Perspektif geografi terhadap suatu fenomena geosfer
tidak lepas dari pendekatan dan konsep. Pendekatan yang diterapkan dalam
penelitian geografi yaitu pendekatan
analisa keruangan (spatial analysis),
analisa ekologi (ecological analysis),
dan analisa kompleks wilayah (regional
complex analysis). Penelitian ini menggunakan analisa pendekatan keruangan.
Pendekatan analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat
penting yang memperhatikan penyebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang
untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan (Bintarto dan Surastopo hadisumarno
1979: 12-24).
Keruangan dalam perspektif geografi menjadi basis utama dalam setiap
analisis geografi. Ruang dalam geografi dipandang sebagai ruang absolut dan
relatif. Ruang absolut bisa diamati
secara kasat mata secara langsung maupun tidak langsung, sedangkan ruang secara
relatif merupakan konsep yang diciptakan manusia dan bersifat persepsual.
Pendekatan keruangan adalah suatu metode untuk memahami gejala tertentu agar
mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam melalui media ruang sebagai variabel
utama dalam setiap analisis. geografi mengartikan ruang sebagai bagian tertentu
dari permukaan bumi yang mampu mengakomodasikan berbagai bentuk kegiatan
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Hadi Sabari Yunus 2010: 44-69).
Analisis ruang dalam penelitian geografi mengkaji karakteristik tatanan sebaran
elemen pembentuk ruang yang saling berkaitan. Analisis dalam penelitian ini
mengidentifikasi fenomena atau obyek-obyek berupa struktur, pola, dan proses
keruangan pada kawasan bencana merapi di Kabupaten Magelang. Kawasan bencana
merapi tersebut dibuat zonasi wilayah berdasarkan tingkat kerawanan bencana.
Hal ini dapat diketahui pemanfaatan zona tersebut untuk keperluan arahan
penataan ruang berbasis mitigasi bencana.
Geografi
menggunakan konsep untuk mengkaji fenomena yang terjadi. Konsep merupakan suatu
abstraksi, suatu pengertian atau merupakan definisi operasional yang terdiri
dari kesadaran, pemahaman, dan pengalaman yang kompleks melambangkan hubungan
-hubungan dan gejala-gejala empiris (Widoyo Alfandi, 2001: 85). Sepuluh konsep
yang digunakan untuk menganalisis suatu fenomena menurut Suharyono dan Moch.
Amien (2013: 35), sebagai berikut: konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, pola,
morfologi, aglomerasi, nilai kegunaan, interaksi dan interdependensi,
diferensiasi area, dan keterkaitan ruang. Konsep geografi yang berkaitan dengan
penelitian ini meliputi: (1) Konsep Lokasi menunjukkan letak suatu tempat.
Konsep lokasi dibedakan antara lokasi absolut dan lokasi relatif. Konsep lokasi
dalam penelitian ini berkaitan dengan tempat daerah penelitian yakni di
Kabupaten Magelang; (2) Konsep Jarak merupakan pembatas alami yang diukur dari
satu obyek ke obyek lain. Konsep jarak dalam penelitian ini berkaitan dengan
jarak titik- titik lokasi dengan sumber bencana; (3) Konsep Morfologi
menggambarkan perwujudan dataran muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau
penurunan wilayah (secara geologi) yang biasanya disertai dengan erosi dan
sedimentasi hingga terbentuk dataran luas berpegunungan dengan lereng-lereng
tererosi, lembah-lembah dan dataran aluvialnya. Konsep morfologi dalam penelian
ini menunjukkan keadaan medan serta pengaruhnya dari morfologi dengan kerawanan
bencana akibat gunung meletus pada titik lokasi penelitian; (4) Konsep
Keterjangkauan menunjukkan kaitan antara lokasi, jarak, dan medan yang
menghubungkan tempat satu dengan yang lain. Keterjangkauan erat kaitannya
dengan jaringan jalan, sarana angkutan dan komunikasi yang dapat dipakai.
Konsep keterjangkauan dalam penelitian ini terdapat pada titik-titik lokasi
penelitian yang rawan akibat bencana gunung meletus dengan jalur dan lokasi
untuk evakuasi; (5) Konsep Pola berkaitan dengan persebaran alami maupun yang
bersifat sosial budaya. Dalam penelitian ini, pola berkaitan dengan alur
sungai, vegetasi, permukiman penduduk dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment