Menurut Shalley, Zhou, dan Oldham (2004) berikut faktor
lingkungan kerja yang bisa mempengaruhi kreativitas:
- Job complexity
Salah satu aspek yang signifikan dalam mendukung motivasi
intrinsik serta meningkatkan kinerja kreatif di lingkungan kerja adalah
rancangan pekerjaan. Pekerjaan yang memiliki tingkat kompleksitas
tinggi, umpan balik yang terstruktur, dan variasi tugas yang signifikan,
diyakini dapat menjadi pendorong utama untuk meningkatkan dan
mendukung tingkat motivasi intrinsik yang tinggi. Respon terhadap
motivasi intrinsik ini dapat tercermin dalam pengembangan ide-ide
kreatif yang menghasilkan inovasi di tempat kerja. Kompleksitas
pekerjaan diketahui dapat memperkuat minat individu terhadap tugas
yang dihadapi, menstimulasi kesenangan dalam menyelesaikannya,
dan akhirnya, memicu ekspresi kreatif (Shalley et al., 2004). - Goal setting
Dengan menetapkan goal setting dapat mengetahui target dan
arahan yang jelas dan menyelesaikan pekerjaan dengan terstruktur. Di
saat menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan goal setting karyawan
mampu mendapatkan ide-ide kreatif tentang pekerjaan yang akan
dikerjakan selanjutnya. Namun goal setting dapat membantu atau
menghambat adanya task engagement, apakah goal setting berfokus
pada individu yang dapat memfasilitasi atau menghambat kinerja
kreatif. - Feedback dan evaluasi
Dalam konteks motivasi intrinsik, seseorang cenderung
menginterpretasikan evaluasi kritik pada hasil kerjanya sebagai bentuk
pengendalian atau pengawasan eksternal (Shalley et al., 2004).
Akibatnya, individu cenderung memusatkan perhatian mereka pada
penelitian tersebut daripada pada substansi pekerjaan itu sendiri, yang
kemudian dapat mengakibatkan penurunan dalam tingkat motivasi
intrinsik dan kreativitas karyawan. Namun dinamika ini dapat berubah
ketika evaluasi disampaikan dengan pendekatan yang konstruktif dan
mendukung. Hasil studi yang dilaporkan oleh Zhou (1998)
mengindikasikan bahwa umpan balik yang bersifat afirmatif, misalnya
“kerja bagus, kamu sudah berusaha dengan baik” menghasilkan tingkat
kreativitas yang lebih tinggi pada tugas tersebut dibanding respon
yang sifatnya mengkritisi. - Hubungan karyawan dengan rekan kerja
Kemungkinan adanya peningkatan dalam kreativitas karyawan
diyakini terkait dengan adanya dukungan serta lingkungan yang
memfasilitasi dari rekan-rekan kerja mereka (Shalley et al., 2004).
Situasi ini timbul ketika tindakan rekan kerja mampu memperkuat
dorongan motivasi intrinsik. Sebaliknya, keberadaan rekan kerja yang
kurang mendukung serta bersifat kompetitif bisa menghambat tingkat
motivasi intrinsik dan mengurangi tingkat kreativitas. - Hubungan karyawan dengan atasan
Peran pemimpin memiliki kontribusi krusial dalam memajukan
kreativitas karyawan. Ketika pemimpin mengadopsi prakarsa seperti
merangsang partisipasi dalam penyampaian pendapat, dampak
positifnya terhadap tingkat kreativitas karyawan dapat terwujud
(Jaskyte dan Kisieliene, 2006). - Gaya kepemimpinan atasan
Beberapa penelitian sudah menyelidiki korelasi gaya
kepemimpinan dengan tingkat kreativitas yang dimiliki oleh karyawan.
Gaya kepemimpinan yang bersifat mendukung atau memberikan
dukungan bisa meningkatkan motivasi intrinsik, sementara gaya
kepemimpinan yang mengarah dan mengontrol biasanya mengurangi
motivasi intrinsik dan menekan tingkat kreativitas (Shalley et al.,
2004). Pemimpin yang berfokus pada pengembangan karyawan dapat
meningkatkan emosi positif karyawan. Emosi positif mendorong
kreativitas dan meningkatkan pemahaman karyawan untuk
memecahkan masalah. (Amabile et al., 2005)
No comments:
Post a Comment