Friday, June 28, 2024

Karakteristik Harga

 


Menurut Dharmmesta dalam Abubakar (2022:46) ada dua tujuan dalam penetapan
harga:
a. Mendapat laba maksimum harga ditentukan oleh penjual dan pembel. Makin besar
daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi si penjual untuk
menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai
harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada
penjualan bersih. Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa
diambilkan dari laba perusahaan, dan laba hanya bisa diperoleh bilamana harga jauh
lebih besar dari jumlah biaya yang dikeluarkan.
Disisi lain pemikiran dari pakar lain seperti oleh Staton dalam Abubakar (2022:47)
karakteristik harga terdiri dari:
a. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
b. Produk yang dihasilkan dari waktu ke waktu adalah sama
c. Kegiatan produksi dimulai dengan di terbitkannya perintah produksi yang berisi
rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

Penetapan Harga

 Menurut Fandy dalam Abubakar (2022:43) secara umum penetapan harga sebagai

berikut:
a. Tujuan berorientasi pada laba. Dalam hal ini, ada dua jenis target laba yang biasa
digunakan, yaitu target marjin dan return on investment. Target marjin merupakan
target laba suatu produk yang dinyatakan sebagai presentase yang mencerminkan
rasio laba terhadap penjualan Sedangkan target return on investment merupakan
target laba suatu produk yang dinyatakan sebagai rasio laba terhadap investasi total
yang dilakukan perusahaan dalam, fasilitas produksi dan aset yang mendukung
produk tersebut.
b. Tujuan berorientasi pada volume penjualan. Dalam hal ini, harga ditetapkan
sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan.
c. Tujuan berorientasi pada citra. Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui
strategi penetapan harga. Perusahaan menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra prestisius. Sedangkan harga rendah digunakan untuk
membentuk citra nilai tertentu.
d. Tujuan stabilisasi harga. Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap
harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus
menurunkan pula harga mereka. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan
menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu
perusahaan dan harga pemimpin industry.
e. Tujuan-tujuan lainnya. Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah
masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan
ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
Sedangkan menurut Kotler dalam Abubakar (2022:43) tujuan perusahaan melalui
penetapan harganya: kelangsungan hidup, laba sekarang maksimum, pangsa pasar
maksimum, menyaring pasar maksimum, kepemimpinan kualitas produk

Definisi Harga

 


Pembentukan harga adalah merupakan hasil kesepakatan antara penjual dan
pembeli dalam menilai suatu produk. Dengan demikian harga merupakan aspel pertama
yang diperhatikan oleh penjual dalam usahanya untuk memasarkan produknya. Dari segi
pembeli, harga merupakan salah satu aspek yang ikut menentukan pilihan untuk
memuaskan kebutuhannya (Abubakar, 2022:20). Menurut Macrae dalam Abubakar
(2022:40) pembeli baik yang baru maupun yang lama menggunakan harga sebagai suatu
seleksi terhadap citra kualitas suatu merek

Jenis Produk

 


Secara garis besar jenis-jenis produk bisa kita perinci menjadi dua jenis, yaitu
produk konsumsi dan produk industri. Produk konsumsi (consumer products) adalah
barang yang dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dengan maksud tidak
untuk dibisniskan atau dijual lagi. Barang-barang yang termasuk jenis produk konsumsi
ini antara lain sebagai berikut:
1) Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods), yaitu barang yang umumnya
sering kali dibeli, segera dan memerlukan usaha yang sangat kecil untuk memilikinya,
misalnya barang kelontong, baterai, dan sebagainya.
2) Barang belanja (shopping goods), yaitu barang yang dalam proses pembelian dibeli
oleh konsumen dengan cara membandingkan berdasarkan kesesuaian mutu, harga,
dan model, misalnya pakaian, sepatu, sabun, dan lain sebagainya.
3) Barang khusus (speaciality goods), yaitu barang yang memiliki ciri-ciri unik atau
merk kas dimana kelompok konsumen berusaha untuk memiliki atau membelinya,
misalnya mobil, kamera, dan lain sebagainya.
Produk industri (business products), adalah barang yang akan menjadi begitu luas
dipergunakan dalam program pengembangan pemasaran. Barang industri juga dapat
dirinci lebih lanjut jenisnya antara lain sebagai berikut.
1) Bahan mentah, yaitu barang yang akan menjadi bahan baku secara fisik untuk
memproduksi produk lain, seperti hasil hutan, gandum, dan lain sebagainya.
2) Bahan baku dan suku cadang pabrik, yaitu barang industri yang digunakan untuk suku
cadang yang aktual bagi produk lain, misalnya mesin, pasir, dan lain sebagainya.
3) Perbekalan operasional, yaitu barang kebutuhan sehari-hari bagi sektor industri,
misalnya alat-alat kantor, dan lain-lain (Firmansyah, 2019:2-3)

Dimensi Kualitas Produk

 


Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boy dalam Firmansyah (2019:15) apabila
perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan
harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk
membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi
kualitas produk tersebut terdiri dari :
1) Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah
produk
2) Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang
bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar
frekuensi pemakaian konsumen maka semakin besar pula daya tahan produk.
3) Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4) Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan
fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5) Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan
memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan
terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6) Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat
dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7) Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan
bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang
bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek,
periklanan, reputasi, dan Negara asal.

Tingkatan Produk

 


Menurut Fandy dalam Razak (2019:36) ada lima tingkatan produk:
1) Core benefit atau produk utama yang merupakan tingkatan paling dasar, yaitu
manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. Dalam kaitanna dengan produk,
maka pembeli memberikan manfaat.
2) Basic product, dalam hal imi pemasar harus merubah manfaat utama itu menjadi
produk generic, yaitu versi dasar dari produk diliha dari fungsionalnya.
3) Expected produce, yaitu sekumpulan atribut produk dan persyaratannya yang
biasanya diharapkan dan disetujui memiliki kekayaan.
4) Augmented product, yaitu berbagai atribut produk yang ditambahi berbagai manfaat
atau layanan dan memiliki kelayakan, sehingga dapat memberikan tambahan
kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

Pengertian Kualitas Produk

 Menurut Kambhu dalam Razak (2019:3) mendefiniskan kualitas sebagai

deskripsi atas teknik (technical) dan pisik (physical); pendekatan berbasis pabrikan
mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian standar dan spesifikasi (specification).
Menurut Kotler dan Amstrong dalam Razak (2019:3) mendefinisikan produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar untuk diperhatikan,
akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang mungkin memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Sedangkan menurut Kusuma, et al dalam Razak (2019:3) produk adalah semua yang dapat
ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, penggunaan atau
konsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Berikut menurut Razak (2019:4) kualitas produk merupakan keunggulan produk
yang ditawarkan perusahaan berdasarkan kecocokan dengan selera pelanggan atau adanya
kesesuaian dengan kebutuhan dan persyaratan pelanggan