Efektivitas penggunaan total aset dalam menghasilkan penjualan dapat
diukur dengan rasio aktivitas. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memanfaatkan total asetnya secara efektif. Begitu pun
sebaliknya, jika rasio ini rendah maka perusahaan tersebut tidak memanfaatkan
total asetnya secara efektif dalam memperoleh hasil penjualan bersih.
Rasio aktivitas menurut Kasmir (2012:172), yaitu:
“Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui penggunaan semua aktiva
perusahaan dibandingkan dengan penjualan dalam suatu periode tertentu”.
Rasio aktivitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2013:308), yaitu:
“Rasio aktivitas menggambarkan keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam menjalankan operasionalnya, baik kegiatan penjualan,
pembelian, dan kegiatan lainnya”.
Rasio aktivitas menurut Agus Sartono (2012:118), yaitu:
“Rasio aktivitas menunjukan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan
secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas, maka dapat
diketahui tingkat efesiensi perusahaan dalam industri”.
Rasio aktivitas menurut Eko dan Hening (2012), yaitu:
Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan serta
efisiensi perusahaan dengan menghasilkan penjualan dengan kemampuan
aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara
tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan operasi perusahaan. Rasio aktivitas juga digunakan
untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk
kegiatan operasi maupun jangka panjang).
Rasio aktivitas menurut Hari dan Andri (2011), yaitu:
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengelola aset-asetnya secara efektif dan efisien. Rasio
aktivitas perusahaan menunjukkan seberapa efektif perusahaan mengelola
sumber daya atau aktivanya. Jika perusahaan terlalu banyak memiliki
aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi sehingga laba pun
akan menurun. Di sisi lain, jika aktivitas terlalu rendah maka penjualan yang
menguntungkan akan hilang, sehingga rasio ini menggambarkan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi.
Tujuan penggunaan rasio aktivitas menurut Kasmir (2012:173) adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau
berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
2. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable), di
mana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang
tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
3. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
4. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar
dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal
kerja yang digunakan (working capital turn over).
5. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
dalam suatu periode.
6. Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan
penjualan.
Adapun jenis-jenis rasio aktivitas adalah sebagai berikut:
1. Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turnover) menurut Kasmir (2012:175),
yaitu:
Perputaran Piutang (Receivable Turnover) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau
berap kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan
dalam piutang semakin rendah (dibandingkan dengan rasio tahun
sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik.
2. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) menurut Kasmir
(2012:182), yaitu:
Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) merupakan salah satu
rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan
selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar
selama suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk mengukur rasio ini,
membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau rata-rata modal
kerja.
3. Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover) menurut Kasmir
(2012:184), yaitu:
Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva
tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur
apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya
atau belum. Untuk mencari rasio ini, caranya adalah membandingkan antara
penjualan bersih dengan total aktiva tetap dalam suatu periode.
4. Rasio Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) menurut Kasmir
(2012:185), yaitu:
“Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan
dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva”.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengukur rasio aktivitas
adalah Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover). Total asset turnover menurut
Lukman Syamsuddin dalam Linna Ismawati et al (2018), yaitu:
Total asset turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total
aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan
perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total asset turnover
merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan
keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan
tertentu.
Menurut Linna Ismawati et al (2018) mengungkapkan bahwa:
“Efisiensi penggunaan seluruh aktiva mendorong terjadinya kenaikan
pertumbuhan penjualan yang dapat mengakibatkan kenaikan harga saham, atau
dapat terjadi perubahan yang positif”.
Menurut Lukman Syamsuddin (2009:19) total asset turnover dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Sumber: Lukman Syamsuddin (2009:19)
Total Assets Turnover (TATO) menurut Linna Ismawati et al (2018), yaitu:
TATO menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aset
perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi
rasio TATO, berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aset dalam
menghasilkan penjualan/pendapatan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa rasio aktivitas
merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif dan efisien perusahaan dalam
mengelola aktivanya untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dalam
menghasilkan penjualan dengan keuntungan yang optimal.