Proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan
performa yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi
pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar
pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknik, jadwal, dan
anggaran.
Pemantauan harus dilakukan selama masa pelaksanaan proyek untuk mengetahui
prestasi dan kemajuan yang telah dicapai. Informasi hasil pemantauan ini berguna
sebagai bahan evaluasi performa yang telah dicapai pada saat pelaporan. Evaluasi
dilakukan dengan cara membadingkan kemajuan yang telah dicapai berdasarkan hasil
pemantauan dengan standar yang telah dibuat berdasarkan perencanaan.
Hasil evaluasi berguna untuk pengambilan tindakan yang akurat terhadap
permasalahan - permasalahan yang timbul selama masa pelaksanaan. Berdasarkan hasil
evaluasi ini pula tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan dapat diputuskan dengan tepat
dengan melakukan koreksi terhadap performa yang telah dicapai.
Menurut Ervianto (2005), manajemen pengelolaan setiap proyek rekayasa sipil
meliputi delapan fungsi dasar manajemen, yaitu:
Penetapan Tujuan (goal setting)
Perencanaan (Planning)
Pengorganisasian (Organizing)
Pengisian staff (Staffing)
Pengarahan (directing)
Pengawasan (supervising)
Pengendalian (controlling)
Koordinasi (coordinating)
Pengelolaan proyek akan berhasil baik jika semua fungsi manajemen dijalankan secara
efektif. Delapan fungsi dasar manajemen tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi
3 kelompok kegiatan:
No comments:
Post a Comment