Manajemen proyek adalah suatu usaha
untuk merencanakan, mengorganisasi serta mengendalikan suatu keinginan dalam
mempergunakan waktu dan biaya untuk memdukan peralatan, bahan, tenaga kerja
sehingga dapat diterapkan suatu metoda yang sesuai dalam mencapai tujuan proyek
dengan cara efisien dan efektif. Manajemen Proyek (project management) adalah aktivitas, perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan berbagai sumber daya proyek agar
tujuan jangka pendek sebagaimana yang telah direncanakan dapat dicapai secara
menyeluruh sesuai dengan sasaran-sasaran. (Arun Kanda, 2014: 2-4; Suyatno,
2010: 12-14)
Pada manajemen proyek dalam
pengertian di atas, aktivitas-aktivitas yang dilakukan beraneka ragam, mulai
dari perencanaan program, survey, penelitian, studi kelayakan, perancangan,
pengadaan/lelang sampai pelaksanaan, sehingga akan melibatkan berbagai ahli)
dan pihak yang lebih banyak (surveyor, perencana/arsitek, ahli) geologi,
konstruktor, dan kontraktor) yang merupakan suatu tim yang saling berkaitan dan
berhubungan sehingga memerlukan pengelolan (manajemen) yang professional
(terpadu) sehingga dengan pendekatan konsep ini dibutuhkan seorang atau badan
usaha profesional dibidang manajemen yang akan mengelola proyek tersebut mulai
dari perencanaan, perancangan, lelang/tender sampai pelaksanaannya. Dengan
konsep ini dapat dilakukan perencanaan secara bersamaan dengan beberapa
perencana, begitu juga pada tahap pelaksanaan secara bertahap (fast track)
tanpa harus menunggu dahulu perencanaan selesai secara keseluruhan. (Hasibuan
dkk, 2007: 7-8)
Dalam hal ini mengelola
aktivitas dengan menggunakan konsep manajemen proyek merupakan langkah yang
relatif baru, dimana konsep ini ditandai dengan menerapkan suatu pendekatan,
metode, dan teknik tertentu pada pemikiran-pemikiran manajemen dengan
tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam rangka menghadapi aktivitas
yang dinamis dan non-rutin, yaitu aktivitas proyek konstruksi. (Arun Kanda,
2014: 2-4)
Adapun pengertian manajemen
adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan aktivitas
anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi
(perusahaan) yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan proses adalah
mengerjakan sesuatu dengan pendekatan tenaga, keahlian, peralatan, dana dan
informasi. Sedangkan pengertian manajemen proyek muncul dikarenakan penggunaan
manajemen itu sendiri yang telah berhasil mengelola aktivitas operasional rutin
dengan lingkungan yang stabil, dirasakan kurang mampu dan tidak cukup efisien untuk mengelola aktivitas proyek
konstruksi yang sejatinya penuh dengan dinamika dan perubahan cepat, sehingga
hasilnya pun tidak bisa optimal. (Suyatno, 2010: 22-23)
Sehubungan dengan itu, dilihat
dari wawasan manajemen berdasarkan fungsi dan digabungkan dengan pendekatan
sistem, maka yang dimaksud dengan manajemen proyek yaitu merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk
mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditentukan, serta menggunakan
pendekatan sistem dan hirarki (arus aktivitas) vertical dan horizontal. (Elbetagi,
2002: 12-15)
Manajemen proyek sendiri terbagi
menjadi bagian-bagian ilmu yaitu project
scope management, project project management, project cost management, project
quality management, project human resources management, project communications
management, project risk management, project procurement management, dan project integration management(Project Management Institute,
2004). Pada penelitian yang akan dianalisa adalah dari segi pengaturan waktu,
dalam hal ini yaitu project project
management.
Dalam perkembangannya, manajemen proyek
sebagai sistem berkembang secara lebih luas dengan diterapkan pada seluruh
tahapan proyek, mulai dari tahapan perencanaan, perancangan, pengadaan dan
pelaksanaan, sehingga untuk menerapkannya akan lebih rumit dan komplek karena
sumber daya yang ada berlainan dan bervariasi dan mempunyai tujuan-tujuan
sesuai dengan tahapan proyeknya. (Gabriel, 2009: 11-14)
Henry
Fayol (1841-1925) seorang industriawan Perancis adalah orang pertama yang
menjelaskan secara sistematis bermacam aspek pengetahuan manajemen dengan
menghubungkan dengan fungsi-fungsinya. Fungsi-fungsi manajemen yang dimaksud
adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan. Aliran
pemikiran diatas kemudian dikenal sebagai manajemen klasik atau manajemen
fungsional (manajemen dipandang sebagai fungsi). Pemikiran manajemen klasik
berkembang pada zaman tumbuhnya industri modern dalam rangka mencari upaya menaikkan
efisiensi dan produktivitas (hasil) perusahaan pada umumnya dan tenaga kerja
pada khususnya. Pemikiran manajemen klasik mencakup periode yang amat panjang
dan dikembangkan sejak abad 19, sewaktu aktivitas perusahaan belum sebesar dan
sekompleks saat ini. Dari sejarah terlihat bahwa penerapan manajemen klasik
untuk operasi perusahaan dan industri amat besar peranannya dalam ikut
mengantar kemajuan dan kebesaran bidang tersebut sampai ketaraf dewasa ini. (Suyatno,
2010: 42-25)
Tingkat
kebutuhan manajemen proyek dalam mencapai tujuan-tujuan proyek mencakup batasan
waktu, batasan biaya, taraf teknologi dan kinerja yang diinginkan, penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisien. (Project Management Institute,
2007: 12-16)
Lingkup layanan manajemen proyek
mencakup sebagai berikut: (Project Management Institute, 2007: 2-3)
a.
Studi identifikasi tentang kebutuhan-kebutuhan pemilik
§
Definisi tentang syarat-syarat pekerjaan
§
Definisi kuantitas pekerjaan
§
Definisi kebutuhan sumber-sumber daya
b.
Perencanaan proyek
c.
Pemantauan proyek
§
Memantau kemajuan
§
Perbandingan kenyataan dan yang diperkirakan
§
Analisa Dampak
§
Langkah-langkah penyesuaian
§
Konsultansi pendanaan/Konsultansi perijinan
§
Perencanaan Anggaran
d.
Mengatasi berbagai kesulitan proyek antara lain:
§ Faktor kompleksitas
§ Persyaratan-Dersyaratan khusus
yang dikehendaki
§ Restrukturisasi organisasi
§ Risiko-risiko proyek
§ Perubahan /pergantian
teknologi
§
Perencanaan selanjutnya dan Penentuan harga
No comments:
Post a Comment