Asumsi
Untuk menggunakan SEM diperlukan asumsi-asumsi yang mendasari
penggunaannya. Asumsi tersebut diantaranya adalah:
1. Normalitas Data
Uji normalitas yang dilakukan pada SEM mempunyai dua tahapan. Pertama menguji
normalitas untuk setiap variabel, sedangkan tahap kedua adalah pengujian normalitas
semua variabel secara bersama-sama yang disebut dengan multivariate normality. Hal
ini disebabkan jika setiap variabel normal secara individu, tidak berarti jika diuji
secara bersama (multivariat) juga pasti berdistribusi normal.
2. Jumlah Sampel
Pada umumnya dikatakan penggunaan SEM membutuhkan jumlah sampel yang
besar. Menurut pendapat Ferdinand (2002) dalam Wuensch (2006) bahwa ukuran
sampel untuk pengujian model dengan menggunakan SEM adalah antara 100-200
sampel atau tergantung pada jumlah parameter yang digunakan dalam seluruh
variabel laten, yaitu jumlah parameter dikalikan 5 sampai 10. Satu survei terhadap 72
penelitian yang menggunakan SEM didapatkan median ukuran sampel sebanyak 198.
Untuk itu jumlah sampel sebanyak 200 data pada umumnya dapat diterima sebagai
sampel yang representatif pada analisis SEM.
3. Multicolinnearity dan Singularity
Suatu model dapat secara teoritis diidentififikasi tetapi tidak dapat diselesaikan
karena masalah-masalah empiris, misalnya adanya multikolinearitas tinggi dalam
setiap model.
4. Data interval
Sebaiknya data interval digunakan dalam SEM. Sekalipun demikian, tidak seperti
pada analisis jalur, kesalahan model-model SEM yang eksplisit muncul karena
penggunaan data ordinal. Variabel-variabel eksogenous berupa variabel-variabel
dikotomi atau dummy dan variabel dummy kategorikal tidak boleh digunakan dalam
variabel-variabel endogenous. Penggunaan data ordinal atau nominal akan
mengecilkan koefesien matriks korelasi yang digunakan dalam SEM.
No comments:
Post a Comment