Monday, July 1, 2024

Aspek dalam Servant Leadership

 


Menurut (Spears, 2010) ada 10 karakter dari Servant Leadership :

  1. Mendengarkan (Listening) Seorang Servant Leadership mampu untuk
    memberikan ruang bicara bagi karyawannya dan mendengarkan segala
    masukan dan kritik dari karyawan. Seorang Servant Leadership juga
    berusaha untuk mengidentifikasi masalah dari mendengarkan keluh
    kesah dari karyawannya.
  2. Empati (Empathy) Servant Leadership mencoba untuk memahami dan
    berempati dengan rekan kerjanya.
  3. Penyembuhan (Healing) mampu menciptakan suasana yang tenang,
    membantu dalam menyelesaikan masalah anggota organisasi.
  4. Kesadaran (Awareness) memiliki kesadaran dalam lingkungan kerja
    atau permasalahan yang ada dalam organisasi. Kesadaran dapat diukur
    dari kesadaran pemimpin dalam mengidentifikasi masalah di
    lingkungan kerja. Sehingga pemimpin dapat melihat sudut pandang
    yang berbeda.
  5. Perusasi (Persuasion) meyakinkan orang lain dengan tidak
    menggunakan pemaksaan.
  6. Konseptualisasi (Conceptualization) berarti pemimpin mampu untuk
    berfikir secara jangka panjang untuk kepentingan organisasi.
  7. Kejelian (Foresight) pemahaman yang akurat atau menyeluruh dalam
    memahami realita, mampu untuk menciptakan ruang bagi karyawan
    dalam mewujudkan visi.
  8. Keterbukaan (Stewardship) memiliki sifat terbuka kepada karyawan
    untuk meningkatkan kepercayaan.
  9. Komitmen untuk pertumbuhan (Commitment to the Growth of People)
    bertanggungjawab dalam perkembangan dan pertumbuhan karyawan
    dalam organisasi.
  10. Membangun komunitas (Building Community) mampu untuk
    melakukan identifikasi dan membangun komunikasi dengan rekan
    kerja atau karyawan.
    Ada beberapa dimensi yang bisa dipergunakan dalam mengetahui
    ukuran Servant Leadership. Menurut Dierendonck dan Nuijten (2011)
    mengindentifikasi tujuh dimensi Servant Leadership berikut:
    a. Empowerment, sebuah konsep motivasi yang fokus pada
    menumbuhkan dan meningkatkan sikap pemberdayaan pada
    pengikutnya yang bertujuan untuk untuk menumbuhkan kepercayaan
    diri dan inisiatif. Empowerment misalnya mendorong dalam
    mengambil keputusan mandiri, saling membagikan informasi, dan
    pembinaan untuk kinerja yang inovatif.
    b. Accountability, bertanggung jawab dalam mengawasi kinerja. Hal ini
    menjadikan accountability menjadi salah satu tanggung jawab atas apa
    yang akan dilakukan oleh individu ataupun tim. c. Standing back, seberapa jauh pemimpin dalam mementingkan
    kepentingan orang lain dan memberikan penghargaan yang dibutuhkan.
    d. Humility, Servant Leadership mengakui adanya keterbatasan dan
    dengan aktif berupaya menemukan kontribusi orang lain dalam
    menyelesaikan keterbatasan tersebut. Humility dalam Servant
    Leadership berfokus pada keberanian untuk mengakui bahwasanya
    manusia tidak sempurna dan bisa berbuat kesalahan.
    e. Authenticity, berelasi dekat dengan menunjukkan diri sendiri yaitu
    mengutarakan ekspresi diri secara konsisten dengan pikiran dan
    perasaan.
    f. Courage, meningkatkan inovasi dan kreativitas dengan berani
    mengambil risiko dan mencoba pendekatan baru.
    g. Interpersonal acceptance, adalah kemampuan dalam memahami
    perasaan orang lain, menunjukkan rasa empati, menerima perspektif
    psikologis dan memberikan perasaan hangat. Kemampuan ini dapat
    mempermudah dalam pengembangan kualitas hubungan interpersonal
    yang baik melalui pemahaman yang lebih baik dari perilaku orang lain.
    Selain itu, Interpersonal Acceptance mampu untuk memaafkan saat
    dihadapkan dengan pelanggaran, argument, dan kesalahan. Servant
    Leadership tidak pendendam atau ingin membalas dendan, ini
    menciptakan suasana yang baik untuk sekitar.

No comments:

Post a Comment