Monday, July 15, 2024

Indikator Keputusan Pembelian

 


Indikator keputusan pembelian menurut Gerung et, all., (2017) sebagai
berikut:

  1. Keinginan suatu produk
  2. Mengevaluasi sebelum membeli
  3. Hasil dari keputusan pembelian
  4. Kepuasan konsumen
  5. Loyal terhadap produk

Jenis-jenis Perilaku Pembelian

 


Menurut Assael dalam Abdullah dan Tantri (2018), terdapat empat jenis
perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan
tingkat perbedaan antara berbagai merek :

  1. Perilaku Pembelian Komplek. Konsumen mempunyai perilaku kompleks jika
    mereka sangat terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya
    perbedaan signifikan antara berbagai merek. Konsumen sangat terlibat bila
    suatu produk mahal, jarang dibeli, berisiko, dan mempunyai ekspresi pribadi
    yang tinggi.
  2. Perilaku Pembelian Mengurangi Ketidaksesuaian. Kadang-kadang konsumen
    sangat terlibat dalam suatu pembelian, tetapi tidak melihat banak perbedaan

dalam merek. Keterlibatan yang tinggi ini sekali lagi berdasarkan kenyataan
bahwa pembelian tersebut bersifat mahal, jarang dilakukan, dan berisiko.

  1. Perilaku Pembelian Menurut Kebiasaan. Banyak produk yang dibeli dengan
    keterlibatan konsumen yang rendah dan tidak ada perbedaan merek yang
    signifikan.
  2. Perilaku Pembelian Mencari Variasi. Beberapa situasi pembelian ditandai
    dengan keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi perbedaan mereknya
    signifikan.

Proses keputusan Pembelian

 


Keputusan untuk membeli suatu produk baik barang maupun jasa timbul
karena adanya dorongan emosional dari dalam diri maupun pengaruh dari luar.
Proses keputusan pembelian merupakan proses psikologis dasar yang memainkan
peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat
keputusan pembelian mereka. Proses keputusan pembelian model lima tahap
menurut Kotler (2014) adalah sebagai berikut:

  1. Pengenalan Masalah
    Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau
    kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.
  2. Pencarian infirmasi
    a. Pribadi, teman, tetangga, rekan.
    b. Komersial, iklan, web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
    c. Publik, media massa, organisasi konsumen.
    d. Eksperimental, penaganan, pemeriksaan, penggunaan produk
  3. Evaluasi Alternatif
    Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses
    evaluasi. pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan.
    kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. ketiga,
    konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut
    dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang
    diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.
  4. Keputusan Pembelian
    Dalam tahap ini evaluasi, konsumen memebentuk preferensi antar merek
    dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud
    untuk membeli merek yaang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud
    pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub keputusan: merek,
    penyalur, kualitas, waktu dan metode pembayaran.
  5. Perilaku pasca pembelian
    Setelah melakukan pembelian konsumen mungkin mengalami konflik
    dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu tertentu atau
    mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada
    terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

Pengaruh Komitmen Afektif Terhadap Kepuasan Kerja

 


Komitmen organisasi merupakan sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap
tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi, sebuah kemauan untuk menggunakan
usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi ataupun sebuah
kepentingan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
Greggson (1992) dalam Tranggono dan Kartika (2008) mengatakan bahwa
kepuasan kerja merupakan pertanda awal suatu komitmen organisasional. Opini
tersebut bertolak belakang dengan Batemann dan Strasser (1984) dalam Tranggono dan
Kartika (2008) yang mengatakan bahwa komitmen mendahului kepuasan kerja.
Komitmen organisasi yang bersifat afektif berhubungan dengan satu pandangan
profesionalisme yaitu pengabdian pada profesi.
Tobing (2009) menyatakan bahwa komitmen afektif, komitmen kontinuan dan
komitmen normatif menunjukkan arah positif dan signifikan terhadap kepuasan kinerja
karyawan; dan kepuasan kerja menunjukka arah positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.

Keputusan Pembelian

 


Keputusan pembelian merupakan salah satu tahapan dalam proses
keputusan pembelian sebelum perilaku pasca pembelian. Dalam memasuki tahap
keputusan pembelian sebelumnya konsumen sudah dihadapkan pada beberapa
pilihan alternatif sehingga pada tahap ini konsumen akan melakukan aksi untuk
memutuskan membeli produk berdasarkan pilihan yang ditentukan. Berikut ini
merupakan beberapa definisi keputusan pembelian menurut para ahli. Menurut
Sumawarman (2013) mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah
bagaimana konsumen memutuskan alternatif pilihan yang akan dipilih, serta
meliputi keputusan mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan
membeli, dimana membeli dan bagaimana cara membayarnya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012) Keputusan pembelian adalah tahap
dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli.
Keputusan pembelian tidak terpisahkan dari bagaimana sifat seorang konsumen
(consumen behaviour) sehingga masing-masing konsumen memiliki kebiasaan
yang berbeda dalam melakukan pembelian, Kotler dan Amnstrong (2012)
mengemukakan keputusan pembelian memiliki dimensi sebagai berikut:

  1. Pilihan Produk
    Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau
    menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan
    harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli
    sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimabangkan.
  2. Pilihan Merek
    Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek nama yang akan dibeli
    setiap merek memiliki perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahan harus
    mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.
  3. Pilihan Penyalur
    Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang mana
    akan dikunjungi. setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menetukan
    penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah,
    persediaan barang yang lengkap, kenyamanan dalam belanja, keluasan tempat
    dan lain-lain.
  4. Jumlah Pembelian
    Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang
    akan dibelanjakan pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin akan
    lebih dari satu. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya
    produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda.
  5. Waktu Pembelian
    Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda
    misalnya ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dan lain
    sebagainya.

Pengaruh LMX Terhadap Komitmen Afektif

 


Gerstner dan Day (1997) menjelaskan beberapa pengaruh LMX terhadap
organisasi, salah satu dari pengaruh tersebut adalah terbentuknya komitmen afektif.
Semakin baik hubungan antara atasan dengan bawahan yang terbentuk maka semakin
besar pula komitmen afektif yang dimiliki karyawan. Karyawan yang memiliki
hubungan kerja timbal balik dengan atasannya akan memiliki rasa nyaman dan aman
di lingkungan organisasi tempat mereka bekerja, sehingga akan memengarungi
komitmen arganisasi afektif karyawan. Ariani (2010) karyawan dengan komitmen
organisasional afektif yang kuat bekerja dalam organisasi karena “mereka ingin” dan
individu dengan komitmen organisasional afektif yang tinggi akan tinggal dalam
organisasi.
Harthantyo dan Rahardjo (2017) menyatakan bahwa LMX berpengaruh positif
dan signifikan terhadap komitmen afektif.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

 

  1. Faktor Kebudayaan (cultural factor)
    Faktor-Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan
    mendalam terhadap perilaku konsumen sebagai berikut:
    a. Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari
    keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya
    berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.
    b. Sub-Budaya, Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih
    kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik
    untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat
    jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras,
    area geografis.
  2. Faktor Sosial
    Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
    seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status.
    a. Kelompok Acuan
    Kelompok acuan seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang
    mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap
    atau perilaku seseorang. Kelompok yang memberi pengaruh langsung
    kepada seseorang disebut kelompok keanggotaan, yakni dimana
    seseorang menjadi anggotanya dan saling berinteraksi.
    b. Keluarga
    Keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkah laku
    pembelian konsumen dan merupakan target utama bagi pemasaran
    produk dan berbagai jasa. Secara tradisional keluarga didefinisikan
    sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah,
    perkawinan atau adopsi yang memiliki tempat tinggal bersama. Dan
    secara dinamis, individu yang membentuk sebuah keluarga dapat
    digambarkan sebagai anggota masyarakat yang paling dasar yang
    14
    tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan individu
    maupun antar individu mereka.
    c. Peran dan Status
    Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya,
    keluarga, klub, organinisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok
    dapat diidentifikasi dalam peran dan status.
  3. Faktor Pribadi
    Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
    Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahapan dalam siklus hidup,
    pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
    a. Usia dan Tahapan dalam siklus hidup
    Konsumen seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.
    Beberapa penelitian telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam
    siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami
    perubahan atau tranformasi tertentu pada saat mereka menjalani
    hidupnya.
    b. Pekerjaan
    Pada pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja
    yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
    c. Kondisi Ekonomi
    Yang dimaksud dengan kondisi ekonomi seseorang adalah terdiri dari
    pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan
    polanya, tabungan dan hartanya termasuk presentase yang mudah
    15
    dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap
    mengeluarkan lawan menabung.
    d. Gaya Hidup
    Gaya Hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan
    oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang secara keseluruhan yang
    berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan
    sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
    e. Kepribadian dan Konsep Diri
    Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis
    yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap
    lingkungan yang relative konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu
    variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen.
  4. Faktor Psikologis
    Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis
    utama sebagai berikut :
    a. Motivasi
    Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu,
    beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan
    biologis seperti lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan
    beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis yaitu
    kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan
    pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika
    seseorang mengamati sebuah merek ia akan bereaksi tidak hanya pada
    16
    kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut, melainkan juga
    melihat petunjuk lain yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan,
    warna dan nama merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan
    emosi tertentu.
    b. Persepsi
    Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan bagaimana
    tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya
    terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses
    yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan
    menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah
    gambaran. Persepsi tidak hanya beruntung pada rangsangan fisik tetapi
    juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan
    keadaan individu yang bersangkutan.
    c. Perhatian Selektif
    Orang cenderung lebih memperhatikan stimuli yang berhubungan
    dengan kebutuhannya saat ini dan lebih memeperhatikan stimuli yang
    telah mereka antisipasi.
    d. Keyakinan dan Sikap
    Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dianut seseorang mengenai
    suatu hal, sedangkan sikap menjelaskan tentang evaluasi kognitif,
    perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan seseorang yang suka
    atau tidak suka terhadap objek atau ide tertentu.