Menurut E.W.
Burgess dalam analisisnya pada tahun 1925 di kota Chicago dengan analogi dari
dunia hewan dimana suatu daerah akan di dominasi oleh suatu spesies tertentu.
Seperti halnya dalam wilayah perkotaan akan terjadi pengelompokan tipe dalam
penggunaan lahan tertentu. Pembagian wilayah dalam teori kosentris
1. Daerah pusat
kegitan/ Central
Dareah
ini merupakan pusat dari segala kegiatan kota antara lain politik, social
budaya, ekonomi dan teknologi.
2. Daerah peralihan/
Transisi Zone
Zona
ini merupakan daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan permukiman
yang terus menerus dan makin lama makin hebat. Penyebabnya antara lain karena
adanya pengaruh fungsi yang berasal dari zona pertama sehingga perbauran
permukiman dengan bangunan bukan untuk permukiman seperti gudang, kantor dll
sangat mempercepat terjadinya kemunduran dan penurunan mutu lingkungan
permukiman.
3. Zona perumahan
para pekerja yang bebas
Zona
ini paling banyak di tempati oleh perumahan pekerja – pekerja baik perkerja
pabrik, industry dan sebagainya.
4. Zona permukiman
yang lebih baik
Zona
ini di huni oleh penduduk yang berstatus ekonomi menengah ke atas, walaupun
tidak berstatus ekonomi sangat baik namun mereka mengusahakan sendiri dengan
bisnis kecil-kecilan, para professional, para pegawai dan lain sebagainya.
Fasilitas permukiman terencana dengan baik sehingga kenyamanan pada tepat
tinggal di rasakan pada zona ini.
5. Zona penglaju
Zona
ini di huni oleh para pekerja yang jarak tempat tinggalnya cukup jauh dari
tempat bekerjanya.
Teori Konsentris Burgess memiliki beberapa kelemahan antara lain:
a.
Pada kenyataannya
gradasi antar zona tidak terlihat dengan jelas.
b.
Bentuk daerah pusat
kegiatan kebanyakan memiliki
bentuk yang tidak teratur.
c.
Perkembangan kota
cenderung mengikuti rute strategis.
d.
Homogenitas
internal yang tidak sesuai dengan kenyataan.
e.
Area perumahan menengah kebawah tidak selalu berada di area pusat kota.
No comments:
Post a Comment