Thursday, July 11, 2024

Indikator Orientasi Belanja

 

  1. Impulse Purchase Orientation
    Impulse Purchase Orientation pada orientasi belanja merujuk pada perilaku
    belanja yang dilakukan secara spontan tanpa direncanakan dengan baik.
    Pelanggan yang memiliki orientasi belanja ini cenderung melakukan
    pembelian impulsif karena mereka tergoda oleh produk yang dipajang atau
    dibuat "menarik". Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi orientasi belanja
    ini antara lain pencahayaan dan tampilan produk. Oleh karena itu, orientasi
    belanja Impulse Purchase Orientation dapat menjadi faktor penting dalam
    strategi pemasaran dan penjualan toko.
  2. Brand Orientation
    Brand Orientation dimana fokus utama adalah pada pengembangan merek
    sebagai pembeda dari pesaing. Namun, bagi konsumen, efek dari brand
    orientation mungkin terlihat pada kualitas dan pengalaman merek yang
    diberikan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan berhasil membangun citra
    merek yang kuat dan konsisten, konsumen mungkin akan lebih cenderung
    untuk mempercayai merek tersebut, membeli produk merek tersebut secara
    teratur, dan merekomendasikannya kepada orang lain. Oleh karena itu, brand
    orientation dapat berdampak positif pada persepsi dan keputusan pembelian
    konsumen.
  3. Quality Orientation
    Quality Orientation pada konsumen supermarket merujuk pada sifat dan
    tingkat kepekaan atau perhatian konsumen terhadap kualitas produk atau
    layanan di supermarket. Konsumen yang memiliki Quality Orientation
    cenderung lebih memperhatikan kualitas produk, termasuk bahan,
    keterampilan pembuatan, manfaat produk, dll. Sehingga pihak supermarket
    perlu memperhatikan hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga
    kepuasan konsumen.
    Menurut Siahaan,S.D.N. & Sitompul,H.P (2021). Orientasi Belanja terdiri
    dari 6 indikator yaitu :
  4. Shopping Orientation
    Orientasi atau sikap belanja yang dimiliki oleh konsumen dan berkaitan
    dengan preferensi, tujuan, nilai-nilai, motivasi dan perilaku pembelian.
  5. Brand Consciousness
    Kesadaran atau perhatian yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek atau
    brand tertentu.
  6. Price Consciousness
    Kesadaran atau perhatian konsumen terhadap harga suatu produk.
    Konsumen yang memiliki price consciousness akan memperhatikan harga
    suatu produk dan cenderung memilih produk dengan harga yang lebih
    murah atau terjangkau.
  7. Shopping Confidence
    Kepercayaan atau keyakinan konsumen dalam berbelanja atau memilih
    produk. Konsumen yang memiliki shopping confidence cenderung lebih
    percaya diri dalam memilih produk dan membuat keputusan pembelian.
  8. Convinience/Time Consciouness
    Kebutuhan atau preferensi konsumen terhadap kenyamanan dan kemudahan
    dalam berbelanja. Konsumen dengan orientation ini biasanya akan
    memperhatikan faktor-faktor seperti lokasi toko, waktu operasional,
    kemudahan dalam mencari dan memilih produk, serta tingkat kemudahan
    dalam proses pembayaran dan pengiriman barang.
  9. Brand /Store Loyalty.
    Tingkat kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap suatu merek atau
    toko. Jika seorang konsumen memiliki brand/store loyalty yang tinggi,
    mereka cenderung memilih untuk membeli produk dari merek atau toko
    tertentu secara konsisten, bahkan jika ada pilihan lain yang tersedia

No comments:

Post a Comment