Sunday, July 14, 2024

Strategi Kepuasan Pelanggan

 


Menurut Tjiptono (dalam Sunyoto, 2012) pada umumnya suatu
perusahaan menerapkan strategi bisnis yang dikombinasikan antara strategi
ofensif dan defensif, dimana kedua strategi ini mempunyai hubungan yang erat.
a) Strategi Ofensif, ditunjukan untuk meraih pelanggan yang baru. Dengan
penerapan strategi ini, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan pangsa
pasar, penjualan dan jumlah pelanggan
b) Strategi Defensif, yaitu meliputi usaha mengurangi kemungkinan customer
exit dan beralihnya pelanggan ke pemasar lain. Tujuan strategi ini adalah
meminimalisasikan atau memaksimalkan customer rentention dengan
melindungi produk pasarnya dari serangan para pesaing.
Meraih dan meningkatkan pangsa pasar merupakan strategi ofensif, di
mana kegagalan dan kesuksesannya dievaluasi terutama melalui hubungannya
dengan para pesaing. Sedangkan meningkatkan kepuasan pelanggan dan
membangun rintangan pengalihan merupakan strategi defensif, kesuksesan dan
kegagalannya dievaluasi melalui perubahan pada customer retention.
Menurut Tjiptono (2008), ada beberapa strategi yang dapat dipadukan
untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan:
1) Strategi pemasaran berupa relation marketing
Merupakan suatu strategi di mana transaksi-transaksi pertukaran antara
penjual dan pembeli berkelanjutan, tidak berhenti atau berakhir setelah penjualan
selesai. Dengan kata lain perusahaan menjalin hubungan kemitraan dengan
konsumen atau pelanggan secara terus menerus sehingga mampu menciptakan
loyalitas konsumen.
2) Strategi superior customer product
Merupakan suatu bentuk strategi pemasaran dengan menawarkan suatu
produk yang lebih baik daripada produk pesaing. Untuk menciptakan strategi
superior customer product sangat diperlukan biaya yang besar, sumber daya
manusia yang tinggi dan usaha yang gigih. Biasanya produk yang dihasilkan dari
strategi ini memiliki harga yang relatif tinggi dan memiliki kualitas yang lebih
baik.
3) Strategi Uncoditional Guarantees atau Extra Ordinary Guarantees
Adalah suatu teknik yang pada dasarnya memiliki komitmen
untuk memberikan kepuasan bagi para pelanggannya. Yang pada saatnya nanti
akan menjadi sumber yang dinamis sebagai penyempurna mutu produk atau jasa
dan kinerja bagi perusahaan. Garansi atau jaminan dirancang untuk mengurangi
resiko atau kerugian bagi konsumen sebelum dan sesudah pembelian atas suatu
barang.
4) Strategi penanganan keluhan yang efisien
Strategi ini dilakukan dengan dimulai dari identifikasi dan penentuan
sumber masalah yang menyebabkan konsumen merasa tidak puas dan mengeluh.
Ada empat aspek penanganan keluhan yaitu :
a) Empati terhadap konsumen yang marah.
Hal yang harus dilakukan adalah dengan meminta maaf pada konsumen
sebagai ungkapan rasa penyesalan.
b) Kecepatan dalam penanganan keluhan
Yaitu apabila ada keluhan dari konsumen sebaiknya keluhan tersebut
segera ditanggapi, maka dengan begitu konsumen akan merasa
diperhatikan.
c) Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan.
Dalam penanganan suatu permasalahan atau sebuah kasus, perusahaan
hendaknya memberikan suatu solusi yang mampu membuat kedua belah
pihak (perusahaan dan konsumen) merasa diuntungkan.
d) Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan
Perusahaan harus mampu memberi kemudahan bagi para konsumen dalam
berhubungan dengan perusahaan. Di mana kemudahan-kemudahan
tersebut dapat berupa kemudahan dalam penyampaian keluhan ataupun
penyampaian saran bagi perusahaan dari para konsumen.
5) Strategi peningkatan kinerja perusahaan
Meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan pengukuran
kepuasan pelanggan secara berkesinambungan, memberikan pendidikan
dan pelatihan menyangkut komunikasi, salesmanship dan public relation
kepada pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan
untuk memuaskan pelanggan kedalam sistem penilaian prestasi karyawan
dan memberikan empowerment yang lebih besar kepada para karyawan
untuk melakukan tugasnya.
6) Menerapkan Quality Function Deployment (QFD)
Yaitu praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap
kebutuahn pelanggan. QDF berusaha menerjemahkan apa yang
dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan organisasi. Hal ini
dilaksanakan dengan melibatkan pelanggan dalam proses pengembangan
produk sedini mungkin

Teknik Pengukuran Kepuasan Pelanggan

 Sebagaimana dijelaskan oleh Tjiptono (dalam Sunyoto, 2012) bahwa

metode survei merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam
pengukuran kepuasan pelanggan. Metode survei kepuasan pelanggan dapat
mengunakan pengukuran dengan berbagai cara sebagai berikut:
1) Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti
“ungkapkan seberapa puas saudara terhadap kinerja suatu perusahaan pada
skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas ”
(directly reported satisfaction).
2) Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar harapannya terhadap
suatu atribut tertentu dan seberapa besar kenyataan yang dirasakan (derives
satisfaction).
3) Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang dihadapi
berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta untuk
menuliskan saran-saran yang berguna dalam melakukan perbaikan-perbaikan
(problem analysis).
4) Responden diminta untuk meranking berbagai elemen (atribut) dari
penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik
kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen (importance/performance
ratings). Teknik ini dikenal pula dengan istilah importance/performance
analysis

Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan

 


Dalam pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan telah menjadi hal
yang sangat esensial bagi setiap perusahaan dan langkah tersebut dapat
memberikan umpan balik dan masukan bagi pengembangan dan implementasi
strategi peningkatan kepuasan pelanggan. Menurut Sunyoto (2012), dalam
mengukur kepuasan pelanggan terdapat empat metode sebagai berikut
1) Sistem Keluhan dan Saran
Organisasi yang berpusat pada pelanggan (customer contered)
memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk
menyampaikan keluhan dan sasarannya. Misalnya dengan menyediakan
kotak saran, kartu komentar, customer hotlines. Dari informasi tersebut
akan dapat memberikan ide-ide atau masukan kepada perusahaan untuk
bereaksi dengan tanggap dan cepat mengatasi masalah-masalah yang
muncul.
2) Ghost Shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan adalah dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost
shopper) untuk bersikap atau berperan sebagai pembeli potensial terhadap
perusahaan dan pesaing. Dengan dasar ini mereka akan mendapatkan suatu
informasi untuk mengerti kekuatan-kekuatan dan kelemahan perusahaan
dan pesaing berdasarkan pengalaman pembeli produk-produk, selain itu
ghost shopper juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan, baik
perusahaan yang bersangkutan maupun pesaingnya.
3) Lost Customer Analysis
Perusahaan seyogianya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa
itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, akan tetapi
pemantauan customer lossrate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam
memuaskan pelanggannya.
4) Survei kepuasan pelanggan
Pada umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan
dengan cara survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi,
melalui survei, perusahaan akan memperoleh feed back secara langsung
dari pelanggan dan juga memberikan signal positif bahwa perusahaan
memberikan perhatian khusus kepada para pelanggannya (Tjiptono dalam
Sunyoto, 2012)

Ciri-Ciri Ketidakpuasan Pelanggan

 Ketidakpuasan pelanggan akan berdampak pada beralihnya pelanggan ke

pemasok lain, baik untuk produk sejenis maupun produk substitusi dan akan
adanya dampak negative word of mouth (Tjiptono, 2014). Sedangkan menurut
Kotler & Keller (dalam Tjiptono, 2014), umumnya pelanggan yang tidak puas
akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada orang lain, bila setiap orang
meneruskan informasi tersebut kepada orang lain lagi, maka informasi ini dapat
berkembang secara eksponesial.
Menurut Lovelock, dkk (2010), pengalaman yang tidak memenuhi harapan
pelanggan akan mengakibatkan ketidakpuasan bagi pelanggan tersebut dan dapat
mengakibatkan para pelanggan mengeluh tentang buruknya kualitas layanan,
secara diam-diam menderita dan di masa mendatang akan beralih ke penyedia
layanan lainnya.

Ciri-Ciri Kepuasan Pelanggan

 


Tjiptono (2014) mengatakan bahwa pelanggan yang puas cenderung lebih
loyal, tidak mudah tergoda untuk beralih ke pemasok yang menawarkan harga
yang lebih murah dan beroerientasi untuk menyebarluaskan pengalaman
positifnya kepada orang lain.
Menurut Lovelock, dkk (2010), pelanggan yang merasa puas akan sangat
mungkin untuk melakukan pembelian berulang, tetap loyal kepada penyedia
layanan, dan menyebarkan word of mouth positif.
Sedangkan menurut Tjiptono (2008), seorang konsumen yang merasa puas
cenderung akan menyatakan hal-hal baik tentang produk dan perusahaan yang
bersangkutan kepada orang lain. Oleh karena itu pembeli yang merasa puas
merupakan iklan yang terbaik.
Dari uraian di atas

Faktor – faktor yang berhubungan dengan pembelian

 

  1. Pengalaman karyawan
    Merupakan suatu hubungan antara pelanggan dengan karyawan,
    khususnya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan pembelian.
  2. Kemudahan dan kenyamanan
    Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan
    kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang
    dihasilkannya

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan

 :

  1. Jaminan
    Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk
    pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap
    produk yang rusak setelah pembelian.
  2. Respon dan cara pemecahan masalah
    Response to and remedy of problems merupakan sikap dari karyawan
    dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh pelanggan.
    c. Faktor – faktor yang berhubungan dengan pembelian :