Menurut Edward diyatakan bahwa
suatu pendekatan dalam studi implementasi harus dimulai dengan pertanyaan
apakah yang menjadi syarat dalam keberhasilan implementasi program dan
faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan implementasi program tersebut (Samodra,
2008).
Teori yang digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program dikaji melalui
teori yang di kemukakan oleh Daniel A. Sabatier dan Paul A. Mazmanian. Daniel
A. Sabatier dan Paul A. Mazmanian menyatakan bahwa : memahami yang senyatanya
terjadi sesudah suatu program berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian
implementasi program, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul
sesudah disyahkan pedoman-pedoman program negara, yang mencakup baik
usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun akibat atau dampak nyata pada
masyarakat atau kejadian-kejadian (Samodra, 2008)
Sabatier dan Mazmanian
berpendapat bahwa peran penting analisis implementasi kebijakan publik adalah
mengidentifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi tercapainya
tujuan-tujuan formal pada keseluruhan implementasi.
Dalam Sabatier dan Mazmanian
juga dijelaskan bahwa variabel mudah atau tidaknya implementasi kebijakan
tergantung pada:
1.
Ketersediaan
teknologi dan teknis implementasi.
Ketersediaan teknologi
diperlukan untuk melaksanakan program-program baru yang dapat menjamin
efektifitas pencapaian tujuan tersebut.
2.
Keragaman perilaku kelompok sasaran
Keragaman ini mengindikasikan semakin beragam perilaku kelompok sasaran
yang diatur dalam hal ini para siswa sekolah/pelajar, semakin beragam pelayanan
yang diberikan maka implementasi juga akan semakin sulit.
3.
Sifat populasi
Jumlah pelajar yang tersebar di seluruh sekolah yang ada yang tercakup
dalam kelompok sasaran dimana semakin kecil jumlahnya maka akan semakin mudah
proses implementasinya.
4.
Derajat perubahan perilaku
Dimana semakin besar jumlah
perubahan perilaku dimana semakin besar jumlah perubahan yang dikehendaki maka
implementasi akan semakin sulit.
Model Sabatier dan
Mazmanian ini tidak jauh berbeda dengan
model yang lain, terutama dalam hal perhatiannya terhadap implementasi yang
sangat erat kaitannya dengan lingkungan kebijakan. Perbedaannya Sabatier dan
Mazmanian menganggap bahwa suatu model implementasi akan efektif jika birokrasi
pelaksananya memenuhi apa yang digariskan oleh peraturan dalam bentuk petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis. Oleh karena itulah model ini dikenal dengan
model Top-down (Samodra, 2008)
No comments:
Post a Comment