ciri-ciri tempat bekerja terhadap perilaku dan sikap
pegawai dimana hal tersebut berhubungan dengan terjadinya perubahan-perubahan psikologis
karena hal-hal yang dialami dalam pekerjaannya atau dalam keadaan tertentu yang harus terus 
diperhatikan oleh organisasi yang mencakup kebosanan kerja, pekerjaan yang monoton dan
kelelahan (Valentine, 2017). Terdapat dua dimensi lingkungan kerja, yaitu : (Valentine, 2017)

Kondisi lingkungan kerja

 


Dalam hal ini lingkungan kerja secara medis dapat dilihat dari sikap perusahaan dalam
menangani hal-hal sebagai berikut :

  • Kebersihan lingkungan kerja.
  • Sistem pembuangan sampah dan limbah industry.
  1. Sarana kesehatan tenaga kerja
    Upaya upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerjanya. Hal ini
    dapat dilihat dari :
  • Sarana olah raga dan kesempatan rekreasi.
  • Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja.
  1. Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja
    Merupakan pelayanan kesehatan tenaga kerja dan pemeriksaan kesehatan kerja. Hal ini
    dapat dilihat dari :
  • Pelayanan kesehatan tenaga kerja.
  • Pemeriksaan kesehatan kerja secara berkala

Kesehatan Kerja

 


Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 1948, dijelaskan bahwa kesehatan
adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit
atau kelemahan. Selanjutnya pada tahun 1986, WHO dalam Piagam Ottawa menyatakan bahwa
kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan adalah
konsep positif yang menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
Kesehatan kerja atau occupational health cenderung diartikan sebagai upaya kesehatan yang
mengurusi masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat di tempat mereka bekerja.
Tujuan utamanya selain untuk meningkatkan derajat kesehatan para pekerja juga untuk efisiensi
dan produktifitas pekerjaan (Sinambela, 2017).
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi dalam ilmu kesehatan masyarakat/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan
kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum (Triwibowo dan
Pusphandhani, 2013). Menurut Rahmah (2017) sarana kesehatan tenaga kerja upaya-upaya dari
perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerjanya. Hal ini dapat dilihat dari
penyediaan air bersih, sarana olahraga dan kesempatan rekreasi, kebersihan pada lingkungan kerja,
dan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja. Kesehatan dalam ruang lingkup keselamatan dan
kesehatan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-
Undang Pokok Kesehatan RI No.9 Tahun 1960, Bab 1 Pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai
kesempurnaan yang meliputi keadaan jasmani, rohani dan kemasyarakatan, dan bukan hanya
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan-kelemahan lainnya. Menurut Rahmah
(2017) ada tiga dimensi kesehatan kerja yang terdiri dari :

Keselamatan Kerja

 


Keselamatan kerja merupakan suatu bentuk keadaan yang menghindarkan kesalahan dan
kerusakan kerja yang dilakukan oleh pekerja/ karyawan (Hadiyanti & Setiawardani, 2018).
Keselamatan kerja adalah membuat kondisi kerja yang aman dengan dilengkapi alat-alat
pengaman, penerangan yang baik, menjaga lantai dan tangga bebas dari air, minyak, nyamuk dan
memelihara fasilitas air yang baik. Keselamatan kerja merupakan perlindungan kesejahteraan fisik
dengan tujuan mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan. Dengan
kata lain, keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,
kerusakan atau kerugian di tempat kerja (Rahmah, 2017). Adapun tujuan dari keselamatan kerja
adalah : 1) Setiap pegawai dapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja; 2) Agar setiap
perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya; 3) Agar semua hasil produksi
dipelihara keamanannya; 4) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan gizi
pegawai; 5) Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja; 6) Terhindar dari
gangguan kesehatan yang disebabkan lingkungan kerja; dan 7) Agar pegawai merasa aman dan
terlindungi dalam bekerja (Catrina dan Andi, 2012).
Keselamatan kerja sebagai suatu keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan
pekerjaan. Keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja,
sebab pada hakikatnya tidak ada yang menginginkan terjadinya kecelakaan dalam melaksanakan
tugas (Sinambela, 2017). Menurut Rahmah (2017) adapun dimensi keselamatan kerja, yang
meliputi :

  1. Lingkungan kerja fisik
    Secara fisik upaya-upaya yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
    keselamatan kerja adalah :
  • Penempatan benda atau barang dilakukan dengan diberi tanda-tanda,
    batas-batas, dan peringatan yang cukup.
  • Penyediaan perlengkapan yang mampu untuk digunakan sebagai alat
    pencegahan, pertolongan dan perlindungan.
  • Kelengkapan alat-alat perlindung diri.
  • Pemahaman penggunaan peralatan dengan mengadakan sosialisasi.
  1. Lingkungan kerja sosial
    Jaminan kerja sosial dapat dilihat pada aturan organisasi sepanjang mengenai berbagai
    jaminan organisasi atas pegawai atau pekerja yang meliputi :
  • Aturan mengenai ketertiban organisasi atau pekerjaan hendaknya
    diperlakukan secara merata kepada semua pegawai tanpa kecuali.
  • Perawatan atau pemeliharaan asuransi terhadap para pegawai yang
    melakukan pekerjaan berbahaya dan beresiko.

Kinerja

 


Kinerja karyawan merupakan suatu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah
dicapai oleh seorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Andhini, 2017). Kinerja merupakan implementasi dari teori
keseimbangan, yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukkan prestasi yang optimal bila
ia mendapatkan manfaat dan terdapat rangsangan dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal
(Sinambela, 2017). Kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan
sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui
seberapa jauh kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk
itu, diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan secara bersama-sama
untuk dijadikan sebagai acuan (Sinambela, 2017). Menurut Indrasari (2017) pengertian kinerja
sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan oleh organisasi atau
perusahaan dimana seseorang bekerja.
Untuk meningkatkan kinerja yang optimal, perlu ditetapkan standar yang jelas yang dapat
menjadi acuan bagi seluruh pegawai. Kinerja pegawai akan tercipta jika pegawai dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Untuk memperoleh kinerja yang baik, harus
diperhatikan tiga elemen pokok berikut ini :

  1. Deskripsi jabatan yang akan menguraikan tugas dan tanggung jawab suatu jabatan
    sehingga pejabat diposisi tersebut tahu secara pasti apa yang harus dilakukannya.
    Untuk meningkatkan kinerja seorang pegawai, tentu saja pegawai tersebut perlu tahu
    apa yang harus dilakukannya dan bagaimana melakukannya.
  2. Bidang hasil dengan indikator kinerja haruslah jelas. Artinya, seorang pegawai
    harusnya mengetahui indikator-indikator keberhasilan tugas-tugasnya.
  3. Standar kinerja untuk menunjukkan berhasil atau tidaknya tugas yang dilaksanakannya

Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja

 


Menurut Widodo (2015) , motivasi adalah kekuatan yang ada dalam
seseorang, yang mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan.
Menurut Mangkunegara (2013). Motif merupakan suatu dorongan
kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut
dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Motivasi adalah kondisi
yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Motivasi merupakan salah satu alat atasan agar bawahan mau bekerja
keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Griffin (2013) Motivasi adalah serangkaian kekuatan yang
menyebabkan orang-orang berperilaku dengan cara tertentu. Tinggi
rendahnya motivasi seseorang akan menentukan besar kecilnya kinerja
seseorang. Bila seseorang termotivasi, ia akan berusaha sekuat tenaga
untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Supaya karyawan
menjalankan tugasnya dengan baik, maka perusahaan akan memotivasi
karyawan meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki
sikap kejujuran, pengabdian, tanggung jawab, disiplin serta wibawa
sehingga dapat memberikan kinerja yang baik.

Pengaruh dukungan organisasi terhadap kinerja karyawan

 


Menurut Robbins (2010) dukungan organisasi adalah dimana
organisasi menghadapi suatu lingkungan yang dinamis dan berubah agar
organisasi menyesuaikan diri. Dukungan Organisasi adalah sejauh mana
organisasi memberikan dukungan kepada karyawannya dan sejauh mana
kesiapan organisasi dalam memberikan bantuan saat dibutuhkan
(Eisenberger 1986).
Dengan mendapatkan dukungan tersebut kinerja karyawan akan
terpacu untuk lebih baik. Selain itu dukungan juga memunculkan semangat
tim para pekerja sehingga mereka dapat saling mempercayai dan saling
membantu satu sama lain