1.
Dalam pembahasan mengenai trend perencanaan pendidikan,
kecenderungan masa lalu dan masa kini harus diamati dalam batas-batas
lingkungannya dan perencana pendidikan harus mengkaji pola-pola dan
kecenderungan yang umum dan menonjol pada manusia, tempat, pergerakan, ekonomi
dan aktivitas. Dengan memperhatikan perencanaan lingkungan, perhatian yang
harus diarahkan adalah orang dan fungsinya
dalam lingkungan tersebut. Perencanaan melibatkan pengarahan dan
pengawasan dari penggunaan dan pengembangan sumber daya manusia dan fisik untuk
manfaat sosial dan ekonomi semaksimal mungkin.
Tiga jenis konsep
infrastruktur, yaitu:
a.
Infrastruktur linear (air, listrik, lalu lintas dan
sebagainya)
b.
Infrastruktur planar (permukaan datar)
c.
Infrastruktur spatial
Seperti kebiasaan umum dalam perencana, infrastruktur
linear memungkinkan variasi yang tidak terlalu beragam dibandingkan dengan dua
infrastruktur lainnya. Dalam beberapa hal, kota bisa dianggap sebagai suatu kombinasi
yang rumit dan dinamis dari infrastruktur linier, palanar dan spatial.
Konsep sistem yang dinamis dan berubah yang ditemukan
di kota
mengharuskan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan bentuknya. Perkembangan
bentuk dan struktur perkotaan memiliki implikasi penting untuk perencanaan kota juga sistem sekolah.
Konsep kepadatan hendaklah tidak ditafsirkan secara
kaku. Misalkan di Amerika Serikat, perencana terkesan dengan luasnya wilayah
dengan demikian merencanakan keterbukaan perencanaan. Sementara di Eropa dimana
kepadatan penduduknya sangat tinggi, sasaran perencanaan adalah memanfaatkan
ruang yang ada untuk pemakaian terbaik karena wilayah perkotaan menjadi semakin
kompleks diperlukan fleksibilitas yang lebih besar agar bisa memadukan orang
dengan tempat, pergerakan biaya dan aktivitas. Secara umum harus
mempertimbangkan komunikasi dan konsep pergerakan. Disini harus dipertimbangkan
keseimbangan antara peraturan dengan pengendalian dan kebebasan penduduk.
Perencanaan pendidikan akan memberikan kontribusi
yang besar jika dapat menilai efektifitasnya berbagai program yang
ditanganinya. Bangunan dan ruang lainnya sebagian menunjukkan suatu sistem
sosial yang kompleks. Setiap aspek terletak pada hubungan kausal dengan yang
lainnya. Aspek perencanaan fisik
fasilitas pendidikan harsu sesuai dengan rencana lain pihak pemerintah maupun
non pemerintah.
Prinsip perencanaan, khususnya dalam lingkungan
fisik, semuanya berkaitan dengan perencanaan lingkungan pendidikan. Empat
perhatian perencana adalah:
·
Sejumlah aktivitas yang tercakup dalam berbagai
lembaga pendidikan
·
Kebutuhan manusia akan lembaga pendidikan.
·
Perencanaan fasilitas fisik yang berkaitan
dengan proses dan teknik
·
Administrasi gedung dan peralatan sekolah
Pendidikan merupakan suatu sistem dalam lingkungan
secara keseluruhan, perencanaan sistem pendidikan hendaknya secara langsung
diintegrasikan ke dalam aktivitas perkotaan lainnya. Karena sistem pendidikan
bukan merupakan sistem tertutup, maka akan terus berinteraksi dengan bagian
lain dari mekanisme perkotaan. Prinsip-prinsip yang dan berlaku untuk sistem kota dan sistem sekolah.
Perencanaan pembelajaraan dan proyeksi kebutuhan pembelajaran di masa
depan dalam bidang pembelajaran dapat
diprediksi untuk memastikan lingkungan fisik yang paling baik untuk
pembelajaran.
Pola dan trend yang mempengaruhi orang, tempat,
pergerakan, ekonomi dan aktivitas itu bersatu menjadi suatu gambaran yang
bermakna berkenaan dengan proses pendidikan.
2.
Pola dan Kecenderungan Umum Pada Manusia
Perencana pendidkan harsu sesuai dengan pekerjaanya.
Perencana pendidikan hendaknya seorang analis yang terampil, evaluator yang
efektif dan desainer yang cakap. Perencana merupakan seoranf profesional yang
dengan pengalaman atau pendidikan mampu membuat konsep mengenai pedoman
pelaksanaan satu tugas sampai selesai. Sebagai analisi dan pesintesi, perencana
harus memahami keseluruhan kontribusi komponen sistem pendidikan dan interaksi
antar komponen tersebut dalam struktur, penggunaan tanah, prosedur perzinan,
transportasi, demografi, interaksi sosial dan sistem sekolah merupakan bagian
penting dari latar belakangnya. Fungsi perencanaan itu lebih luas daripada
sekedar merancanggedung. Pembuatan desain sistem sekolah dalam wilayah tertentu
itu melibatkan sejumlah pengetahuan dan ketrampilan dibanding dengan hanya
sekedar memvisualisasikan perencanaan gedung sekolah.
Desain untuk lingkungan fisik, seperti desain
perencanaan posisi sekolah menunjukkan aktivitas yang akan terjadi dalam ruang
(space). Petunjuk khusus mengenai prencanaan dan perencana memang belum begitu
jelas. Dalam kaitannya dengan munculnya kekuatan politik, perencana harsu
sangat fleksibel. Namun demikian disiplin perencanaan dibagi ke dalam dua
kelompok yaitu:
·
Petunjuk metodologi
·
Petunjuk parsial atau tidak lengkap
Permasalahan perencanaan infrastruktur sekolah
terletak pada pembuatan penggunaan lahan atau ruang, sedangkan perencana harus
membuat sistem suatu lembaga atau organisasi sehingga berbagai komponen yang
berada di dalamnya dapat berinteraksi dan berfunsi secara efektif. Konsep
fleksibilitas menjadi semakin kuat dalam sistem perencanaan infrastruktur
sekolah serta desain arsitektur gedung. Dua konsep ini sangat jelas, pertama
merupakan perubahan dalam aktivitas belajar mengajar dan yang ke dua merupakan
keterlibatan aktivitas pendukung komunitas yang memberikan kontribusi pada
pengembangan sistem pembelajaran.
Fungsi perencana pendidikan sangat banyak dan
beragam, akrean seorang perencana dapat berfungsi sebagai perumus dan pelaksana
perencanan, pedoman atau perencanaan, pedoman atau pencapaian tujuan. Perencana
harus terus menerus memonitor dan mengevaluasi perencanaan dan bertindak
sebagai penyangga untuk memastikan penyelesaian dari perencanaan tersebut.
Peran utama perencana meliputi:
·
Pemimpin institusi
·
Perencana profesional
·
Komunikator
·
Promotor
Dengan demikian trend dalam perencanaan pendidikan
tampaknya mendapatkan fleksibiltas yang lebih besar dalam pelatihan perencanaan
pendidikan dan akibatnya sangat besar fleksibiltasnya dalam perncangan
lingkungan fisik untuk pembelajaran. Perubahan tang pesat dalam masyarakat
teknologi menuntut bahwa lingkungan fisik untuk belajar itu harus fleksibel
agar dapat memastikan bahwa siswa dapat terus mengimbangi perubahan sosial,
politik, budaya dan fisik di masa depan.
Pekerjaan perncana pendidikan memerlukan
interprestasi ringkas mengenai kebutuhan masyarakat dan bagaimana cara
perencanaan tersebut memenuhinya. Dengan demikian, perencanaan harus bersifat
komprehensif jika perencanaan itu merupakan perencanaan fisk, sosial, ekonomi,
transportasi dan perencanaan pendidikan. Perencana harus menyeimbangkan sesuatu
menginginkan dengan sesuatu yang memungkinkan terjadi
3.
Pola dan Kecederungan Yang Menonjol Pada Tempat
Dari awal peradaban,lingkungan fisik mempengaruhi
sosial manusia. Manusia menggunakan unsur-unsur alam untuk kepentingan dan
pemenuhan tujuan sosialnya. Masalah penting lainnya dari perancang fisik ini
adalah penciptaan bentuk-bentuk pemukiman yang menunjukkan lingkungan manusia
sebagai bagian dari tatanan alami kehidupan. Ini dilakukan dengan membuat fokus
interaksi agar bisa meningkatkan pilihan dalam aktivitas dan hubungan
infrastruktur.
Salah satu pengukuran pengaruh lingkungan ini adalah
tingkat tanggapan lingkungan terhadap individu. Lingkungan yang sesuai dapat
secara efektif mempengaruhi perilaku individu dan membantu menggali
pengembangan potensi dasarnya. Bila seluruh sistem dikaji, ada tindakan
korektif yang dilakukan untuk bebrapa komponen sistem, sehingga keseluruhan
sistem bisa berjalan dengan sangat efektif. Dalam perencanaan pendidikan,
pendekatan sistem menyeluruh ini diterapkan dalam fasilitas fisik juga program
akademi. Lingkungan fisik harus mampu mendukung individu melakukan sejumlah
aktivitas. Setting yang sesuai menekankan siswa sebagai individu dan
mengahsilkan konsep diri yang lebih positif karena setting tersebut jelas
menggambarkan peran individu tersebut dalam sistem pendidikan.
4.
Pengaruh Fisik
Untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang ideal
selamanya tidaklah mungkin. Tugas perencana pendidikan dalam hal lingkungan
fisik merupakan tugas yang kompleks. Tanggung jawab perencana adalah
menciptakan bentuk pendidikan yang akan menghasilkan situasi yang membantu
pelajar dengan pengaruh efektif agar berperilaku positif. Namun, lingkungan
pendidikan harus dianggap sebagai satu perwujudan yang ada dalam batas-batas
aktivitas perkotaan untuk menentukan faktor mana yang efektif dan mana yang
tidak efektif, perencana pendidikan harys dapat menganalisa keseluruhan
lingkungan perkotaan, sehingga pembelajaran bisa berlangsung dan menggunakan
berbagai komponen fisik untuk mendukung proses pembelajaran. Perencana secara
umum memiliki standar dan kriteria stres juga pengukuran toleransi manusia.
Sehingga yang diperlukan adalah sejumlah indeks untuk mengukur tingkat keterbukaan, menentukan prioritas dan
mengevaluasi situasi yang ada sebagai sebagai faktor-faktor lingkungan yang
mengubah dan mempengaruhi individu. Hanya dengan evaluasisubjektif mengenai
kualitas lingkungan tertentu sejalan dengan perencana secar efektif dapat
mendesain sistem fungsional yang optimal. Sistem seperti itu akan memungkinkan
aktivitas pendidikan terlaksana secara selaras dengan aktivitas perkotaan
lainnya saat individu bergerak dari satu titik ke titik lainnya dalam seluruh
sistem tersebut.
5.
Kewilayahan Tempat
Dalam pergerakan, individu selalu menjadi bagian dari
lingkungannya. Individu tergantung pada lingkungan berdasarkan kebutuhan
dasarnya. Interaksi yang terus menerus antar individu dan lingkungannya itu membentuk
suatu lingkungan pembelajaran yang efektif. Karena itu penting untuk
efektivitas pembelajaran, perancangan lingkungan pendidikan juga hendaknya
terus mempengarugi individu dan juga dipengaruhi oleh individu tersebut.
Lingkungan pembelajaran yang dinamis sangat penting karena keakraban menjadikan
individu bisa diterima secara otomatis dan cepat tanggap terhadap lingkungan.
Jika lingkungan terus berubah. Lingkungan itu akan lebih merangsang dan
menarik.
Bagi setiap makluk hidup, ada pola tertentu dari
dimensi lingkungan yang berkaitan dengan apa yang umumnya dijadikan acuan
sebagai ecologigal niche (posisi atau peran yang menyenangkan dan nyaman di
berbagai tempat dalam komunitasnya). Dengan kata lain, ini berarti pola
perilaku tertentu yang dikembangkan individu dan kewilayahan (territoriality)
yang dibutuhkan sehingga memungkinkan pola perilaku itu berfungsi secara
efektif
Di sini ditekankan mengenai interkasi individu dalam
sistem sosial, psikologi dan fisiologi. Faktor-faktor lingkungan tersebut membentuk
konsep mengenai kewilayahan seseorang (zona intim, zona pribadi, zona sosial
dan zona publik). Konsep ini menunjukkan dorongan dasar umtuk memiliki atau
menguasai wilayah tertentu. Perilaku ini berkaitan dengan peran tertentu yang
dimainkan individu dalam wilayah tersebut.
6.
Peran Persepsi
Manusia memandang lingkungannya dalam kaitannya
dengan latar belakang persepsi. Bentuk, ukuran dan kondis tidak memiliki makna
kecuali apabila diungkapkan dalam pengalaman persepsi seseorang. Lingkungan itu
sendiri tidak begitu berarti bagi siswa sampai siswa secara aktif terlibat dan
berinteraksi di dalamnya. Saat siswa dilibatkan dalam lingkungan siswa
menginterprestasikan latar belakang persepsi ini dan memberikan respom pada
lingkungan tersebut dengan melibatkan berbagai stimuli.
7.
Pola dan Kecenderungan Umum Pada Pergerakan
Dewasa ini orang, benda, pesan disalurkan dalam orbit
jaringan aktivitas yang bergerak dari satu node (titik sambungan dalam suatu
jaringan) ke node lainnya. Konfigurasi pergerakan ini tampak juga dalam
peregerakan lingkungan perkotaan. Namun individu masih berupa mempersepsi bahwa
lingkungan tersebut sifatnya konstan dan stabil.
Pergeraakan penuh dengan pengalaman orang-orang di
perkotaan. Setiap hari siswa memulai pengalaman belajar siswa dengan pergerakan
untuk memulai ke pusat pembelajaran. Namun pengalaman ini tidak dapat dijadilan
bagian dari program pendidikan baik secara formal maupun informal. Akibatnya
individu tidak peduli terhadap kekacauan, kemacetan dan bahaya. Namun untuk
masa sekarang perencana banyak yang menggunakan perhitungan tersebut untuk
melibatkan perhitungan seperti siswa berjalan di koridor pada jam tertentu,
jalur sekolah dan lain sebagainya.
8.
Pola dan Kecenderungan Umum Pada Ekonomi
Masalah ekonomi perkotaan sangatlah penting bagi
perencana pendidikan karena pendidikan karena perangkat pembuatan kepuutsan
dalam mengatasi masalah ini belum berkembang secara efektif, masalah organisasi
yang memberi kontribusi pada inefisiensi itu memang beragam.
Salah satu kebijakan ekonomi yang menjadi proses
berkelanjutan adalah pembaharuan kota
(urban renewal). Di dalamnya tercakup
pengembangan wilayah, administrasi proyek, pengembangan fasilitas baru,
perbaikan fasilitas baru, pembingkaran fasilitas lama, renovasi dengan
memperhatikan kepentingan berbagai pihak sehingga masalah-masalah penggunaan
lahan tanah tidak menimbulkan konflik. Pembaharuan kota ini memberikan peluang untuk merancang
skema yang komprehensif dengan melibatkan berbagai sistem aktivitasnya.
No comments:
Post a Comment