Reivich dan Shatte (2002)
mengemukakan bahwa resiliensi merupakan kapasitas untuk merespons sesuatu
dengan cara yang sehat dan produktif ketika berhadapan dengan kesengsaraan (adversity) atau trauma, terutama untuk
mengendalikan tekanan hidup sehari-hari. Resiliensi merupakan mind-set yang mampu meningkatkan
seseorang untuk mencari pengalaman baru dan memandang kehidupan sebagai proses yang
meningkat. Resiliensi dapat menciptakan dan memelihara sikap positif untuk
mengeksplorasi, sehingga seseorang menjadi percaya diri berhubungan dengan
orang lain, serta lebih berani mengambil risiko atas tindakannya.
Reivich
dan Shatte (2002) menyatakan
bahwa resiliensi adalah kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dan
beradaptasi terhadap perubahan, tuntutan, serta kekecewaan yang muncul dalam
kehidupan. Rhodes dan Brown (2005) juga menyatakan bahwa resiliensi adalah kemampuan
memanipulasi dan membentuk lingkungannya, menghadapi tekanan hidup dengan baik, cepat beradaptasi pada
situasi baru, mempersepsikan apa yang sedang terjadi dengan jelas, fleksibel
dalam berperilaku, lebih toleran dalam menghadapi frustasi dan kecemasan, serta
meminta bantuan saat mereka membutuhkannya.
No comments:
Post a Comment