Monday, June 24, 2024

Pengertian Merek

 


Menurut Kotler dan Keller (2009:172), merek adalah :
“Nama, istilah, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu
penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari
pesaing.”
Sedangkan menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1:
“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.”
Menurut Alma (2007:147) memberikan definisi bahwa merek adalah :
“Suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang
atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau
kombinasi keduanya.”

Merek

 


Brand (merek) merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu produk.
Merek dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik itu produk yang berupa
barang maupun jasa. Sebagai contoh : Apabila terdapat 2 (dua) buah botol air
mineral yang diisi dengan jenis air mineral yang sama baik dalam hal kualitas
maupun kuantitas, maka air mineral yang diberi merek akan lebih dianggap
bernilai, lebih bagus dan lebih berkualitas dibandingkan dengan air mineral yang
tidak diberi merek. (http://odbrand.com/2011/10/08/pentingnya-brand-merek-
bagi-perusahaan/)

Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

 


Menurut Tjiptono (2012) dalam Harsono (2018) faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan adalah ikatan
emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah
pelanggan menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan
mendapati bahwa produk atau jasa tersebut memberi nilai tambah.
Dimensi nilai terdiri dari 4, yaitu:

  1. Nilai emosional, merupakan perasaan atau afektif atau emosi
    positif yang ditimbulkan dari mengonsumsi produk. Jika
    konsumen mengalami perasaan positif (positive feeling) pada saat
    membeli atau menggunakan suatu merek, maka merek tersebut
    memberikan nilai emosional. Pada intinya nilai emosional
    berhubungan dengan perasaan, yaitu perasaan positif apa yang
    akan dialami konsumen pada saat membeli produk.
  2. Nilai sosial, merupakan utilitas yang didapat dari kemampuan
    produk untuk meningkatkan konsep diri-sosial konsumen. Nilai
    sosial merupakan nilai yang dianut oleh suatu konsumen,
    mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk
    oleh konsumen.
  3. Nilai kualitas, utilitas yang didapat dari produk karena reduksi
    biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.
  4. Nilai fungsional, merupakan nilai yang diperoleh dari atribut
    produk yang memberikan kegunaan (utility) fungsional kepada
    konsumen nilai ini berkaitan langsung dengan fungsi yang
    diberikan oleh produk atau layanan kepada konsumen.

Pengertian Keputusan Pembelian

 


Keputusan pembelian adalah sebuah pemikiran dimana individu
mengevaluasi dan memutuskan berbagai pilihan pada suatu ptoduk dari
banyak pilihan. Menurut Kotler & Amstrong (2014) keputusan pembeli
di nama kosumen benar-benar membeli.
Menurut Firmansyah (2018) keputusan pembelian merupakan
kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam pemilihan
alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih
dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli
dengan terlebih dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan. 

Indikator Brand Image

 Menurut Simamora (2011:33) ada 3 (tiga) indikator brand image,yaitu:

  1. Citra Pembuat (Corporate Image), yaitu sekumpulan asosiasiyang
    dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu
    barang atau jasa.
  2. Citra Pemakai (User Image), yaitu sekumpulan asosiasi yang
    dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan
    suatu barang atau jasa.
  3. Citra Produk (Product Image), yaitu sekumpulan asosiasi yang
    dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa

Dimensi Brand Image

 


Menurut Kotler dan Keller (2015:97) mengemukakan 5 dimensi
brand image yaitu:

  1. Brand indentify (Identitas merek)
    Berkaitan dengan merek atau produk simbol, warna,
    packaging, tempat, identitas perusahaan, motto, dan lain sebaginya
    sehingga memudahkan kosumen dalam menegnal dan
    membedakannyadengan produk pesaing.
  2. Brand Personality (Personalitas Merek )
    Berkaitan dengan ciri khas dari sesuatu merek yang
    membangun karakter khusus seperti halnya manusia, seperti
    karekter tegas, wibawa, kaku, hangat dinamis, kreatif, murah
    senyum, insipenden, penyayang, berjiwa sosial dan lain-lain.
  3. Brand Association (Asosiasi Merek )
    Yaitu perihal spesifik yang layak atau selalu di hubungkan
    dengan merek tertentu dapat berupa penwaran menarik, kegiatan
    rutin dan kosisten seperti sponsorship, CSR, isu-isu yang sangat
    kuat terkait merek, person, simbol-simbil, dan maksud tertentu
    yang sangat melekat kuat pada produk
  4. Brand Attitude and Behavior ( Sikap dan Prilaku Merek)
    Yaitu sikap atau prilaku komunikasi dan interaksi merek
    kepada kosumen dalam menawarkan manfaat-manfaat dan nilai
    yangdimilikinya. Sikap dan prilaku meliputi sikap dan prilaku
    kosumen. Kegiatan dan atribut yang melekat pada merek ketika
    berinterkasi dengan para kosumennya.
  5. Brand Benefit and Competence (Manfaat dan Keunggulan Merek)
    Yaitu nilai nilai serta kelebihan khususnya yang dihasilkan merek
    tertentu kepada kosumen yang membuat kosumen bisa menikmati
    manfaat karena kebutuhan, keinginan, harapan dan keingninanya
    terealisasi berkat penawaran tersebut

Pengertian Brand Image

 


Menurut Fandy Tijiptono (2015:105) mengemukakan bahwa
image atau citra sebagai penjelasan mengenai asosiasi serta
kepercayaan kosumen mengenai suatu merek, sementara asosiasi yaitu
sifat yang melekat pada merek dan mempunyai tingkat kekuatan
tertentu. Brand image atau yang sering dikenal dengan citra merek
adalah hasil penelitian maupun pandangan baik buruknya suatu merek
oleh konsumen. sedangkan Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:328)
menjelaskan bahwasanya citra merek merupakan sekumpulan asosiasi
khusus yang hendak diwujudkan dan dijaga oleh penyedia jasa.
Asosiasi tersebut mengungkapkan merek yang sebenarnya dan apa
yang pemasar janjikan pada kosumennya. Menurut Levy dan Weitz
(2012:93) mendefinisikan citra merek (brand image) atau citra merek
merupakan sekumpulan kepercayaan, ide, dan persepsi yang dimiliki
seseorang pada merek tertentu yang bisa mempengaruhi keputusan
pembelian seseorang. Menurut Shafe, dkk (2014 :364) Brand image
atau citra merek merupakan sekumpulan persepsi mengenai merek yang
tergambar dari asosiasi merek yang terdapat pada memori konsumen