Thursday, July 4, 2024

Pengertian Pengawasan

 


Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya.
Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan. Pengawasan harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang
menetapkan suatu rencana agar dapat dilaksanakan seefektif mungkin.
Menurut Siagian (2003) mengemukakan bahwa pengawasan adalah proses
pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin
agar supaya pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Manullang (2002) pengawasan
adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
menilainya dan bila perlu mengoreksi, dengan maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Menurut Sutikno (dalam Novianingsih, 2013) mengatakan bahwa
pengawasan merupakan proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk mengumpulkan data dalam usaha mengetahui ketercapaian
tujuan dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan itu. Menurut Brantas
(dalam Novianingsih, 2013) pengawasan merupakan suatu kegiatan yang bukan
hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, tetapi berusaha untuk menghindari
terjadinya kesalahan-kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat kesalahan-
kesalahan.
Menurut Julitriarsa dan Suprihantoro (1998) juga mengungkapkan tentang
pengertian pengawasan yaitu suatu tindakan atau proses kegiatan untuk
mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk demikian dilakukan
perbaikan dan mencegah terulangnya kembali kesalahan-kesalahan itu, begitu
pula menjaga agar pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang ditetapkan.
Sedangkan menurut Sarwoto (2010) mengatakan bahwa pengawasan adalah
kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai
dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendak

Aspek-Aspek Efektivitas Kerja

 


Pengukuran efektivitas kerja didasarkan pada beberapa hal seperti yang
dikemukakan oleh Siagian (1985) bahwa efektivitas kerja karyawan dapat diukur
dari beberapa hal yaitu:
a. Kejelasan Tujuan Yang Hendak Dicapai
Akan lebih lancar, tertib, dan efektif apabila dalam pribadi anggota
organisasi, telah tertanam kesadaran dan keyakinan yang mendalam bahwa
tercapainya tujuan organisasi pada dasarnya berarti tercapainya pula tujuan
mereka secara pribadi.
b. Kejelasan Strategi Pencapaian Tujuan
Merupakan langkah kedua dari pimpinan dalam mengelola organisasi
secara efektif dan efisien. Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien
tentunya sangat ditentukan oleh efektivitas kerja karyawan. Sedangkan
efektivitas kerja karyawan itu sendiri sangat mengharapkan kejelasan
strategi pencapaian tujuan, sehingga hal itu menjadi salah satu aspek dasar
pengukuran efektivitas kerja.
c. Proses Analisa dan Perumusan Kebijaksanaan Yang Mantap
Untuk mencapai efektivitas kerja memerlukan job deskripsi yang tegas
dengan job analisa yang jelas, sehingga proses memanage karyawan dapat
dilaksanakan dengan baik dan tepat.
d. Perencanaan Yang Matang
Merupakan acuan kerja setiap organisasi bila perencanaannya matang,
maka pelaksanaan yang dilakukan memungkinkan lancarnya proses kerja
yang efektif dan efisien. Karena perencanaan menjadi acuan untuk kerja,
dimana dalam perencanaan tersebut tertuang berbagai tujuan dan target,
maka rencana dapat dijadikan aspek dasar sebagai acuan pula untuk
mengevaluasi hasil kerja.
e. Penyusunan Program Yang Tepat
Pada hakekatnya adalah merumuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh
orang dimasa depan. Jelaslah bahwa salah satu aspek efektivitas kerja
adalah sampai sejauhmana memperkirakan keadaan yang dicapai,
mengambil keputusan dalam menghadapi masa depan, meningkatkan
orientasi masa depan, mengambil resiko yang telah diperhitungkan,
memperhitungkan faktor-faktor pembatas yang diduga akan menghadapi
dalam berbagai segi kehidupan organisasi, dan memperhitungkan situasi
lingkungan yang akan timbul baik yang bersifat politik, ekonomi, nilai-
nilai sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi.
f. Tersedianya Sarana dan Prasarana Kerja
Bila sarana kerja ternyata tidak lengkap, maka perkataan yang tepat adalah
bagaimana mencapai efektivitas kerja yang tinggi dengan sarana dan
prasarana yang ada. Pelaksanaan yang efektif dan akan tetapi tentunya
jauh berbeda hasil yang akan dicapai, bila perkataan itu diungkapkan oleh
seorang pemimpin dalam suatu organisassi yang sarana dan prasarananya
lengkap.
g. Pelaksanaan Yang Efektif dan Efisien
Kejelasan tujuan, tepatnya strategi, efektivitas proses perumusan
kebijakan, matangnya rencana, kelengkapan sarana memadai, semua itu
akan sangat kurang berarti bila pelaksanaan kerja secara operasional tidak
efektif dan tidak efisien. Karena dengan pelaksanaan itulah yang akan
mendekatkan suatu rencana atau harapan pada tujuan dengan target yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan yang efektif dan efisien dapat
dikatakan sebagai salah satu kunci yang akan menentukan efektifitas kerja
karyawan dalam pencapaian tujuan yang tinggi.
h. Sistem Pengawasan dan Pengendalian Yang Mendidik
Merupakan aspek terakhir yang mudah diucapkan tetapi sukar
dilaksanakan oleh seorang pimpinan. Banyak faktor yang dapat
membentuk pimpinan menjadi seorang pengawas dan pengendali yang
mendidik, misalnya dengan mendalami ilmu manajemen, pengalaman
kerja, sifat bawaan, tingkat IQ yang tinggi dan lain-lain. Semua faktor itu
dapat menjamin terbentuknya pengawas dan pengendali yang mendidik
bila hanya berdiri sendiri, biasanya kelemahan yang lain akan mudah
terlihat atau terasa oleh para karyawan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja

 


Untuk terwujudnya kerja yang efektif, ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Robert Heller (2002), faktor-faktor dalam
meningkatkan efektivitas kerja diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membuat Keputusan
Semua keputusan menyangkut rangkaian keputusan yang lain. Seperti
bilamana perlu diselesaikan, siapa yang terlibat dalam mengambil
keputusan dan alternatif atas sesuatu yang ditimbang tepatnya keputusan-
keputusan ini membantu kita dalam mengambil langkah yang tepat.
b. Menetapkan Tujuan
Tujuan adalah inti dari perencanaan baik untuk jangka panjang, menengah
atau pendek. Tujuan ini hendaknya tinggi namun dapat dicapai, tetapkan
tujuan jangka pendek yang menantang tapi pantas untuk membantu tim
mencapai tujuan utama.
c. Membangun Kerja Tim
Agar tim bekerja baik beberapa peran dimainkan tidak sendiri tetapi secara
bersama-sama. Peran pimpinan adalah membangun sebuah tim yang
berpikir dan bertindak bersama dengan kepentingan pribadi untuk
mencapai tujuan.
d. Memimpin Diskusi
Formal atau bukan melibatkan kelompok atau perorangan diskusi
memungkinkan orang saling berbagi ide atau pandangan dengan
memimpinnya kita bisa membuat pembicaraan mengenai apa yang akan
dipermasalahkan.
e. Menggunakan Rapat
Orang kerap kali mengadakan rapat tetapi sering tanpa tujuan dan pastikan
punya tujuan jelas dan tidak membuang waktu, tak perlu mengadakan
rapat hanya untuk memecahkan keputusan.
f. Menganalisa Masalah
Masalah adalah sesuatu yang sering dibatasi teka-teki hal yang rumit
dengan bersikap baik dan menganalisa masalahnya kita dapat mengatasi
semua hambatan dan menemukan solusinya.
g. Memberi Dukungan
Dengan kepercayaan sukar dibangun tetapi mudah dihilangkan. Hal ini
terjadi karena orang pada dasarnya tidak percaya pada orang lain. Sebagai
pemimpin kita harus berusaha dan memeliharanya dengan menunjukkan
kesetiaan dan dukungannya.
Menurut Reilly (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja:
a. Waktu
Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor
utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka
semakin banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat
efektivitas kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit.
b. Tugas
Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang
didelegasikan kepada karyawannya.
c. Produktivitas
Seorang karyawan mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam
bekerja tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik
demikian pula sebaliknya.
d. Motivasi
Pimpinan dapat mendorong karyawannya melalui perhatian pada
kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif. Semakin termotivasi karyawan
untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.
e. Evaluasi Kerja
Pimpinan memberikan dorongan, bantuan dan informasi kepada
karyawannya, sebaliknya karyawan harus melaksanakan tugas dengan baik
dan menyelesaikan untuk dievaluasi tugas terlaksana dengan baik atau
tidak.
f. Pengawasan
Dengan adanya pengawasan maka kinerja karyawan dapat terus terpantau
dan hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam pelaksanaan tugas.
g. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan
pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang karyawan
sewaktu bekerja.
h. Perlengkapan dan Fasilitas
Adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan oleh pimpinan dalam
bekerja. Fasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran
karyawan dalam bekerja. Semakin baik sarana yang disediakan oleh
perusahaan akan mempengaruhi semakin baiknya kerja seorang dalam
mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan

Pengertian Efektivitas Kerja

 


Menurut Sarwoto (1990), efektivitas kerja adalah pekerjaan baik corak,
mutu maupun kegunaannya sesuai dengan kebutuhan dalam mencapai tujuan
organisasi. Menurut Siagian (2005) efektivitas kerja adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan alat atau metode kerja yang digunakan, kemampuan untuk
memiliki tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Schermerhorn (dalam Susanti, 2008) menyatakan
bahwa “performance effectiveness is an output measure of task or goal
accomplishment” maksudnya efektivitas kerja adalah ukuran output dari
pencapaian tugas atau tujuan. Efektivitas terkait erat dengan pencapaian kinerja
baik individu, kelompok maupun organisasi. Upaya untuk mengukur kinerja dapat
didasarkan atas beberapa faktor, seperti sikap individu, perilaku individu, ataupun
hasil akhir

Karyawan

 


Karyawan dan perusahaan merupakan dua pihak yang saling membutuhkan
dan masing-masing mempunyai tujuan. Untuk mengusahakan integrasi antara
tujuan perusahaan dan tujuan karyawan, perlu diketahui apa yang menjadi
kebutuhan masing-masing pihak. Apabila seorang karyawan sudah terpenuhi
segala kebutuhannya maka dia akan mencapai kepuasan kerja dan memiliki
komitmen terhadap perusahaan.
Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan
dan kebutuhan yang beranekaragam. Kebutuhan ini bersifat fisik maupun non
fisik yang harus dipenuhi agar dapat hidup layak dan manusiawi. Hal ini
menyebabkan timbulnya suatu pendekatan yang berdasarkan pada kesejahteraan
karyawan dalam manajemen personalia. Karyawan harus mendapatkan perlakuan
sedemikian rupa sehingga kerjasama antara pimpinan dan karyawan sebagai
bawahan dapat berjalan dengan baik. Bila hubungan terjalin baik maka dengan
mudah mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan

Indikator-indikator efektivitas kerja

 


Indikator-indikator efektivitas kerja menurut Siagian (2018) adalah
sebagai berikut:
a. Standar waktu yang telah ditentukan
Proses pencapaian tujuan yang efektif tidak terlepas dari berapa lama
seseorang dapat menyelesaikan tugasnya. Karena baik atau tidaknya
pekerjaan sangat tergantung pada bagaimana tugas itu diselesaikan.
b. Hasil pekerjaan yang dicapai
Berarti pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan dengan waktu yang
telah direncanakan, sehingga hasil pekerjaan itu sesuai dengan yang
diharapkan baik itu dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
c. Biaya pengeluaran sesuai dengan rencana
Penganggaran biaya harus sesuai dengan apa yang direncanakan
sebelumnya, sehingga tidak menimbulkan penyelewengan biaya.
Setiap pengeluaran biaya tercantum secara terstruktur dan jelas agar
diketahui berapa biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Indikator efektivitas kerja menurut Ulfah (2016) adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan
Yaitu suatu kemampuan yang didapat melalui proses pembelajaran
karyawan atau latar belakang pendidikan.
b. Keterampilan
Yaitu keterampilan karyawan berhubungan dengan pendidikan yang
didapat saat proses pembelajaran seperti kursus komputer dan kursus
bahasa.
c. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan sesuatu yang didapat seseorang dalam proses
edukasi maupun pengalaman saat bekerja yang dialami atas suatu
objek.
d. Sikap
Pernyataan evaluative terhadap objek orang atau peristiwa
(mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu).
e. Motivasi
Yaitu proses meyakinkan diri sendiri maupun orang lain bahwa kita
bisa melakukannya atau semangat kerja dalam menyelesaikan
pekerjaan tugasnya.
f. Stres
Yaitu suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya
ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seorang karyawan.
Kurniawan (2005) mengatakan indikator efektivitas kerja diantaranya
ialah sebagai berikut:
a. Transparansi tujuan yang ingin diperoleh
Tujuannya supaya para pegawai tersebut memiliki tugas yang terarah
untuk dapat menjangkau target serta juga tujuan perusahaan tersebut
terpenuhi.
b. Transparansi strategi memperoleh tujuan
Hal ini meliputi pemutusan cara atau juga usaha untuk dapat mencapai
tujuan yang telah atau sudah diputuskan supaya digunakan yakni
sebagai petunjuk bagi para pekerja seperti pada penentuan pandangan
waktu, dampak serta juga penekanan usaha.
c. Mekanisme analisa serta perumusan kebijakan yang kukuh
Hal ini berhubungan dengan tujuan yang ingin diraih serta juga
strategi yang sudah atau telah diputuskan. Kebijakan yang dibuat
harus bisa atau dapat menyambungkan tujuan itu dengan usaha
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan operasional perusahaan.
d. Perencanaan yang mendetail
Rencana yang matang kemudian diperlukan untuk dapat mengambil
keputusan yang akan dipilih perusahaan untuk dapat mengembangkan
program dimasa yang akan datang.
e. Pembuatan program yang sesuai
Rencana yang telah atau sudah ditetapkan dijabarkan didalam
program agar pegawai tersebut dapat atau bisa memiliki pedoman.
f. Adanya sarana serta prasarana
Hal ini digunakan untuk dapat menyokong program supaya dapat
terlaksana dengan baik.
g. Implementasi yang efektif serta efisien
Apabila pengimplementasian program tidak efektif dan efisien maka
perusahaan tersebut tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
h. Penerapan sistem pengawasan serta pengendalian
Hal tersebut dilakukan yakni sebagai upaya pengaturan serta
pencegahan kemungkinan terjadinya penyimpangan saat program
dilaksanakan sehingga kedepannya tujuan perusahaan tersebut bisa
dicapai

Efektivitas Kerja

 


Saat ini perkembangan dan kemajuan diberbagai bidang selalu mengedepankan
efektivitas kerja para pegawai yang dapat menggerakkan sekaligus
menjalankan roda organisasi. efektivitas kerja dapat dilihat pada berbagai
kegiatan pada lembaga pemerintah maupun swasta. Terciptanya efektivitas
kerja yang baik dapat menjamin percepatan, kelancaran, pelayanan terhadap
masyarakat secara baik dan tepat. Keterpaduan tugas dan fungsi dapat
meningkatkan efektivitas kerja dalam organisasi.
Siagian (2018) mengatakan efektivitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan
tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian
tentang efektivitas kerja juga dikemukakan oleh beberapa ahli lainnya,
Menurut Sutarto (2012) Efektivitas kerja adalah suatu keadaan dimana aktifitas
jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia dapat mencapai hasil
akibat sesuai yang dikehendaki. Pendapat lain dikemukakan oleh Hasibuan
(2017) yang mengatakan efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang
menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai
tujuan meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan