Teori Pradiplomasi itu sendiri merupakan desentralisasi kekuasaan
politik dan kewenangan administratif dalam sebuah proses yang terjadi pada
aktor-aktor sub-nasional , institusi politik dan kebijakan politik suatu
pemetintahan pusat dalam kewenangan menjalankan hubungan luar negeri, karena
pemerintahan daerah merupakan implementasi dari kebijakan publik. Berbeda dengan kebijakan luar negeri yang dilakukan oleh suatu negara, sebuah diplomasi regional pada tujuannya tidak berusaha mewakili kepentingan
nasional yang lebih umum dan luas, kepentingannya lebih bersifat khusus tanpa
menyalahi aturan pada suatu kedaulatan negara, dan berada pada pengawasan
negara. Disini dalam mengembangkan daerahnya, para aktor tersebut diberikan
kebebasan untuk menentukan isu dan tujuan yang ingin dicapai dalam
menjalankan mekanismenya, para aktor diplomasi regional berada di bawah
kedaulatan negara, dan mengikuti sistem internasional yang berlaku, yang
menjadikan negara sebagai aktor penghubung yang mendasari terjadinya
hubungan tersebut, ini lah yang dimaksud dengan pradiplomasi.
Pradiplomasi secara relatif masih merupakan fenomena baru dalam kajian
hubungan internasional. Istilah ‘Paradiplomacy’ pertama kali diluncurkan pada tahun 1980-an oleh ilmuan asal Basque, Panayotis Soldatos. Hal tersebut sebagai
penggabungan istilah ‘Parallel diplomacy’ menjadi ‘Paradiplomacy’. Menurut
Aldecoa, Keating dan Boyer hal tersebut mengacu pada makna ‘the foreign policy
of non-central governments’. Istilah lain yang digunakan oleh Ivo Duchacek
(1990) untuk konsep ini adalah ‘micro-diplomacy’.
Soldatos (1990), secara fungsional atau berdasarkan cakupan isu dalam
paradiplomasi, membagi dua tipe paradiplomasi:
a. Tipe pertama adalah global paradiplomacy. Dalam tipe ini pemerintah sub
nasional terlibat dalam isu-isu global atau isu-isu politik tingkat tinggi. Sebagai
contoh tipe paradiplomasi ini adalah kebijaksanaan yang diambil Gubernur New
York dan Gubernur New Jersey yang melarang pendaratan pesawat-pesawat Uni
Soviet di wilayahnya sebagai reaksi atas penembakan pesawat Korean Airlines. Mengingat pemerintah sub nasional biasanya terlibat dalam isu-isu politik tingkat
rendah, tipe paradiplomasi ini relatif jarang terjadi.
b. Tipe kedua klasifikasi Soladatos adalah regional paradiplomacy. Dalam tipe ini
pemerintah sub nasional terlibat pada isu-isu yang berskala regional. Apabila isuisu tersebut menyangkut komunitas yang secara geografis berbatasan langsung
(geographical contiguity), Soldatos menyebutnya sebagai macroregional
paradiplomacy sebaliknya bila komunitas tersebut tidak berbatasan secara
langsung disebutnya sebagai microregional paradiplomacy.
No comments:
Post a Comment