Monday, July 1, 2024

Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas karyawan

 


Menurut Shalley, Zhou, dan Oldham (2004) berikut faktor
lingkungan kerja yang bisa mempengaruhi kreativitas:

  1. Job complexity
    Salah satu aspek yang signifikan dalam mendukung motivasi
    intrinsik serta meningkatkan kinerja kreatif di lingkungan kerja adalah
    rancangan pekerjaan. Pekerjaan yang memiliki tingkat kompleksitas
    tinggi, umpan balik yang terstruktur, dan variasi tugas yang signifikan,
    diyakini dapat menjadi pendorong utama untuk meningkatkan dan
    mendukung tingkat motivasi intrinsik yang tinggi. Respon terhadap
    motivasi intrinsik ini dapat tercermin dalam pengembangan ide-ide
    kreatif yang menghasilkan inovasi di tempat kerja. Kompleksitas
    pekerjaan diketahui dapat memperkuat minat individu terhadap tugas
    yang dihadapi, menstimulasi kesenangan dalam menyelesaikannya,
    dan akhirnya, memicu ekspresi kreatif (Shalley et al., 2004).
  2. Goal setting
    Dengan menetapkan goal setting dapat mengetahui target dan
    arahan yang jelas dan menyelesaikan pekerjaan dengan terstruktur. Di
    saat menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan goal setting karyawan
    mampu mendapatkan ide-ide kreatif tentang pekerjaan yang akan
    dikerjakan selanjutnya. Namun goal setting dapat membantu atau
    menghambat adanya task engagement, apakah goal setting berfokus
    pada individu yang dapat memfasilitasi atau menghambat kinerja
    kreatif.
  3. Feedback dan evaluasi
    Dalam konteks motivasi intrinsik, seseorang cenderung
    menginterpretasikan evaluasi kritik pada hasil kerjanya sebagai bentuk
    pengendalian atau pengawasan eksternal (Shalley et al., 2004).
    Akibatnya, individu cenderung memusatkan perhatian mereka pada
    penelitian tersebut daripada pada substansi pekerjaan itu sendiri, yang
    kemudian dapat mengakibatkan penurunan dalam tingkat motivasi
    intrinsik dan kreativitas karyawan. Namun dinamika ini dapat berubah
    ketika evaluasi disampaikan dengan pendekatan yang konstruktif dan
    mendukung. Hasil studi yang dilaporkan oleh Zhou (1998)
    mengindikasikan bahwa umpan balik yang bersifat afirmatif, misalnya
    “kerja bagus, kamu sudah berusaha dengan baik” menghasilkan tingkat
    kreativitas yang lebih tinggi pada tugas tersebut dibanding respon
    yang sifatnya mengkritisi.
  4. Hubungan karyawan dengan rekan kerja
    Kemungkinan adanya peningkatan dalam kreativitas karyawan
    diyakini terkait dengan adanya dukungan serta lingkungan yang
    memfasilitasi dari rekan-rekan kerja mereka (Shalley et al., 2004).
    Situasi ini timbul ketika tindakan rekan kerja mampu memperkuat
    dorongan motivasi intrinsik. Sebaliknya, keberadaan rekan kerja yang
    kurang mendukung serta bersifat kompetitif bisa menghambat tingkat
    motivasi intrinsik dan mengurangi tingkat kreativitas.
  5. Hubungan karyawan dengan atasan
    Peran pemimpin memiliki kontribusi krusial dalam memajukan
    kreativitas karyawan. Ketika pemimpin mengadopsi prakarsa seperti
    merangsang partisipasi dalam penyampaian pendapat, dampak
    positifnya terhadap tingkat kreativitas karyawan dapat terwujud
    (Jaskyte dan Kisieliene, 2006).
  6. Gaya kepemimpinan atasan
    Beberapa penelitian sudah menyelidiki korelasi gaya
    kepemimpinan dengan tingkat kreativitas yang dimiliki oleh karyawan.
    Gaya kepemimpinan yang bersifat mendukung atau memberikan
    dukungan bisa meningkatkan motivasi intrinsik, sementara gaya
    kepemimpinan yang mengarah dan mengontrol biasanya mengurangi
    motivasi intrinsik dan menekan tingkat kreativitas (Shalley et al.,
    2004). Pemimpin yang berfokus pada pengembangan karyawan dapat
    meningkatkan emosi positif karyawan. Emosi positif mendorong
    kreativitas dan meningkatkan pemahaman karyawan untuk
    memecahkan masalah. (Amabile et al., 2005)

No comments:

Post a Comment