Sebagai seorang anggota suatu organisasi, seharusnya tidak kehilangan identitasnya
yang khas karena hal itu merupakan kekhususan atau kebanggaan tersendiri yang
dimiiki orang tersebut. Orang yang mampu mempertahankan identitasnya kan
mempunyai harga diri yang tinggi pada gilirannya kan muncul dalam bentuk
keinginan untuk dihormati dan diperlakukan secara manusiawi oleh pimpinannya.
Oleh karna itu, seorang manager perlu memahami faktor-faktor pembentukan
perilaku seorang karyawan Siagian (2016).
- Faktor genetic
Faktor genetic dalam hal ini adalah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir
yang bahkan merupakan warisan dari kedua orang tuanya. Oleh karna
itu diperlukannya data setiap karyawan mengenai latar belakang
kehidupan karyawan. Data tersebut dikumpulkan pada saat karyawan
melamar pada perusahaan. Data demikian akan sangat penting untuk
referensi dalam mengarahkan perilaku karyawan yang bersangkutan,
baik dalam melakukan koreksi terhadap perilaku organisasi yang
sifatnya positif. - Faktor lingkungan
Faktor lingkungan disini adalah situasi dan kondisi yang dihadapi
seseorang pada masa muda di dalam rumah dan dalam lingkungan yang
lebih luas, termasuk lingkungan sekolah dan lingkungan masyaraka.
Beberapa hal yang berpengaruh terhadap lingkungan seseorang adalah :
a. Lingkungan yang tentram, dalam arti penuh kedamaian dan bebas
dari kehidupan yang curiga mencurigai.
b. Lingkungan yang rukun, dimana esama warga tidak memiliki sikap
acuh tak acuh.
c. Lingkungan yang bersih.
d. Tersedianya fasilitas yang memadai.
e. Suasana masyarakat yang mencerminkan keakraban. - Faktor pendidikan
Pendidikan dapat bersifat formal dan non formal. Sasaran pendidikan
tidak semata-mata pengalihan pengetahuan dan keterampilan saja. Salah
satu bagian yang teramat penting adalah pembinaan watak (caracter
bulding). Berkaitan dengan pendidikan sebagai faktor pembentukan
perilaku kerja adalah keterampilan. Yang dimaksud keterampilan adalah
kemampuan untuk melakukan sesuatu kegiatan tertentu yang dapat
dipelajari dan dikembangkan. - Faktor pengalaman
Pengalaman seseorang sejak kecil turut membentuk perilaku dalam
kehidupan organisasinya. Pengalaman dapat membentuk sifat apatis,
keras kepala, tidak toleran, mudah putus asa, dan sebagainya. Salah satu
sumber pengalaman lain yang dapat membentuk perilaku kerja
seseorang adalah peristiwa yang mungkin pernah dilaluinya pada
organisasi lain, baik secara langsung maupun tidak
No comments:
Post a Comment