Sunday, June 23, 2024

Citra Merek

 


Citra adalah penggambaran dari sifat ekstrinsik produk atau layanan,
termasuk cara merek berusaha memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial
pelanggan (Kotler dan Keller, 2016). Citra merek dapat dianggap sebagai
jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah
merek tertentu (Shimp, 2010). Citra merek merupakan persepsi
masyarakat terhadap perusahaan atau produknya, citra dapat terbentuk
melalui rangsangan yang datang dari luar sebagai suatu pesan yang
menyentuh atau yang disebut informasi yang diterima seseorang.
Menurut Marwanto (2015), selain menjadi sebuah identitas,
keberadaan merek memiliki fungi lainnya, yaitu:
a. Merek sebagai pengalaman (Experience Brand), merek sebagai
pengalaman dianggap mampu memberikan sebuah pengalaman baru
dalam diri konsumen.
b. Merek sebagai fungsi (Funtion Brand), merek juga diciptakan untuk
menghasilkan persepsi terhadap kinerja suatu produk, baik barang
maupun jasa.
c. Merek sebagai citra (Brand Image), merek juga dirancang untuk
mengekspresikan dirinya, memunculkan atau mempertahankan citra
(brand) seorang konsumen.
Ada beberapa indikator dari citra merek menurut Kotler dan Keller (2012),
sebagai berikut:
a. Identitas merek (Brand Identity), merek merupakan identitas fisik yang
berkaitan dengan merek atau produk tersebut sehingga konsumen
mudah mengenal dan membedakannya dengan merek atau produk lain,
seperti logo, warna, kemasan, lokasi, identitas perusahaan yang
memayunginya, slogan dan lain – lain.
b. Personalitas Merek (Brand personality), merupakan karakter khas
sebuah merek yang membentuk kepribadian tertentu sebagai layaknya
manusia, sehingga khalayak konsumen dengan mudah
membedakannya dengan merek lain dalam kategori yang sama,
misalnya karakter tegas, keras, kaku, berwibawa, berjiwa sosial, murah
senyum, kreatif dan sebagainya.
c. Asosiasi Merek (Brand Association), merupakan hal-hal spesifik yang
pantas atau selalu dikaitkan dengan suatu merek, bisa muncul dari
penawaran unik suatu produk, aktivitas yang berulang dan konsisten
misalnya dalam hal sponsorship atau kegiatan social responsibility,
isu-isu yang sangat kuat berkaitan dengan merek tersebut, maupun
person.
d. Sikap dan Perilaku Merek (Brand Attitude and Behavior), sikap dan
perilaku merek adalah sikap atau perilaku komunikasi dan interaksi
merek dengan konsumen dalam menawarkan benefit-benefit dan nilai
yang dimilikinya.
e. Manfaat dan Keunggulan Merek (Brand Benefit and Competence),
manfaat dan keunggulan merek menunjukan nilai-nilai dan keunggulan
yang ditawarkan oleh suatu merek kepada konsumen yang membuat
konsumen dapat merasakan manfaat karena kebutuhan, keinginan,
mimpi dan obsesinya terwujudkan oleh apa yang ditawarkan tersebut.

No comments:

Post a Comment