Tuesday, July 16, 2019

Pengawasan Sanitasi Tempat Umum (skripsi dan tesis)

Tujuan dari pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, antara lain:
a.    Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala.
b.    Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat umum.
Ada beberapa jenis-jenis tempat umum, antara lain:
a.    Hotel
b.    Kolam renang
c.    Pasar
d.    Salon
e.    Panti Pijat
f.     Tempat wisata
g.    Terminal
h.    Tempat ibadah
Syarat-syarat dari sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
a.    Diperuntukkan bagi masyarakat umum
b.    Harus ada gedung dan tempat yang permanent
c.    Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung)
d.    Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll)
Aspek penting dalam penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum yaitu:
a.    Aspek teknis/hukum (persyaratan H dan S, peraturan dan perundang-undangan sanitasi).
b.    Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasan hidup, adat istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi,dll.
c.    Aspek administrasi dan management, yang meliputi penguasaan pengetahuan tentang cara pengelolaan STTU yang meliputi: Man, Money, Method, Material, dan Machine.
Secara spesifik ada beberapa ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
a.    Penyediaan air minum (Water Supply)
b.    Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes disposal meliputi sawagerefuse, dan excreta)
c.    Higiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)
d.    Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction)
e.    Pengawasan Vektor (Vector Control)
f.     Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution)
g.    Higiene dan sanitasi industri (Industrial Hygiene and Sanitation)
Kegiatan yang mendasari sanitasi tempat-tempat umum (STTU), yaitu:
a.    Pemetaan (monitoring)
Pemetaan (monitoring) adalah meninjau atau memantau letak, jenis dan jumlah tempat-tempat umum yang ada kemudian disalin kembali atau digambarkan dalam bentuk peta sehingga mempermudah dalam menginspeksi tempat-tempat umum tersebut.
b.    Inspeksi sanitasi
Inspeksi sanitasi adalah penilaian serta pengawasan terhadap tempat-tempat umum dengan mencari informasi kepada pemilik, penanggung jawab dengan mewawancarai dan melihat langsung kondisi tempat umum untuk kemudian diberikan masukan jika perlu apabila dalam pemantauan masih terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan pembenahan.
c.    Penyuluhan
Penyuluhan terhadap masyarakat (edukasi) terutama untuk menyangkut pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari TTU.

Pengertian sanitasi tempat-tempat umum (skripsi dan tesis)

Sanitasi merupakan suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup (http://www.who.int). Menurut Notoatmodjo (2003), sanitasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terbebas dari ancaman penyakit.Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk melakuikan kegiatan baik secara insidentil maupun terus-menerus, baik secara membayar, maupun tidak. Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana banyak orang berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-hari.Sanitasi tempat-tempat umum adalah: suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul menularnya berbagai jenis penyakit, atau Sanitasi tempat-tempat umum merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan kesehatan.

Monday, July 15, 2019

Ciri-Ciri Pengelolaan Emosi (skripsi dan tesis)

Menurut Safaria dan Saputra (2009: 8) bahwa individu yang memiliki kemampuan mengelola emosi akan lebih cakap menangani ketegangan emosi, akan lebih. Kemampuan mengelola emosi dikarenakan adanya pengaturan terhadap Pengekspresian emosi, baik negatif maupun positif merupakan hal yang sehat dan konstruktif asalkan dilakukan dengan tepat. Reivich & Shatte (dalam Khoerunisya, 2015) mengemukakan dua hal penting yang terkait dengan regulasi emosi, yaitu ketenangan (calming) dan fokus (focusing). Individu yang mampu mengelola kedua ketrampilan ini dapat membantu meredakan emosi yang ada, memfokuskan pikiran-pikiran yang mengganggu dan mengurangi stres Hal ini dapat dilihat bahwa individu dengan kemampuan mengelola emosi dengan baik cenderung terhindar dari stres, kegelisahan, ketakutan, dan kecemasan yang berlebihan. Sebaliknya, individu dengan kemampuan mengelola emosinya rendah akan cenderung mudah stres, marah, tersinggung, mudah kehilangan semangat. mampu menghadapi dan memecahkan konflik secara efektif.

Aspek Kemampuan Mengelola Emosi (skripsi dan tesis)


Kemampuan mengelola emosi merupakan salah satu dari kelima unsur kecerdasan emosi (mengenali emosi diri/ kesadaran diri, mengelola emosi/ pengaturan diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain/empati, dan kecakapan membina hubungan dengan orang lain) (Goleman, 2007: 57-59). Penelitian ini berfokus pada kemampuan mengelola emosi. Aspek-aspek kemampuan mengelola emosi menurut Goleman (1999: 115-166) adalah sebagai berikut:
1) Mampu mengendalikan diri (menjaga emosi yang merusak agar tetap terkendali). Orang yang memiliki kemampuan mengelola emosi dalam mengendalikan diri akan mampu untuk:
a) Mengelola dengan baik emosi yang menekan mereka: kemampuan untuk menghadapi situasi buruk.
b) Tetap tenang kendati dalam tekanan: bertindak tenang meskipun dalam tekanan.
2) Menunjukkan sifat dapat dipercaya (menunjukkan kejujuran dan integritas). Orang yang memiliki kemampuan mengelola emosi dalam sifat dapat dipercaya akan mampu untuk:
a) Bertindak menurut etika: tindakannya sesuai dengan etika yang berlaku.
b) Membangun kepercayaan melalui keandalan diri: membuktikan pada orang bahwa dirinya dapat dipercaya.
c) Berpegang pada prinsip: tetap teguh pada prinsipnya.
3) Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh (menunjukkan tanggung jawab dalam mengelola diri). Orang yang memiliki kemampuan mengelola emosi dalam kehati-hatian akan mampu untuk:
a) Memenuhi komitmen: melakukan sesuatu yang sudah menjadi janjinya.
b) Bertanggung jawab untuk memperjuangkan tujuan: ketika memiliki tujuan maka akan terus berjuang untuk mencapai tujuan tersebut.
c) Cermat dalam bekerja: teliti ketika mengerjakan sesuatu hal.
4) Menunjukkan adaptabilitas (kemampuan menyesuaikan diri dari berbagai situasi). Orang yang memiliki kemampuan mengelola emosi dalam adaptabilitas akan mampu untuk
a) Terampil menangani perubahan situasi: mampu untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga.
b) Siap mengubah tanggapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
5) Menunjukkan inovasi (kemampuan untuk terbuka terhadap perubahan). Orang yang memiliki kemampuan mengelola emosi dalam inovasi akan mampu untuk:
a) Kreatif.
b) Mengambil resiko akibat pilihannya.

Kemampuan Mengelola Emosi (skripsi dan tesis)

Goleman (2007: 58) mengatakan bahwa kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan untuk mengatasi emosinya sendiri agar terungkap dengan pas. Individu yang tingkat kemampuan mengelola emosinya rendah akan terus menerus bertarung melwan perasaan murung, sementara orang yang pintar akan dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejauhan dalam kehidupan. Orang-orang Romawi dan gereja-gereja Kristen kuno menyebut kemampuan ini temperantia atau kedali diri, pengendalian diri, pengendalian tindakan emosional yang berlebihan. Fatimah (2006: 116) kemampuan mengelola emosi berarti kemampuan untuk menangani perasaan agar terungkap dengan tepat. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat.
Safaria dan Saputra (2009: 14) mengungkapkan bahwa orang yang mampu memahami emosi apa yang sedang mereka alami dan rasakan, akan lebih mampu mengelola emosinya secara positif. Sebaliknya orang-orang yang sedang kesulitan memahami emosi apa yang sedang bergejolak dalam perasaannya, menjadi rentan dan terpenjara oleh emosinya. Dalam pernyataan Solovey (dalam Azizah, 2009: 1) menyatakan bahwa pengelolaan emosi merupakan kesadaran diri dalam membantu, dan mengungkapkan perasaan. Berbagai pengertian di atas menunjukkan bahwa pengertian pengelolaan emosi adalah kemampuan kesadaran diri individu untuk menyalurkan emosi dalam bentuk tindakan tepat yang harus dilakukan.

Cara mengungkapkan emosi (skripsi dan tesis)

Johnson (Supratiknya 1995: 55–65) mengungkapkan bahwa ada terdapat dua cara dalam mengungkapkan emosi yaitu:
  • Mengungkapkan emosi secara verbal
Yang dimaksud secara verbal yaitu mengungkapkan emosi melalui kata-kata, baik secara langsung mendeskripsikan emosi yang kita alami maupun tidak. Misalnya, seseorang yang sedang kecewa mengungkapkan emosi dengan berkata, “ saya kecewa kepadamu”
  • Mengungkapkan emosi secara nonverbal
Yang dimaksud secara nonverbal yaitu mengungkapkan emosi dengan menggunakan isyarat lain selain kata-kata, misalnya raut muka, sorot mata, bahasa tubuh, dll. Sebagai contoh, seseorang yang sedang sedih menunjukkan raut muka yang sayu.

Kegunaan emosi (skripsi dan tesis)

Emosi berguna untuk menuntun kita menghadapi saat-saat kritis dan tugas-tugas berat. Emosi akan menawarkan pola persiapan tindakan tersendiri; masing-masing menuntun kita ke arah yang telah terbukti berjalan dengan baik ketika menangani tantangan yang dating berulang-ulang dalam hidup manusia (Goleman, 2009: 4).
Safaria dan Saputra (2009: 16) mengemukakan pendapatnya bahwa emosi dapat digunakan sebagai berikut:
  • Sebagai bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain. Guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang adalah bagian dari emosi. Guratan ekspresi merupakan bentuk komunikasi yang lebih cepat dari kata-kata.
  • Emosi dapat digunakan untuk mengorganisasi dan memotivasi tindakan. Emosi secara teoritis dapat memotivasi perilaku. Manusia perlu mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi situasi penting karena emosi akan mempersiapkan segalanya untuk dapat melewati rintangan yang ada dalam pikiran dan lingkungan manusia.
Coleman dan Hamen (Sobur, 2009: 400) menjelaskan empat kegunaan emosi sebagai berikut:
  1. Emosi adalah pembangkit energi (energizer). Tanpa emosi kita tidak sadar atau mati. Orang yang hidup akan merasai, mengalami, bereaksi, bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energi kita; takut menggerakkan kita untuk berlari, cinta menggerakkan kita untuk saling berdekatan dan bermesraan.
  2. Emosi adalah pembawa informasi (messenger). Keadaan diri kita dapat diketahui dari emosi kita. Jika senang, kita berhasil mencapai sebuah tujuan, sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang berharga.
  3. Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga pembawa pesan dalam komunikasi intrapersonal. Kita mengetahui bahwa pembicaraan di depan umum atau pidato yang melibatkan seluruh emosi dipandang lebih hidup, lebih dinamis, dan lebih meyakinkan.
  4. Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita. Kita mendambakan kesehatan dan mengetahuinya ketika kita merasa tubuh kita sehat. Kita mencari keindahan dan mengetahui bahwa kita memperolehnya ketika merasakan kenikamatan estetis dalam diri kita.