Wednesday, July 10, 2024

Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

 


Menurut Afandi (2018:66) secara umum lingkungan kerja fisik dan
lingkungan kerja psikis:

  1. Faktor Lingkungan Fisik.
    Afandi menyatakan bahwa faktor lingkungan fisik adalah lingkungan
    yang berada disekitar pekerja itu sendiri. Kondisi di lingkungan kerja
    dapat mempengaruhi kinerja pegawai yang meliputi:
    a. Rencana ruang kerja, meliputi kesesuaian pengaturan dan penataan
    peralatan kerja yang tepat, sangat berpengaruh besar terhadap
    kenyamanan dan tampilan kerja karyawan.
    b. Rancangan pekerjaan, meliputi peralatan kerja dan produser kerja
    atau metode kerja, peralatan kerja yang tidak sesuai pekerjaannya
    dapat mempengaruhi kesehatan hasil kerja karyawan.
    c. Kondisi lingkungan kerja, pencahayaan dan kebisingan sangat erat
    kaitannya dengan kenyamanan para pekerja dalam bekerja. Sirkulasi
    udara, suhu ruangan dan penerangan yang sesuai sanga
    mempengaruhi kondisi seseorang dalam menjalankan tugasnya.
    d. Tingkat visual priacy dan acoustical privacy, dalam tingkat pekerjaan
    tertentu membutuhkan tempat kerja yang dapat memberikan privasi
    bagi karyawan. Yang dimaksud privasi disini adalah sebagai
    “keleluasan pribadi” terhadap hal-hal yang menyangkut dirinya dan
    kelompoknya. Sedangkan acoustical privasi berhubungan dengan
    pendengaran.
  2. Faktor Lingkungan Psikis.
    Afandi menyatakan bahwa faktor lingkungan psikis adalah hal-hal yang
    berkaitan dengan hubungan sosial dan keorganisasian. Kondisi psikis
    yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah:
    a. Pekerjaan yang berlebihan, Pekerjaan yang berlebihan dengan
    waktu yang terbatas atau mendesak untuk menyelesaikan pekerjaan
    akan menimbulkan stres terhadap karyawan, sehingga hasil yang di
    dapat kurang maksimal.
    b. Sistem pengawasan yang buruk, Sistem pengawasan yang buruk dan
    tidak efesien dapat menimbulkan ketidakpuasan lainnya, seperti
    iklim politik yang tidak stabil dan kurangnya umpan balik tentang
    prestasi kerja.
    c. Frustasi, Frustasi dapat berakibat pada terhambatnya usaha
    pencapaian tujuan, seperti harapan perusahaan tidak sesuai dengan
    harapan karyawan, apabila hal ini berlangsung terus meerus akan
    menimbulkan frustasi bagi karyawan.
    d. Perubahan-perubahan dalam segala bentuk, Perubahan yang terjadi
    di tempat kerja yang akan mempengaruhi cara orang bekerja,
    misalnya perubahan lingkungan kerja seperti perubahan jenis
    pekerjaan, perubahan organisasi, dan pergantian pemimpin
    organisasi.
    e. Perselisihan antara pribadi dan kelompok, hal ini terjadi apabila
    kedua belah pihak mempunyai tujuan yang sama dan bersaing untuk
    mencapai tujuan tersebut. Perselisihan ini dapat berdampak negative
    yaitu terjadinya perselisihan dalam berkomunikasi, kurangnya
    kekompakan dan kerjasama. Sedangkan dampak positifnya adalah
    adanya usaha positif untuk mengatasi perselisihan di tempat kerja,
    diantaranya: persaingan, masala status dan perbedaan antara
    individu.

Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

 


Motivasi pegawai dipengaruhi berbagai faktor-faktor. Edison et al
(2016) menyebut faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah:

  1. Faktor Motivasional
    Faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya
    Intrinsik yang bersumber dari dalam diri seseorang. Yang tergolong
    faktor motivational adalah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang
    diraih, kesempatan untuk berkembang, kemajuan dalam karir dan
    pengakuan orang lain
  2. Faktor pemeliharaan
    Faktor pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang
    bersumber dari luar diri seseorang. Yang tergolong faktor pemeliharaan
    antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan pegawai
    dengan atasan, hubungan dengan rekan kerja, kebijaksanaan organisasi,
    sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan
    yang berlaku.
    Menurut Fahmi (2016), pegawai termotivasi untuk bekerja
    disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
  3. Faktor Instrinsik yaitu faktor daya dorong yang timbul dari dalam diri
    pegawai, berupa pekerjaan itu sendiri, kemajuan, tanggung jawab,
    pengakuan, dan pencapaian.
  4. Faktor Ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang datang dari luar diri
    seseorang terutama dari organisasi tempatnya bekerja, berupa
    administrasi dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, gaji, hubungan antar
    pribadi dan kondisi kerja. Sehingga disimpulkan faktor yang
    mempengaruhi motivasi berupa faktor dari dalam dan faktor pendorong
    dari luar

Pengertian Motivasi Kerja

 


Menurut Fahmi (2017:100) motivasi adalah aktivitas perilaku yang
bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan.
Menurut Sukrispiyanto (Sukrispiyanto 2019:164) motivasi dapat dijelaskan
sebagai suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk
aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, baik yang dipengaruhi
oleh faktor intrinsic maupun extrinsic, yang dapat mengarahkannya dalam
mencapai apa yang diinginkannya (tujuan).
Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau
semangat kerja atau pendorong kerja (Sedarmayanti, Perencanaan dan
pengembangan SDM : untuk meningkatkan kompetensi, kinerja, dan
produktivitas kerja, 2017). Siagian (2014:110) menyatakan bahwa
“motivasi adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau
menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan
perilaku, sikap dan tindakan seseorang yang selalu dikaitkan dengan
pencapaian tujuan”

Indikator Persepsi Kinerja Karyawan

 Menurut Mitchel dalam buku Manajemen Penilaian Kinerja

Karyawan (2017:158) mengemukakan indikator untuk mengukur persepsi
kinerja karyawan yaitu sebagai berikut:
1) Kualitas Kerja
Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan
kesiapannya yang tinggi akan melahirkan penghargaan dan kemajuan
serta perkembangan organisasi melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan secara sistematis.
2) Ketetapan Waktu
Berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan
dengan target waktu yang direncanakan.
3) Inisiatif
Pegawai memiliki kesadaran terhadap sesuatu dalam melaksanakan
tugastugas dan tanggung jawabnya.
4) Kemampuan
Diantara beberapa faktor lainnya, kemampuan karyawan dapat diterapi
melalui pendidikan dan latihan yang kemudian dapat dikembangkan.
5) Komunikasi
Komunikasi merupakan interaksi yang dilakukan oleh atasan kepada
bawahan untuk mengemukakan saran dan pendapatnya dalam
memecahkan masalah yang dihadapi

Pengertian Persepsi Kinerja Karyawan

 


Output adalah hasil yang dicapai oleh suatu organisasi yang telah
dihasilkan selama periode waktu tertentu, baik yang bersifat profit maupun
nonprofit. Untuk lebih menekankan, Armstrong dan Baron dalam Wibowo
(2017:84) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang sangat terkait
dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan pelanggan, dan kontribusi
ekonomi. Selain itu, Fahmi (2017:188) menggambarkan kinerja sebagai
suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu
berdasarkan kesepakatan yang terlah dilakukan sebelumnya.
Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
sangat dipengaruhi oleh persepsi kinerja pegawainya. Persepsi kinerja
pegawai yang baik akan sangat mendukung dalam proses pencapaian tujuan
organisasi, namun apabila persepsi kinerja pegawai itu rendah tentu akan
berdampak pada sulit tercapainya tujuan organisasi. Untuk mendapatkan
persepsi kinerja pegawai yang baik akan sangat dipengaruhi oleh komitmen
organisasi dalam meningkatkan persepsi kinerja pegawainya. Sudah banyak
organisasi-organisasi yang telah berusaha meningkatkan persepsi kinerja
pegawainya seperti pendidikan dan pelatihan (diklat), remunerasi
(pemberian imbalan kerja seperti;gaji, honorarium, dan tunjangan) namun
meski sudah melakukan segala usaha tersebut masih saja terdapat yang
belum optimal. Persepsi kinerja pegawai yang belum optimal tersebut
terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhinya
Menurut Sedarmayanti (2020:182) bahwa kinerja merujuk pengertian
sebagai prilaku merupakan seperangkat prilaku yang relevan dengan tujuan
organisasi atau unit organisasi tempat orang bekerja.Kinerja pegawai dalam
suatu organisasi didasarkan pada tanggung jawab dan tugas masing-masing
yang telah diberikan kepada pegawai untuk mencapai tujuan organisasi
secara legal dan tidak melanggar aturan yang ada. Sedangkan Menurut
Mangkunegara (2017:67), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kualitas yang dicapai oleh seorang Pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya.
Selanjutnya pengertian kinerja menurut Rismawati & Mattalata,
(2018:2) menyatakan bahwa ”Kinerja adalah suatu kondisi yang harus
diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui
tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang
diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif
dan dampak negatif dari suatu kebijakan operasional”.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa kinerja karyawan ialah suatu pencapaian yang dilakukan
oleh karyawan baik secara individu maupun kelompok dalam menjalankan
pekerjaan yang dibebankan kepadanya selama periode tertentu sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut.
Peneliti menggunakan kata Persepsi dikarenakan penilaian kinerja
karyawan pada penelitian ini bukan dilakukan oleh atasan melainkan oleh
karyawan yang bersangkutan, maka dari itu peneliti menambahkan kata
persepsi. Jadi, persepsi kinerja karyawan ialah suatu tanggapan yang
diberikan oleh karyawan mengenai hasil kerja yang telah dilakukannya.
2.1.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Kinerja Karyawan
Tidak selalu kondisi seseorang maupun kondisi organisasi dalam
bekerja selalu baik, banyak kendala yang dialami yang dapat
mempengaruhi persepsi kinerja pegawai maupun kondisi organisasi.
Adapun faktor-faktor persepsi kinerja menurut Marwansyah (2019:3) yaitu:
1) Pengetahuan atau Keterampilan
2) Lingkungan
3) Sumber daya
4) Motivasi
Adapun penjelasan dari faktor-faktor di atas adalah:
1) Pengetahuan atau Keterampilan
Pegawai tidak tahu bagaimana menjalankan tugas-tugas secara benar.
Kurangnya keterampilan, pengetahuan dan kemampuan juga menjadi
penghambat bagi pegawai untuk melaksanakan tugas yang diberikan
pimpinan perusahaan/organisasi.
2) Lingkungan
Lingkungan kerja juga mempengaruhi kinerja pegawai di perusahaan
disebabkan oleh kondisi kerja, proses yang buruk dan lain lain.
3) Sumber Daya
Kurangnya sumber daya atau teknologi di dalam perusahaan/organisasi
juga menghambat kinerja pegawai.
4) Motivasi
Dalam bekerja pegawai tidak hanya membutuhkan kompensasi besar,
tetapi pegawai juga membutuhkan motivasi-motivasi yang positif dari
pimpinan maupun rekan-rekan kerja.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi kinerja pegawai
yaitu faktor internal pegawai, faktor lingkungan internal organisasi,dan
faktor eksternal organisasi. Selanjutnya menurut Wirawan (2015:272)
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:
a) Lingkungan
(1) Faktor ekonomi makro dan mikro organisasi
(2) Kehidupan politik
(3) Kehidupan sosial budaya masyarakat
(4) Agama/spiritualitas
(5) Kompetitor
b) Faktor-faktor internal organisasi
(1) Budaya organisasi
(2) Iklim organisasi
(3) Reward
c) Faktor-faktor pegawai
(1) Etos kerja
(2) Motivasi kerja
(3) Disiplin kerja
(4) Kepuasan kerja

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

 


Manajemen sumber daya manusia ialah proses yang dilakukan untuk
menangani suatu problematika yang sering terjadi dalam ruang lingkup sebagai
karyawan, pegawai, buruh, pekerja, manajer dan berbagai pekerjaan lainnya yang
mendukung kegiatan perusahaan maupun organisasi untuk mencapai visi yang telah
ditentukan.
Menurut Bintoro dan Daryanto (2017:15) mengatakan manajemen sumber
daya manusia ialah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan
sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif
serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan bersama
perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.
Menurut Sinambela (2016:7) menyatakan manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu kegiatan pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada
pada individu

Model-model Pengukuran Kinerja

 


Dalam merancang sistem pengukuran kinerja, dibutuhkan model yang
cocok dan mampu mengukur kinerja secara keseluruhan dari organisasi itu
sendiri. Namun, tidak semua model tepat digunakan untuk mengukur kinerja suatu
organisasi melainkan tergantung pada situasi dan kondisi dari organisasi itu. Ada
beberapa contoh model yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih dalam
merancang sistem pengukuran kinerja pada organisasi profit maupun non profit.