Shimp dan Andrews (2013) menyatakan bahwa kemasan dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, maka terdapat beberapa indikator pada desain kemasan
yaitu:
- Visibilitas (Visibility)
Terkait dengan kemampuan suatu kemasan untuk menarik perhatian
pada point-point pembelian. Tujuannnya untuk memiliki kemasan yang
menonjol dari yang lain di atas rak, sehingga ia dapat membantu citra
merek. - Informasi (Information)
Berhubungan dengan instruksi pemanfaatan produk, berbagai
keuntungan yang disebut slogan serta informasi tambahan yang dihadirkan
pada atau di dalam kemasan (seperti resep masakan dan berbagai promosi
penjualan). - Daya Tarik Emosional (Emotional appeal)
Kemampuan kemasan untuk menimbulkan perasaan ingin atau
suasana hati mendukung. Membangkitkan perasaan tertentu (elegan,
prestise, keceriaan, senang, nostalgia, dll) dengan penggunaan warna,
bentuk, material dan lainnya. - Dan Daya Kemampuan untuk Bekerja (Workability).
Merujuk fungsi kemasan lebih dari sekedar cara berkomunikasi.
Beberapa masalah workability yang cukup menonjol.
Dalam jurnal yang diteliti oleh Dhurup, Mafini dan Dumasi (2014) terdapat
beberapa indikator pada kemasan yang dijelaskan sebagai berikut: - Bahan
Material yang digunakan relative tidak mudah rusak dan sanggup
menjaga isi kemasan. - Logo dan label
Merek dagang, logo perusahaan dan label berisikan informasi
produk sebaiknya tertera pada kemasan sehingga memudahkan konsumen
dalam pencarian produk dan memberikan informasi secara lengkap. - Warna
Salah satu indikator pada kemasan yang sangat cepat direspon oleh
visual konsumen. - Ukuran
Suatu kemasan pada umumnya disesuaikan dengan isi dari kemasan
tersebut baik ukuran panjang, lebar ataupun tipis tebalnya. - Daya tarik desain
Sebaiknya kemasan suatu produk tidak hanya seimbang dari sisi
bentuk dan fungsinya tetapi juga sanggup memberikan daya tarik bagi
konsumen
No comments:
Post a Comment