Pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada
konsep inti: Kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk nilai, biaya dan
kepuasan; pertukaran, transaksi, dan hubungan; pasar dan pemasaran serta pemasar.
Konsep ini kita gambarkan dalam Gambar 3.1 dan kita bicarakan dibawah ini. (Kotler,1997)
Cara
berpikir pemasaran mulai dengan kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia
membutuhkan makanan, udara, air, pakaian, dan rumah untuk hidup. Di luar ini,
manusia ingin rekreasi, pendidikan maupun jasa lainnya. Mereka punya pilihan
yang jelas akan macam dan merek tertentu dari barang dan jasa pokok.
Ada
perbedaan antara kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah
keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Manusia membutuhkan makanan,
pakaian, perlindungan, keamanan, hak milik, harga diri dan beberapa hal lain
untuk bisa hidup. Kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar,
namun sudah ada terukir dalam hayati serta kondisi manusia.
Keinginan
adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Orang Indonesia
butuh makan dan ingin nasi goreng; butuh pakaian dan ingin jas Piere Cardin;
butuh harga diri dan ingin Mercedes. Dalam masyarakat lain, kebutuhan tersebut
dipenuhi dengan cara lain. Jika orang Aborigin Australia lapar, mereka mencari
burung kiwi; pakaian mereka adalah cawat dan kalung kerang yang menunjukan
harga diri mereka. Walaupun kebutuhan manusia sedikit, keinginan mereka banyak.
Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial seperti gereja,
sekolah, keluarga dan perusahaan.
Permintaan
adalah keinginan akan suatu produk yang didukung dengan kemampuan serta
kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan bila didukung oleh daya
beli. Banyak orang ingin memiliki Mercedes, namun hanya sedikit yang mampu dan
mau membelinya. Perusahaan tidak hanya harus mengukur berapa banyak orang yang
menginginkan produknya, tetapi juga berapa banyak yang benar-benar mampu dan
mau membelinya.
Perbedaan
ini bisa menjelaskan akan tuduhan dari pengkritik pemasaran bahwa “pemasar
menciptakan kebutuhan “atau” pemasar membuat orang membeli barang-barang yang
tidak mereka inginkan”. Pemasar tidak menciptakan kebutuhan; kebutuhan sudah
ada sebelumnya. Pemasar, seperti juga panutan lain dalam masyarakat,
mempengaruhi keinginan. Mereka mengajukan ide bahwa sebuah Mercedes akan
memenuhi kebutuhan seorang akan status sosial. Pemasar mempengaruhi permintaan
dengan membuat suatu produk cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan
oleh konsumen yang dituju.
No comments:
Post a Comment