Wednesday, June 26, 2024

Indikator Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

 


Indikator yang digunakan untuk mengukur brand loyalty diadaptasi dari
studi yang dilakukan oleh Dhurup et al dalam Gima dan Emmanuel (2017: 3), yaitu
sebagai berikut :

  1. Prilaku atau Kebiasaan (Habit)
    Loyalitas merek terbentuk karena suatu pola pembelian konsumen yang
    sudah menjadi kebiasaan.
  2. Liking the brand
    Konsumen loyal dengan suatu merek karena menyukai merek tersebut dan
    merasa nyaman dengan merek tersebut.
  3. Kepuasan (Satisfaction)
    Loyalitas terhadap merek terjadi karena konsumen puas dengan merek
    tersebut.
  4. Komitmen (Commitment)
    Artinya konsumen enggan beralih ke merek pesaing karena sudah memiliki
    ikatan batin dan tertanam komitmen dengan merek yang dikonsumsinya.
    Brand Loyalty adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada suatu
    merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya
    seorang pelanggan beralih ke merek produk lain. Aaker dalam Asri dan Rozy (2018:
    270) mengilustrasikan 5 (lima) dimensi dalam brand loyalty yaitu :
  5. Pembeli yang berpindah-pindah (Switcher)
    Merupakan tingkatan awal dimana pembeli tidak peduli pada brand, sama
    sekali tidak loyal terhadap brand. Bagi para pembeli, brand apapun
    dianggap memadai, sehingga pada tingkatan ini brand hanya memegang
    peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Apapun yang
    kualitasnya lebih baik dan mengobral kenyamanan akan dipilih.
  6. Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual buyer)
    Merupakan tingkatan dimana pembeli merasa puas terhadap suatu produk,
    atau setidaknya tidak mengalami kekecewaan terhadap suatu produk, dan
    membeli brand produk tertentu karena kebiasaan. Bagi jenis pembeli yang
    demikian, tidak ada faktor kekecewaan yang membuat brand beralih ke
    brand lain, karena tidak ada alasan bagi brand untuk memperhitungkan
    alternatif lain.
  7. Pembeli yang puas (Satisfied buyer)
    Tingkatan ini ditandai dengan kepuasan para pembeli, akan tetapi brand
    juga memikul biaya peralihan (switching cost), yaitu biaya dalam waktu,
    uang, atau resiko kinerja yang berhubungan dengan tindakan beralih ke
    brand lain. Oleh karena itu untuk menarik minat pembeli pada tingkatan ini,
    kompetitor perlu mengatasi biaya peralihan dengan memberikan bujukan
    untuk beralih atau dengan tawaran manfaat yang cukup besar sebagai
    kompensasi.
  8. Mulai menyukai merek (Liking the brand)
    Tingkatan ini pembeli sudah mulai menyukai suatu brand dengan sungguh-
    sungguh, dimana preferensi brand didasarkan pada suatu asosiasi, seperti
    simbol, pengalaman sebagai pengguna, atau persepsi kualitas yang tinggi.
  9. Pembeli yang berkomitmen (Committed buyer)
    Merupakan tingkatan puncak dalam piramida brand loyalty, yang ditandai
    dengan pembeli yang setia dan berkomitmen terhadap suatu brand, dan
    bangga menjadi pengguna dari brand tersebut. Brand tersebut penting bagi
    brand dari segi fungsi maupun kebanggaan sebagai ekspresi mengenai siapa
    brand sebenarnya. Brand trust pada brand mendorong untuk
    merekomendasikan brand tersebut kepada orang lain, sehingga semakin
    banyak konsumen yang memutuskan untuk menjadi konsumen brand
    tersebut.
    Rangkuti dalam Ichsan (2017: 78) menjelaskan bahwa loyalitas merek dapat
    diukur melalui:
  10. Behavior Measures
    Suatu cara langsung untuk menentukan loyalitas terutama untuk habitual
    behavior (perilaku kebiasaan) adalah dengan memperhitungkan pola
    pembelian aktual.
  11. Measuring Switch Cost
    Pengukuran pada variabel ini dapat mengidentifiksikan loyalitas pelanggan
    dalam suatu merek. Pada umumnya jika biaya untuk mengganti merek
    sangat mahal, pelanggan akan enggan untuk berganti merek sehingga laju
    penyusutan kelompok pelanggan dari waktu ke waktu akan rendah.
  12. Measuring Satisfaction
    Pengukuran terhadap kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan suatu merek
    merupakan indikator paling penting dalam loyalitas merek. Bila
    ketidakpuasan pelanggan terhadap suatu merek rendah, maka pada
    umumnya tidak cukup alasan bagi pelanggan untuk berpindah ke merek lain
    kecuali bila ada faktor penarik yang cukup kuat.
  13. Measuring Liking Brand
    Kesukaan terhadap merek, kepecayaan, perasaan hormat atau bersahabat
    dengan suatu merek membangkitkan kehangatan dan kedekatan dalam
    perasaan pelanggan. Akan sulit bagi merek lain untuk menarik pelanggan
    yang berada dalam tahap ini. Ukuran rasa suka tersebut adalah kemauan
    untuk membayar harga yang lebih mahal untuk mendapatkan produk
    tersebut.
  14. Measuring Commitment
    Salah satu indikator kunci adalah jumlah interaksi dan komitmen pelanggan
    terkait dengan produk tersebut. Kesukaan pelanggan akan suatu merek akan
    mendorong mereka untuk membicarakan merek tersebut kepada orang lain
    baik dalam taraf menceritakan atau sampai tahap merekomendasikan.

No comments:

Post a Comment