Thursday, June 20, 2024

Efek Iklan

 


Efek sebuah iklan memberikan dasar untuk menilai sejauh mana
keberhasilan iklan tersebut. Juga menghasilkan perasaan pemirsa dari melihat
konten iklan yang disiarkan terus-menerus melalui media. Wang dkk, (2012)
dalam Stephanie dkk (2013) mengatakan bahwa efek iklan didefinisikan sebagai
iklan dan konsumen berkomunikasi untuk melakukan transaksi potensial melalui
pesan iklan.
Metha (2002) dalam Stephanie dkk (2013) menggunakan campur tangan
dan persuasi untuk mengukur efek iklan dan percaya bahwa iklan itu menghibur,
informatif dan dipercaya dapat mendorong konsumen percaya akan iklan tersebut.
Efek iklan menggambarkan pembeli dan mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen serta reaksi akhir konsumen yang tercermin dalam perilaku pembelian.
Stephanie (2013) juga mengatakan ada dua efek iklan, yaitu efek
komunikasi (communication effect) dan efek penjualan (sales effect) yang kedua-
duanya dapat diteliti. Efek komunikasi berusaha mengetahui apakah iklan yang
dibuat dapat berkomukasi secara efektif. Ada metode yang disebut copy testing,
yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah ikan dipasang di media. Efek
penjualan iklan biasanya lebih sukar diukur dibandingkan dengan efek
komunikasi. Penjualan dipengaruhi banyak faktor disamping periklanan, seperti
ciri produk, harga, ketersediaan dan kegiatan pesaing. Semakin sedikit atau
semakin dapat dikendalikan faktor-faktor tersebut, semakin mudah untuk
mengukur efek iklan terhadap penjualan. Efek penjualan paling mudah diukur
pada situasi pemasaran langsung dan paling sukar diukur pada iklan untuk
membangun citra merek atau perusahaan.
Suatu iklan baik komersil maupun korporat dipublikasikan tentunya
diharapkan untuk memiliki suatu pengaruh atau efek. Efek iklan menurut
Hierarchy of effects’ steps (Stephanie dkk, 2013; Arens dkk, 2009):

  1. The message (pesan)
  2. Messages are sent / put unto effect (pesan disampaikan)
  3. The messages are received (pesan diterima)

No comments:

Post a Comment