Penyelesaian peramalan memiliki
beberapa metode yang umum seperti metode weight moving average, exponential
smoothing, dan regresi linier. Berikut ini adalah penjelasan dari metode
tersebut (Gaspersz, 2004).:
a.
Metode Weight Moving Average (WMA)
Model
rata-rata begerak terbobot lebih responsif terhadap perubahan, karena data dari
periode yang baru biasanya diberi bobot lebih besar. Suatu model rata-rata
bergerak n-periode terbobot, weighted MA(n), dinyatakan
sebagai berikut:
Selanjutnya
untuk mengetahui sejauh mana keandalan dari model peramalan weighted moving
average (WMA), maka diharuskan untuk membuat peta kontrol tracking
signal. Cara untuk bisa mendapatkan nilai tracking signal harus
dicari terlebih dahulu nilai MAD yang didapat dari rumus matematis adalah
sebagai berikut (Gaspersz, 2004).
b.
Metode Exponential Smoothing (ES)
Metode
peramalan dengan pemulusan eksponensial biasanya digunakan untuk pola data yang
tidak stabil atau perubahannya besar dan bergejolak. Metode permalan ini
bekerja hampir serupa dengan alat thermostat. Apabila galat ramalan (forecast
error) adalah positif, yang berarti nilai aktual permintaan lebih tinggi
daripada nilai ramalan (A–F>0), maka model pemulusan eksponensial akan
secara otomatis meningkatkan nilai ramalannya. Sebaliknya, apabila galat
ramalan (forecast error) adalah negatif, yang berarti nilai aktual
permintaan lebih rendah daripada nilai ramalan (A – F < 0), maka metode
pemulusan eksponensial akan secara otomatis menurunkan nilai ramalan. Proses
penyesuaian ini berlangsung secara terus-menerus, kecuali galat ramalan telah
mencapai nol. Peramalan menggunakan metode pemulusan eksponensial dilakukan
berdasarkan formula seperti di bawah ini (Gaspersz, 2004).
Cara
yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana keandalan dari model peramalan
berdasarkan pemulusan eksponensial harus menggunakan peta kontrol tracking
signal dan membandingkan apakah nilai-nilai ramalan itu telah menggambarkan
atau sesuai dengan pola historis dari data aktual permintaan (Gaspersz, 2004).
c.
Metode Regresi Linier
Metode
regresi linier sering sekali dipakai untuk memecahkan masalah-masalah dalam
penaksiran tentunya hal ini berlaku juga dalam peramalan sehingga metode
regresi linier menjadi suatu metode yang mempunyai taksiran terbaik diantara
metode-metode yang lain. Metode regresi linier dipergunakan sebagai metode
peramalan apabila pola historis dari data aktual permintaan menunjukkan adanya
suatu kecenderungan menaik dari waktu ke waktu. Istilah regresi linier berarti,
bahwa rataan (µy|x) berkaitan linier dengan x dalam bentuk persamaan
linier populasi (Hasan, 1999).
µy|x
= α + βx,
Koefisien
regresi α dan β merupakan dua parameter yang akan ditaksir dari data
sampel. Bila taksiran untuk kedua parameter itu masing-masing dinyatakan dengan
a dan b maka µy|x dapat ditaksir dengan ŷ dari bentuk garis
regresi berdasarkan sampel atau garis kecocokan regresi (Hasan, 2005).
ŷ = a
+ bx
Keterangan
Ŷ :
nilai ramalan permintaan pada peiode ke-t
a : intersept
b :slope
dari garis kecenderungan,merupakan tingkat perubahan dalam permintaan.
x :
indeks waktu ( t = 1,2,3,...,n) ; n adalah banyaknya periode waktu
Dengan
taksiran a dan b masing-masing menyatakan perpotongan dengan sumbu y dan
kenaikannya. Lambang ŷ digunakan di sini untuk membedakan antara taksiran atau
nilai prediksi yang diberikan oleh garis regresi sampel dan nilai y amatan
percobaan yang sesungguhnya untuk suatu nilai x. Slope dan intersept dari
persamaan regresi linier dihitung dengan menggunakan formula berikut (Hasan,
Hasan, 2005):
No comments:
Post a Comment