Wednesday, November 13, 2019

Kepemimpinan Islami (skripsi dan tesis)


Definisi Kepemimpinan atau leadership Islami adalah kemampuan dari seseorang (pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (orang yang dipimpin atau bawahan), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin (Asrofie, 2007). Menurut Kreitner dan Kinicki (2007) kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi, sementara Colquitt, Lepine dan Wasson (2009) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah penggunaan kekuasaan untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan islami adalah kepemimpinan yang selalu berpegang atau didasarkan kepada ketentuan atau ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist (Wijayanti dan Wadji, 2012). Menurut Hawari (2001) disebutkan bahwa kepemimpinan merupakan kegiatan menuntun, membimbing, memandu, dan menunjukkan jalan yang diridhai Allah SWT.
 Kepemimpinan islami ditentukan oleh aturan-aturan kepemimpinan yang harus dijalankan sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits. Kepemimpinan islami menggunakan intelegensi yang tinggi, kemampuan islami mampu membaca, menafsirkan dan menilai situasi dan kondisi yang berkembang di masyarakat yang akan digunakan untuk bertindak berdasarkan kepandaian dan perasaannya (Caniago, 2010). Kepemimpinan dipandang sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas tersebut dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama (Yukl, 2005). Pola-pola yang ada masih memandang bahwa hakikat kepemimpinan masih merupakan amanat dari msa (bawahan) dan bukan memandang kepemimpinan sebagai suatu amanat dari Tuhan dan juga manusia. Pendekatan kepemimpinan masih didominasi oleh kekuasaan dan bukan spiritualitas dan hati nurani. Pengikut dalam organisasi didorong dengan materi dan daya tarik altruistik dengan mengabaikan nilai-nilai keteladanan, mengilhami, membangkitkan, memberdayakan dan memanusiakan. Konsekuensinya kinerja yang dicapai semata-mata untuk tujuan 13 organisasi dan bukan tanggung jawab manusia kepada Tuhan sebagai khalifatullah fil ardh (Sulistiyo, 2010). Tugas manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah Allah (khalifatullah fil ardh). Allah menjadikan manusia sebagai pemimpin di muka bumi. Manusia diberi kepercayaan oleh Allah sebagai pengelola dunia yang dihuninya. Berdasar konsep kekhalifahan, maka manusia dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menggali dan mengelola dunia, baik sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya. Firman Allah dalam QS. Al Baqarah (2): 30 menegaskan fungsi manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi sebagai berikut:
 ِض ْ ِِف اْألَر ٌ ل اعِ َ ِّن ج ي ِ إ ِ َكة ِ َلئ َ ْلم ِ َك ل ُّ ب َ اَل ر َ ْذ ق ِ إ َ و ً َة يف ِ ل َ وا ُ ال َ ۖق خ ُ َل أَََتْع َ اء َ دم ُك ال ي ِ ف ْ َس ي َ ا و َ يه ِ ف ُ د ْسِ ف ُ ي ْ ن َ ا م َ يه ِ ف َك لَ ُ دس ي َ ُق ن َ َك و دِ ْ م َ ِبِ ُ ح ي ب َ ُس ن ُ ََنْن َ ۖ اَال و َ م ُ لَم ْ يأَع ي ن اََلِ َ وَن ق ُ لَم ْ َع ت
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Berdasarkan beberapa definisi mengenai kepemimpinan islami maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan islami 14 merupakan proses atau cara mempengaruhi dari seorang pimpinan kepada subordinat atau bawahannya yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi dimana cara mempengaruhi tersebut didasarkan pada aturan-aturan yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits

No comments:

Post a Comment