Wednesday, July 3, 2024

Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja

 Rivai (2008) menyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk-bentuk disiplin kerja di dalam

organisasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Disiplin Retributif (Retributive Discipline)
    Disiplin retributive merupakan suatu upaya untuk menghukum orang yang berbuat
    salah.
  2. Disiplin Korektif (Corrective Discipline)
    Disiplin korektif merupakan suatu upaya untuk menggerakkan pegawai dalam suatu
    peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan seuai dengan pedoman
    yang berlaku pada perusahaan.
  3. Prespektif hak-hak individu (Individual Rights Prespective)
    Yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan disipliner.
  4. Prespektif Utilitarian (Utilitarian Prespective)
    Yaitu berfokus kepada penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi
    tindakan disiplin melebihi dampak negatifnya

Pengertian Disiplin Kerja

 Secara umum disiplin kerja merupakan suatu sikap taat dan patuh terhadap aturan yang

berlaku.Disiplin juga berkaitan dengan sanksi yang diberikan kepada pihak yang melanggar atau
melakukan penyimpangan terhadap aturan yang berlaku.Sehingga pihak yang melakukan
tindakan indisipliner harus menerima sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
Disiplin kerja merupakan suatu proses perkembangan konstruktif bagi karyawan yang
berkepentingan karena disiplin kerja ditunjukkan pada tindakan bukan orangnya. Dengan
demikian disiplin kerja mempunyai sasaran yang positif, bersifat mendidik, mengoreksi, serta
memperbaiki efektivitas kerja.
Handoko (2004) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah kegiatan manajemen untuk
menjalankan standar-standar organisasi.
Siagan (2014) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah tindakan manajemen untuk
mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan.
Hasibuan (2007) juga menyatakan bahwa disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Dari beberapa pengertian mengenai disiplin kerja sesuai dengan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua
aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawab tehadap
pekerjaan yang diberikan.

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Rasio Aktivitas terhadap Nilai Perusahaan

 


Variabel independen pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan rasio
aktivitas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen nilai
perusahaan. Hal ini dikarenakan ketiga variabel independen menggunakan
indikator total aset sebagai alat hitung dalam penelitian dan juga total aset
digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau operasional dalam menghasilkan
keuntungan sebagai salah satu tujuan perusahaan tersebut.
Jika aset turun maka keuntungan pun akan turun yang akan mengakibatkan
turunnya pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan rasio aktivitas. Tidak
hanya itu karena nilai perusahaan pun akan terkena dampaknya sebab para calon
investor menginginkan perusahaan dengan keuntungan yang meningkat serta besar
dengan harapan dapat keuntungan yang besar juga dan tidak akan memilih
perusahaan dengan keuntungan yang menurun serta kecil khawatir keuntungan
yang didapat pun kecil juga.
Dalam hasil penelitian Nur (2017), menyimpulkan bahwa:
“Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengungkapan Nilai Perusahaan”.
Selanjutnya dalam hasil penelitian Tanty (2019), menyimpulkan bahwa:
“Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Growth, Current Ratio dan Total
Assets Turnover memiliki pengaruh terhadap variabel Price to Book Value”.
Sedangkan dalam hasil penelitian Doni (2018), menyimpulkan bahwa:
“Struktur Modal, Likuiditas, Profitabilitas, Total Assets Turnover dan Firm
Size bersama-sama secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan”

Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Nilai Perusahaan

 


Rasio aktivitas dapat mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
mengelola aset-asetnya untuk menjalankan kegiatan operasional dalam
memperoleh hasil operasional berupa keuntungan yang maksimal. Semakin efektif
perusahaan dalam mengelola aset-asetnya maka keuntungan yang diperoleh akan
semakin maksimal. Hal ini akan menarik minat investor dan akan meningkatkan
nilai perusahaan.
Dalam penelitian Ista (2016), menyimpulkan bahwa rasio aktivitas
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
berpengaruhnya rasio aktivitas terhadap nilai perusahaan disebabkan karena
perusahaan-perusahaan tersebut sangat efektif dalam mengelola aset-asetnya untuk
menghasilkan penjualan yang tinggi. Penggunaan aset yang efektif ini lah yang
membuat perusahaan tidak ketergantungan terhadap hutang sebagai biaya
penjualan produk sebuah perusahaan. Sehingga penggunaan aset yang efektif dan
minimnya penggunaan hutang dalam membiayai penjualan dapat menghasilkan
keuntungan yang tinggi. Tingkat keefektifan ini lah yang menjadi acuan bagi para
calon investor untuk menanamkan modalnya. Maka tingkat kepercayaan investor
terhadap tingkat keefektifan dalam mengelola aset-asetnya untuk menghasilkan
keuntungan yang tinggi akan dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Berbeda dengan penelitian Fadli (2016), dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa rasio aktivitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa jika perusahaan tidak mampu menekan biaya-
biaya kegiatan operasionalnya maka akan mengakibatkan kurangnya keuntungan
yang diterima sebuah perusahaan. Jika aset mengalami penurunan maka penjualan
pun akan menurun yang akan mengakibatkan turunnya nilai dari perusahaan
tersebut di mata para pemegang saham yang ingin memperoleh keuntungan yang
tinggi. Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan keefektifan dalam
mengelola aset yang dimiliki sehingga dapat mempertahankan tingkat
kebutuhannya.

Indikator Efektivitas Kerja

 


Indikator efektivitas kerja menurutFitria Ulpah (2016) adalah sebagai berikut :

  1. Kemampuan
    Yaitu suatu kemampuan yang didapat melalui proses pembelajaran karyawan atau
    latar belakang pendidikan.
  2. Keterampilan
    Yaitu keterampilan karyawan berhubungan dengan pendidikan yang di dapat saat
    proses pembelajaran seperti kursus computer, kursus bahasa.
  3. Pengetahuan
    Pengetahuan merupakan sesuatu yang didapat seseorang dalam proses edukasi
    maupun pengalaman saat bekerja yang di alami atas suatu objek.
  4. Sikap
    Pernyataan evaluative terhadap objek orang atau peristiwa (mencerminkan perasaan
    seseorang terhadap sesuatu).
  5. Motivasi
    Yaitu prose meyakinkan diri sendiri maupun orang lain bahwa kita bisa
    melakukannya atau semangat kerja dalam menyelesaikan pekerjaan tugasnya.
  6. Stres
    Yaitu suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidak seimbangan fisik
    dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang
    karyawan

Ukuran Pencapaian Efektivitas Kerja

 


Adapun kriteria atau ukuran pencapaian tujuan efektifitas kerjayang dikemukakan
Siagian (2008), yaitu:
1.Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supayakaryawan dalam
pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dantujuan organisasi dapat tercapai.

  1. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategiadalah “pada jalan” yang
    diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalammencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar
    para implementer tidaktersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.
  2. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitandengan tujuan yang hendak
    dicapai dan strategi yang telahditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-
    tujuandengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.
  3. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskansekarang apa yang dikerjakan
    oleh organisasi dimasa depan.
  4. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatuprogram apabila tidak
    dilaksanakan secara efektif dan efisien makaorganisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya,
    karena denganpelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.
  5. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidikmengingat sifat manusia yang
    tidak sempurna maka efektivitas organisasimenuntut terdapatnya sistem pengawasan dan
    pengendalian.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

 


Ukuran dapat dilihat dari besar kecilnya suatu total aset dalam sebuah
perusahaan. Semakin besar ukuran maka semakin besar pula peluang perusahaan
untuk melakukan ekspansi perusahaan dalam mendirikan usaha yang baru dan lebih
besar dari yang sebelumnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar pula.
Hal ini akan menarik minat investor dan akan meningkatkan nilai perusahaan.
Dalam penelitian Khoirul et al (2019), menyimpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang positif terhadap nilai
perusahaan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa besar kecilnya suatu ukuran
perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menanggung
suatu risiko yang sedang dihadapi atau yang akan muncul dalam berbagai situasi
apapun selama melakukan kegiatan operasionalnya. Dengan begitu perusahaan
dengan ukuran perusahaan yang lebih besar akan dapat menanggung risiko yang
lebih baik ketika mengembangkan usahanya untuk menghasilkan keuntungan yang
lebih besar pula. Sehingga return saham yang diperoleh oleh para pemegang saham
akan lebih besar juga. Oleh karena itu para investor akan memilih perusahaan yang
memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar dengan harapan mendapatkan return
saham yang lebih besar juga.
Berbeda dengan penelitian Atika (2018), dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa besar kecilnya
suatu ukuran perusahaan dinilai tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Karena ukuran perusahaan dinilai dari total aset yang dimiliki sebuah perusahaan
untuk menjalankan setiap kegiatan operasionalnya, semakin besar ukuran
perusahaan maka akan semakin besar pula biaya yang diperlukan untuk setiap
kegiatan operasionalnya.
Sumber biaya yang diperoleh perusahaan salah satunya adalah hutang yang
berasal dari pihak-pihak di luar perusahaan, dengan begitu dapat disimpulkan
bahwa semakin besar suatu ukuran perusahaan makan akan semakin besar pula
hutang yang dimiliki perusahaan tersebut. Risiko yang lebih besar dalam
perusahaan tersebut dinilai dapat memperbesar potensi terjadinya kebangkrutan.
Hal ini lah yang akan dapat menimbulkan kekhawatiran bagi para calon investor