Monday, July 1, 2024

Komponen Motivasi Intrinsik

 


Dalam motivasi intrinsik terdapat komponen kognitif dan afektif
(Amabile, 1994). Berdasarkan cognitive evaluation theory (Deci dan Ryan,
1985dalam Amabile, 1994), komponen kognitif yang meliputi self-determination
dan competence merupakan komponen utama dalam motivasi intrinsik.
Self-determination terkait dengan preferensi untuk pilihan dan otonomi
(preference for choice and autonomy ). Individu yang termotivasi secara intrinsik
merasa seperti dapat berperilaku dengan bebas (deCharms, 1968 dalam Amabile
dkk., 1994). Individu yang memiliki skor tinggi dalam orientasi otonomi memiliki
derajat pilihan yang tinggi pula terkait dengan inisiasi dan regulasi perilaku
mereka sendiri. Ketika termotivasi secara intrinsik, individu akan terdorong untuk
mencari kenikmatan atau tantangan (Ryan dan Deci, 2000). Berdasarkan
cognitive evaluation theory, struktur dan situasi interpersonal yang mendorong
adanya perasaan akan kompetensi (feelings of competence) dapat meningkatkan
motivasi intrinsik karena memungkinkan memuaskan kebutuhan psikologis akan
kompetensi.
Amabile (1994) beranggapan bahwa tidak hanya persepsi diri terkait
dengan kebutuhan akan competence dan self-determination saja yang merupakan
bagian dari motivasi, namun juga semua aspek kognitif dan emosi. Komponen
afektif dalam motivasi intrinsik meliputi interest dan excitement (Izard, 1977
dalam Amabile, 1994), serta deep task involvement (Csikszentmihalyi, 1978
dalam Amabile, 1994).
Interest atau ketertarikan adalah mekanisme dari perhatian yang selektif
(Izard dan Ackerman, 2000). Interest tidak hanya berfokus pada perhatian pada
suatu obyek, individu, situasi, atau pekerjaan tertentu, namun merupakan emosi
yang menyediakan motivasi dan energi untuk mobilisasi keterlibatan dan
interaksi. Pengalaman emosi merupakan perasaan atau keadaan motivasi yang
meliputi kecenderungan tindakan atau perasaan akan kesiapan aksi (feeling of
action readiness). Pernyataan emosi yang positif meliputi joy dan interest. Interest
biasanya terjadi berhubungan dengan sukacita (enjoyment). Menurut Deci (1992
dalam Izard dan Ackerman, 2000) interest dan joy merupakan suatu kesatuan
karakteristik dari motivasi intrinsik, yang merupakan emosi bawaan yang ditandai
dengan pernyataan perasaan. Joy experience dibedakan dengan kenikmatan
sensori, namun lebih mengarah pada pembentuknya dan mengarah kepada
interaksi sosial yang menyenangkan. Joy dapat meningkatkan keterbukaan
terhadap pengalaman yang dapat menyebabkan perilaku afiliatif dan menguatkan
ikatan sosial 

No comments:

Post a Comment