Suatu organisasi, terlepas
dari bagaimana bentuknya organisasi tersebut, apapun tujuan yang akan dicapai,
selalu mengharapkan sasaran / target yang telah ditetapkan akan dapat tercapai
semaksimal mungkin. Untuk mencapai target tersebut, banyak faktor yang dapat
mempengaruhinya.
Muljarto (1977), menyatakan
bahwa organisasi bukanlah sistem yang tertutup (close system) melainkan organisasi tersebut akan selalu dipaksa
untuk memberi tanggapan atas rangsangan yang berasal dari lingkungannya.
Pengaruh lingkungan dapat dilihat dari dua segi: pertama, lingkungan eksternal yang umumnya menggambarkan kekuatan
yang berada di luar organisasi seperti faktor politik, ekonomi dan sosial, kedua adalah lingkungan internal yaitu
faktor-faktor dalam organisasi yang menciptakan iklim organisasi dimana
berfungsinya kegiatan mencapai tujuan.
Sejalan dengan pendapat
tersebut, Higgins (1985) dalam Salusu (1996) menyatakan bahwa ada dua kondisi
yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi, yaitu kapabilitas organisasi yaitu
konsep yang dipakai untuk menunjuk pada kondisi lingkungan internal yang
terdiri atas dua faktor stratejik yaitu kekuatan dan kelemahan. Kekuatan adalah
situasi dan kemampuan internal yang bersifat positip, yang memungkinkan
organisasi memiliki keuntungan stratejik dalam mencapai sasarannya; sedangkan
kelemahan adalah situasi dan ketidakmampuan internal yang mengakibatkan
organisasi tidak dapat mencapai sasarannya. Kedua faktor ini saling berkaitan
dan saling mempengaruhi. Faktor yang perlu diperhitungkan dalam melihat kemampuan
internal organisasi antara lain : struktur organisasi, sumberdaya baik dana
maupun tenaga, lokasi, fasilitas yang dimiliki, integritas seluruh karyawan dan
integritas kepemimpinan. Kondisi yang kedua adalah lingkungan eksternal, yang
terdiri atas dua faktor stratejik, yaitu peluang dan ancaman atau tantangan.
Peluang sebagai situasi dan faktor-faktor eksternal yang membantu organisasi
mencapai atau bahkan bisa melampaui pencapaian sasarannya; sedangkan ancaman
adalah faktor-faktor eksternal yang menyebabkan organisasi tidak dapat mencapai
sasarannya. Dalam mengamati lingkungan eksternal, ada beberapa sektor yang peka
secara stratejik, artinya bisa menciptakan peluang, atau sebaliknya merupakan
ancaman. Perkembangan teknologi misalnya, peraturan perundang-undangan, atau
situasi keuangan, dapat saja memberi keuntungan atau kerugian bagi organisasi.
Tetapi yang jelas, menurut William Cohen (David, 1989) ialah bahwa peluang dan
ancaman hadir pada setiap saat dan senantiasa melampaui sumber daya yang tersedia.
Artinya, kekuatan yang dimiliki organisasi selalu berada dalam posisi lebih
lemah dalam menanggulangi ancaman, bahkan dalam mengejar dan memanfaatkan
peluang sekalipun.
Sementara itu Steers (1980)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyokong keberhasilan akhir suatu
orgaisasi dapat ditemukan dalam empat kelompok umum. Keempat kelompok tersebut
adalah:
a. Karakteristik organisasi terdiri
dari struktur dan teknologi organisasi. Yang dimaksudkan dengan struktur adalah
hubungan yang relatif tetap sifatnya seperti dijumpai dalam organisasi,
sehubungan dengan susunan sumber daya manusia. Struktur adalah cara unik suatu
organisasi menyusun orang-orangnya untuk menciptakan sebuah organisasi. Dengan
demikian pengertian struktur meliputi faktor-faktor seperti luasnya
desentralisasi pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan, cakupan perumusan
interaksi antar pribadi, dan seterusnya. Jadi, keputusan mengenai cara
bagaimana orang-orang akan dikelompokan untuk menyelesaikan pekerjaan. Dilain
fihak, yang dimaksud dengan teknologi adalah mekanisme suatu organisasi untuk
mengubah masukan mentah menjadi keluaran jadi. Teknologi dapat memiliki
berbagai bentuk, termasuk variasi-variasi dalam proses mekanis yang digunakan
dalam produksi, variasi dalam bahan yang digunakan dan variasi dalam
pengetahuan teknis yang dipakai untuk menunjang kegiatan menuju sasaran.
b. karakteristik lingkungan,
mencakup dua aspek yaitu pertama adalah lingkungan ekstern, yaitu semua
kekuatan yang timbul di luar batas-batas organisasi dan mempengaruhi keputusan
serta tindakan di dalam organisasi (contoh: kondisi ekonomi dan pasar,
peraturan pemerintah), yang kedua, adalah lingkungan intern, yang dikenal
sebagai iklim organisasi meliputi macam-macam atribut lingkungan kerja (contoh:
pekerja sentris, orientasi pada prestasi) yang sebelumnya telah ditunjukan
mempubyai hubungan dengan segi-segi tertentu dari efektivitas, khususnya
atribut-atribut yang diukur pada tingkat individual (contoh: sikap kerja,
prestasi).
c. karakteristik pekerja, perhatian
harus diberikan kepada perbedaan individual antara para pekerja dalam
hubungannya dengan efektivitas. Pekerja
yang berlainan mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang
berbeda-beda. Variasi sifat manusia ini sering menyebabkan perilaku orang
berbeda satu sama lain, walaupun mereka ditempatkan di satu lingkungan kerja
yang sama. Lagi pula perbedaan-perbedaan individual ini dapat mempunyai
pengaruh yang langsung terhadap dua proses yang penting, yang dapat berpengaruh
nyata terhadap efektivitas. Yaitu rasa keterikatan terhadap organisasi atau
jangkuan identifikasi para pekerja dengan majikannya, dan prestasi kerja
individual. Tanpa rasa keterikatan dan prestasi, efektivitas adalah mustahil.
d. kebijakan dan praktek manajemen,
peranan manajemen dalam prestasi organisasi, meliputi variasi gaya, kebijakan
dan praktek kepemimpinan dapat memperhatikan atau merintangi pencapaian tujuan.
Peran manajer memainkan peran sentral dalam keberhasilan suatu perusahan melalui perencanaan,
koordinasi, dan memperlancar kegiatan yang ditujukan ke arah sasaran. Adalah
kewajiban mereka untuk menjamin bahwa struktur organisasi konsisten dengan dan
menguntungkan untuk teknologi dan lingkungan yang ada. Lagipula adalah
tanggungjawab mereka untuk menetapkan suatu sistem imbalan yang pantas sehingga
para pekerja dapat memuaskan kebutuhan dan tujuan pribadinya sambil mengejar
sasaran organisasi. Dengan makin rumitnya proses teknologi dan makin rumit dan
kejamnya keadaan lingkungan, peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan
proses demi keberhasilan organisasi tidak hanya bertambah sulit, tapi juga
menjadi semakin penting artinya.
Sementara itu Joedono (1974)
mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sebuah organisasi
antara lain meliputi : 1) faktor kualitas SDM, 2) struktur organisasi, 3)
teknologi 4) pimpinan dan masyarakat, 5) bentuk kepemimpinan.
Sementara itu Gogin (1990)
menyatakan bahwa kapasitas organisasi dapat memberi kontribusi pada
keberhasilan implementasi. Kemampuan organisasi akan dipengaruhi (produk dari)
tiga hal pokok yaitu: struktur organisasi, personel (human resources) dan finansial. Tiga hal tersebut bervariasi antara
satu daerah dengan daerah lain. Lebih lanjut Gogin menjelaskan bahwa meskipun
suatu kebijakan telah dirumuskan dengan jelas (yang memungkinkan untuk
diimplementasikan secara mudah) akan tetapi mungkin saja bisa gagal oleh
kelemahan struktur organisasi atau kelemahan sistem. Struktur yang ketat dan
tersentralisir akan mendukung kepatuhan. Jika semua dalam kondisi sama
(struktur, dsb) maka keberhasilan implementasi nampaknya akan sangat tergantung
pada karakter dari tujuan kebijakan itu sendiri, jumlah staf yang memadai,
ahli, dan mempunyai motivasi tinggi akan mempermudah proses konversi pesan
kebijakan menjadi realita. Hal ini akan lebih berhasil lagi apabila juga
didukung oleh kondisi finansial yang memadai.
No comments:
Post a Comment